Mahindra Bakal Bawa Mobil Penumpang ke Indonesia Tahun Depan
05 Desember 2025, 20:05 WIB
Demo di sejumlah lokasi masih berlangsung hari ini Selasa (02/09), aksi tersebut berpeluang merugikan
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Industri otomotif tengah menghadapi tantangan sangat serius akhir-akhir ini. Apalagi setelah digelarnya demo di berbagai wilayah di Indonesia.
Dimulai sejak Senin (25/08), aksi demostrasi terus meluas serta melebar. Bahkan terjadi penjarahan di beberapa rumah pejabat negara.
Seperti Contoh Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Eko Patrio sampai Sri Mulyani, Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia.
Meski demo di Jakarta sudah sedikit mereda, namun di sejumlah daerah masih memanas. Misal di Kota Bandung yang berlangsung sampai Selasa (02/09) dini hari.
Situasi mencekam pecah di kawasan Universitas Islam bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas). Dua kampus tersebut ditembaki gas air mata oleh kepolisian.
Di sisi lain beberapa aksi demo dikabarkan masih akan digelar di Jakarta pada pekan ini. Aktivitas perkantoran maupun bisnis kian terganggu.
“Demonstrasi meningkatkan persepsi ketidakpastian pendapatan. Membuat rumah tangga menunda pembelian barang tahan lama,” ungkap Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank kepada KatadataOTO belum lama ini.
Lebih jauh Josua mengungkapkan para perusahaan pembiayaan menunjukan gejala down trading. Ia menjelaskan bahwa kredit mobil bekas tumbuh sampai dua digit.
Sementara kredit mobil baru justru menyusut. Para kreditur cenderung memperketat seleksi konsumen yang akan memboyong kendaraan.
Lalu uang muka untuk mencicil kendaraan roda empat turut dinaikan. Situasi tersebut otomatis menekan penjualan unit baru.
“Pada puncak aksi banyak kantor beralih Work From Home (WFH) dan ruas utama ditutup. Ini mengganggu traffic showroom serta distribusi harian di Jakarta,” lanjut Josua.
Aksi penyampaian pendapat yang tidak kunjung selesai turut membuat rupiah terdepresiasi. Berpotensi mengerek biaya produksi atau pengiriman mobil Completely Built Up (CBU).
Jika hal tersebut terjadi, maka harga On The Road (OTR) mobil-mobil CBU bakal melambung tinggi serta margin para pabrikan tergerus.
“Guncangan demo (juga) memperburuk ‘wait-and-see” konsumen. Sehingga risiko penjualan kuartal (tiga) berjalan makin lemah, terutama di mass-market seperti LCGC dan low MPV,” tegas Josua.
Melihat berbagai dampak buruk di atas, pemerintah diminta segera membuat kondisi di sejumlah daerah kembali kondusif.
Jika tidak maka industri otomotif terutama penjualan mobil baru akan semakin berdarah-darah ke depan.
Tentu dalam jangka panjang ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal, kian menghantui para pabrikan dan pelaku industri komponen.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
05 Desember 2025, 20:05 WIB
03 Desember 2025, 13:25 WIB
03 Desember 2025, 09:00 WIB
02 Desember 2025, 21:32 WIB
02 Desember 2025, 18:00 WIB
Terkini
06 Desember 2025, 13:00 WIB
Mahindra menyerahkan 4 mobil Scorpio untuk bantu pemerintah mengatasi bencana banjir Sumatera yang baru terjadi
06 Desember 2025, 11:00 WIB
Shell bisa segera menjajakan BBM mereka kepada para pengendara di Indonesia setelah kehabisan stok produk
06 Desember 2025, 09:00 WIB
Airlangga menerangkan bahwa kehadiran Chery, BYD hingga Hyundai membawa dampak positif bagi industri otomotif
06 Desember 2025, 07:00 WIB
Chery menyiapkan 10 unit mobil terdiri dari Tiggo 9 CSH, Tiggo 8 CSH sampai Tiggo Cross untuk mobilitas atlet
05 Desember 2025, 21:00 WIB
Motor yang terendam banjir Sumatera dan Malang berisiko terjadi kerusakan jika tidak ditangani secara benar
05 Desember 2025, 20:05 WIB
Mahindra berencana bawa mobil penumpang ke Indonesia tahun depan untuk menarik lebih banyak pelanggan
05 Desember 2025, 19:00 WIB
PUBG Mobile dan Porsche resmi jalin kerja sama, hadirkan pengalaman baru dan unik buat para penggunanya
05 Desember 2025, 18:00 WIB
Belasan ribu masyarakat umum beserta komunitas hadiri Gesrek Festival yang digelar di akhir November 2025