Pabrik CATL di Indonesia Mulai Beroperasi Maret 2026
16 Mei 2025, 16:00 WIB
Kehadiran produk asal China akan sebabkan perang harga mobil listrik di Eropa dan ancam pabrikan lokal
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Perang harga mobil listrik di Eropa akan menjadi kenyataan setelah produsen China mengembangkan pasarnya ke Benua Biru. Kondisi tersebut membuat pabrikan lokal terancam karena model yang mereka jual memiliki banderol lebih mahal sehingga sulit berkompetisi.
Hal ini disampaikan oleh Carlos Tavares, CEO Stellantis beberapa waktu lalu. Menurutnya bila tidak ada kebijakan politik untuk mendukung maka produsen mobil Eropa seperti grup Stellantis (Peugeot PSA Group, Chrysler, Opel, Citroen, Dodge dan masih banyak lagi), BMW dan Volkswagen akan terancam.
“Perbedaan harga antara kendaraan Eropa dan China sangat signifikan. Jika tidak ada perubahan dalam situasi saat ini maka pelanggan Eropa dari kelas menegah akan beralih ke mobil China,” ungkapnya.
Ia bahkan mengibaratkan para produsen mobil Eropa sekarang tengah berjuang dengan satu tangan terikat di belakang. Pasalnya ada aturan di Eropa yang membuat kendaraan buatan benua biru lebih mahal 40 persen dibandingkan produk China.
Sebagai contoh MG4 EV varian terendah dijual USD 13.000 atau setara Rp201 juta lebih murah dibanding Volkswagen ID.3 termurah. Selisih harga tersebut dinilai cukup jauh sehingga sulit berkompetisi di pasar.
Keresahannya memang sangat beralasan mengingat kejadian serupa pernah terjadi beberapa dekade lalu. Pada 1960-an dan 1970-an telah terjadi persaingan industri sepeda motor Inggris melawan kendaraan roda dua asal Jepang.
Tavares pun menambahkan bahwa bila para pemimpin negara-negara Eropa gagal memberikan dukungan, maka mereka terpaksa memindahkan lokasi pabrik. Hal ini harus dilakukan untuk mengurangi biaya produksi serta bersaing dengan model asal China.
Ia bahkan memberikan beberapa saran untuk dijadikan solusi altenatif agar kondisi terburuk dapat terhindari. Salah satunya adalah dengan melakukan perubahan kesepakatan perdagangan yang bisa membatasi industri Eropa di China.
Langkah ini tentu tidak populer karena sejumlah perusahaan Jerman akan menentangnya. Bagaimana pun politisi Eropa harus menghadapi beragam pilihan sulit namun mereka harus mengambil keputusan secara cepat.
“Jika tidak ada langkah signifikan yang dilakukan oleh para pemimpin Uni Eropa maka perang perdangan dapat terjadi secara mengerikan,” tegasnya.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
16 Mei 2025, 16:00 WIB
16 Mei 2025, 15:00 WIB
16 Mei 2025, 08:00 WIB
15 Mei 2025, 21:00 WIB
15 Mei 2025, 19:00 WIB
Terkini
17 Mei 2025, 13:00 WIB
Damri siapkan 200 bus listrik baru sebagai armada TransJakarta yang jadi andalan mobilitas warga Ibu Kota
17 Mei 2025, 11:00 WIB
Kehadiran Chery Tiggo 8 CSH mencuri perhatian penggemar otomotif di Indonesia karena harganya terjangkau
17 Mei 2025, 09:00 WIB
Bakal fokus mempersiapkan kehadiran DST Concept, Mitsubishi masih belum mau luncurkan Xpander Hybrid di RI
17 Mei 2025, 07:15 WIB
Penjualan Mitsubishi tahun fiskal 2024 kembali turun, Xpander pun berhasl menjadi penyelamat perusahaan
16 Mei 2025, 21:00 WIB
Toyota Indonesia gelar pendampingan TEY di Sumatera Barat untuk mematangkan visi dan misi proposal proyek lingkungan
16 Mei 2025, 20:22 WIB
PT MMKSI resmi meluncurkan versi terbaru Mitsubishi Xpander dan Xpander Cross hari ini, simak daftar harganya
16 Mei 2025, 18:00 WIB
Toyota bZ4X Touring atau bZ Woodland punya dimensi sedikit lebih panjang dan tampilannya semakin sporti
16 Mei 2025, 17:37 WIB
Berbagai merek premium termasuk Porsche menghadapi tantangan berat di era elektrifikasi, hadapi produk Cina