Ini Jenis Mobil yang Banyak Dipakai di Jepang, LCGC Negeri Sakura
30 September 2025, 18:17 WIB
Harga mobil baru di Indonesia naik tujuh persen tiap tahun, manufaktur sebut ada berbagai faktor di baliknya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Daya beli masyarakat di sektor otomotif dinilai belum membaik sepenuhnya. Ada banyak tantangan yang dihadapi oleh industri maupun konsumen.
Ditambah lagi faktanya, pengamat menyorot bahwa harga mobil baru di Indonesia naik tujuh persen setiap tahunnya.
Terlihat dari banderol Low Cost Green Car (LCGC) yang dahulu dijual di bawah Rp 100 jutaan saat peluncuran perdananya di 2013.
“Di 2013, LCGC mulai Rp 85 jutaan. Tiap tahun naik tujuh persen, akar masalahnya itu,” kata Yannes Martinus Pasaribu, akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) dan pengamat otomotif, di Tangerang beberapa waktu lalu.
Selain itu, kenaikan harga mobil tampak tidak diiringi kenaikan pendapatan masyarakat. Sehingga daya beli kebutuhan tersier tidak ikut naik.
“Tadi disebutkan di Malaysia stabil harganya. Tetapi di kita naik tujuh persen, ini bisa ditanyakan (ke pelaku industri),” kata Yannes.
Menanggapi hal tersebut, perwakilan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) sebagai produsen mengungkapkan ada alasan di balik naiknya harga mobil setiap tahun.
“Sebetulnya kenaikan itu bukan yang kita mau, artinya ketika kita impor ada efek exchange rate fluktuatif. Rupiah melemah, kita beli semakin mahal,” ungkap Shodiq Wicaksono, Managing Director PT SIS dalam kesempatan sama.
Dia menjelaskan, sebagian material kendaraan yang masih diimpor ikut kena dampak saat terjadi ketidakstabilan nilai tukar mata uang.
Meskipun jika ditelaah lebih rinci, Shodiq menegaskan masih ada banyak faktor lain penyebab harga mobil mengalami kenaikan tujuh persen per tahun.
Misalnya kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) jadi 12 persen yang diberlakukan di 2025. Kebijakan itu disebut membuat harga mobil baru mengalami kenaikan dari Rp 2 juta sampai Rp 4 jutaan ke atas.
“Harapannya mungkin tadi dari sisi perbaikan kondisi ekonomi. Pendatapan (masyarakat) lebih tinggi, akhirnya bisa menstimulasi (penjualan mobil),” kata Shodiq.
Sekadar informasi, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) disebut berniat melakukan revisi target penjualan imbas kondisi yang tak kunjung membaik sampai pertengahan 2025.
“Saya akan lihat bulan Juli (atau) Agustus, kita akan lakukan revisi atau tidak. Tetapi rasanya mungkin akan ada revisi,” kata Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo.
Sebelumnya target awal wholesales (penyaluran dari pabrik ke diler) mobil baru adalah 850 ribu kendaraan dengan potensi koreksi 750 ribu unit.
Sempat ada proyeksi bahwa kenaikan masih mungkin terjadi, dengan angka maksimum 900 ribu unit.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
30 September 2025, 18:17 WIB
30 September 2025, 17:30 WIB
26 September 2025, 17:00 WIB
25 September 2025, 10:00 WIB
24 September 2025, 11:00 WIB
Terkini
30 September 2025, 22:00 WIB
Bus hidrogen hasil dari pengembangan Isuzu bareng Toyota akan dijadikan sebagai alat transportasi umum
30 September 2025, 21:00 WIB
Motor milik Francesco Bagnaia sempat berasap menjelang akhir MotoGP Jepang 2025, penyebabnya masih misterius
30 September 2025, 20:13 WIB
Castrol Indonesia menghadirkan pembalap MotoGP Johann Zarco dalam peluncuran produk pelumas terbarunya
30 September 2025, 18:17 WIB
Jepang memiliki versi LCGC-nya sendiri yang banyak digunakan termasuk di area perkotaan yakni kei car
30 September 2025, 17:30 WIB
Cina bakal memperketat ekspor kendaraan listrik mulai tahun depan untuk jaga reputasi perusahaan di pasar global
30 September 2025, 15:00 WIB
Bos Aprilia memberikan tanggapan setelah kedua pembalapnya terlibat kecelakaan pada MotoGP Jepang 2025
30 September 2025, 14:00 WIB
Banyak pihak yang menantikan Marc Marquez meraih kemenangan di MotoGP Mandalika 2025 di akhir pekan nanti
30 September 2025, 13:00 WIB
Honda ADV 160 terbaru sukses membukukan penjualan sampai ratusan unit selama lima hari IMOS 2025 berlangsung