Geely Livan Smurf Diperkenalkan, EV Mungil Rp 80 Jutaan
19 Agustus 2025, 21:00 WIB
Kehadiran produk asal China akan sebabkan perang harga mobil listrik di Eropa dan ancam pabrikan lokal
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Perang harga mobil listrik di Eropa akan menjadi kenyataan setelah produsen China mengembangkan pasarnya ke Benua Biru. Kondisi tersebut membuat pabrikan lokal terancam karena model yang mereka jual memiliki banderol lebih mahal sehingga sulit berkompetisi.
Hal ini disampaikan oleh Carlos Tavares, CEO Stellantis beberapa waktu lalu. Menurutnya bila tidak ada kebijakan politik untuk mendukung maka produsen mobil Eropa seperti grup Stellantis (Peugeot PSA Group, Chrysler, Opel, Citroen, Dodge dan masih banyak lagi), BMW dan Volkswagen akan terancam.
“Perbedaan harga antara kendaraan Eropa dan China sangat signifikan. Jika tidak ada perubahan dalam situasi saat ini maka pelanggan Eropa dari kelas menegah akan beralih ke mobil China,” ungkapnya.
Ia bahkan mengibaratkan para produsen mobil Eropa sekarang tengah berjuang dengan satu tangan terikat di belakang. Pasalnya ada aturan di Eropa yang membuat kendaraan buatan benua biru lebih mahal 40 persen dibandingkan produk China.
Sebagai contoh MG4 EV varian terendah dijual USD 13.000 atau setara Rp201 juta lebih murah dibanding Volkswagen ID.3 termurah. Selisih harga tersebut dinilai cukup jauh sehingga sulit berkompetisi di pasar.
Keresahannya memang sangat beralasan mengingat kejadian serupa pernah terjadi beberapa dekade lalu. Pada 1960-an dan 1970-an telah terjadi persaingan industri sepeda motor Inggris melawan kendaraan roda dua asal Jepang.
Tavares pun menambahkan bahwa bila para pemimpin negara-negara Eropa gagal memberikan dukungan, maka mereka terpaksa memindahkan lokasi pabrik. Hal ini harus dilakukan untuk mengurangi biaya produksi serta bersaing dengan model asal China.
Ia bahkan memberikan beberapa saran untuk dijadikan solusi altenatif agar kondisi terburuk dapat terhindari. Salah satunya adalah dengan melakukan perubahan kesepakatan perdagangan yang bisa membatasi industri Eropa di China.
Langkah ini tentu tidak populer karena sejumlah perusahaan Jerman akan menentangnya. Bagaimana pun politisi Eropa harus menghadapi beragam pilihan sulit namun mereka harus mengambil keputusan secara cepat.
“Jika tidak ada langkah signifikan yang dilakukan oleh para pemimpin Uni Eropa maka perang perdangan dapat terjadi secara mengerikan,” tegasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
19 Agustus 2025, 21:00 WIB
18 Agustus 2025, 17:00 WIB
18 Agustus 2025, 15:00 WIB
14 Agustus 2025, 20:00 WIB
14 Agustus 2025, 17:00 WIB
Terkini
20 Agustus 2025, 20:00 WIB
Honda Beat One Piece edisi Sanji diperkenalkan untuk menjadi varian terakhir untuk bisa dimiliki para nakama
20 Agustus 2025, 19:00 WIB
SUV ramah lingkungan BYD Sealion 7 Hybrid bakal dijual dengan harga kompetitif, ini bocoran spesifikasinya
20 Agustus 2025, 18:52 WIB
Honda Step Wgn menyuguhkan berbagai fitur berguna yang tidak hanya sekadar gimmick, cocok untuk keluarga
20 Agustus 2025, 18:00 WIB
Rigamonta mengaku siap membantu Francesco Bagnaia agar kembali kompetitif di MotoGP 2025 jika diminta
20 Agustus 2025, 17:00 WIB
Dengan harga LCGC yang mulai tembus Rp 200 jutaan, konsumen dinilai mulai beralih membeli mobil bekas
20 Agustus 2025, 16:00 WIB
Pramono Anung, Gubernur DKI Jakarta meminta seluruh jajarannya untuk menangani macet di TB Simatupang
20 Agustus 2025, 15:00 WIB
Opsen pajak buat kendaraan bermotor masih berlaku sepanjang 2025, Honda kembali bersiap hadapi dampaknya
20 Agustus 2025, 14:00 WIB
Sejumlah harga mobil LCGC dari Daihatsu seperti Ayla dan Sigra terpantau turun bulan ini atau Agustus 2025