Daihatsu Bertekad Pertahankan Posisi Merek Terlaris Nomor Dua
15 Oktober 2025, 10:00 WIB
Pajak mobil di Indonesia dinilai tinggi, revisi besarannya bisa tekan banderol kendaraan termasuk harga LCGC
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pajak mobil di Indonesia dinilai sebagai salah satu yang tertinggi di dunia. Hal tersebut dapat berkontribusi pada pelemahan daya beli di sektor otomotif belakangan ini.
Ditambah lagi gelombang demonstrasi pekan lalu turut menghambat perekonomian. Membuat target penjualan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) tampak sulit diraih.
Beberapa model menyasar pembeli mobil pertama justru mengalami kenaikan harga secara perlahan. Bahkan ada model Low Cost Green Car (LCGC) tembus Rp 200 jutaan.
Melihat fenomena itu, peninjauan ulang besaran pajak mobil bisa menjadi salah satu solusi dalam menekan harga mobil.
Tidak dilakukan semerta-merta, tetapi dengan memperhatikan kriteria tertentu seperti emisi serta besaran Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“Untuk mobil mass-market rendah emisi atau tinggi lokal konten, total pajak pembelian optimal bagi permintaan sekaligus fiskal daerah biasanya di kisaran 15 persen sampai 20 persen dari harga sebelum pajak,” kata Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank kepada KatadataOTO belum lama ini.
Angka tersebut dinilai masih tetap bisa menguntungkan bagi manufaktur dan pendapatan daerah dan menjaga keterjangkauan bagi para konsumen.
Mengingat LCGC jadi satu jenis kendaraan yang jadi opsi, khususnya buat masyarakat saat ingin beralih dari sepeda motor.
Mengimbangi regulasi tersebut, pajak kendaraan dengan emisi tinggi dapat ditetapkan lebih besar.
“Bisa dinaikkan bertahap ke 25 persen sampai 40 persen disertai pajak tahunan berbasis emisi, kubikasi atau berat,” kata Josua.
Sebagai gambaran, harga LCGC Toyota Agya per September 2025 adalah Rp 173,2 juta untuk tipe E transmisi manual dan varian G CVT Rp 197,1 juta.
Jika dibedah, Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB) masing-masing model adalah Rp 137 juta dan Rp 151 juta.
Artinya ada selisih Rp 36,2 juta sampai Rp 46,1 juta imbas penambahan pajak dan biaya-biaya lain sebelum harga OTR.
Sementara jika menggunakan skema pajak mulai dari 15 persen dari harga sebelum pajak angkanya bisa ditekan menjadi Rp 157 juta sampai Rp 173 buat varian teratas G CVT.
Besaran pajak tahunan menurut Josua turut menjadi perhatian. Penerapan opsen di sejumlah daerah bisa dialihkan ke tarif lain dengan mempertimbangkan emisi.
“Kombinasi ini menjaga keterjangkauan kelas menengah bawah. Selaras dengan bukti bahwa segmen di bawah Rp 500 juta adalah tulang punggung pasar dan paling sensitif terhadap kenaikan harga,” ucap Josua.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
15 Oktober 2025, 10:00 WIB
14 Oktober 2025, 12:00 WIB
13 Oktober 2025, 12:00 WIB
30 September 2025, 18:17 WIB
19 September 2025, 07:00 WIB
Terkini
22 Oktober 2025, 08:00 WIB
Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan ungkap sudah siapkan anggaran beli Pindad Maung tapi terkendala industri
22 Oktober 2025, 07:00 WIB
Masyarakat harus menyiapkan biaya pembuatan dan perpanjangan SIM agar proses dapat berjalan dengan lancar
22 Oktober 2025, 06:00 WIB
Hari ini salah satu lokasi SIM keliling Bandung yang bisa didatangi oleh masyarakat ada di ITC Kebon Pala
22 Oktober 2025, 06:00 WIB
Beroperasi di waktu yang terbatas, berikut rangkuman informasi lengkap layanan SIM keliling Jakarta hari ini
22 Oktober 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta kembali digelar pemerintah, hindari dengan mencari jalur alternatif yang tersedia
21 Oktober 2025, 19:25 WIB
Arief Muhammad memodifikasi BAIC BJ40 Plus miliknya, tambah komponen untuk mendukung aktivitas offroad
21 Oktober 2025, 18:00 WIB
Berbagai faktor perlu dipersiapkan oleh pemerintah sebelum menggencarkan penggunaan BBM campuran etanol di RI
21 Oktober 2025, 17:00 WIB
Cina menetapkan standar baru untuk proses daur ulang baterai mobil listrik agar menjadi lebih ramah lingkungan