Menperin Tegaskan Kesiapan Industri untuk Produksi Mobil Nasional
24 Oktober 2025, 07:00 WIB
Insentif kendaraan listrik CBU dipastikan berakhir di akhir 2025 dan pabrikan sudah harus mulai melakukan produksi di Tanah Air
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Pabrikan mobil listrik selama ini sudah dimanjakan oleh beragam kemudahan. Salah satunya adalah dengan diberikannya insentif berupa peniadaan bea masuk dan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah.
Tujuannya adalah memudahkan industri otomotif khususnya kendaraan listrik berkembang di Indonesia. Aturan tersebut pun dimanfaatkan oleh banyak pabrikan dunia untuk masuk ke Tanah Air dengan menjual mobil secara CBU.
Namun situasi tersebut akan berubah tahun depan karena pemerintah memastikan tidak memperpanjang insentif tahun depan. Seluruh pabrikan di Indonesia sudah harus memproduksi kendaraan listrik secara lokal agar mendapat insentif.
“Kalau untuk insentif manufaktur sekarang masih cukup tegas bahwa tahun ini selesai karena kami tidak mau lagi nanti impor lebih banyak,” ungkap Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.
Ia mengungkap bahwa pada 2024 saja, impor kendaraan listrik sudah mencapai 18 ribu unit. Angka itu naik sembilan kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Sementara di 2025, volume impor kendaraan listrik CBU akan naik lebih dari 250 persen menjadi 65.000 unit. Sehingga total penjualan EV diprediksi mencapai 100 ribu unit dengan produksi lokal diperkirakan 35 ribu unit.
Meski demikian dirinya mengakui bahwa pemerintah tetap harus memberi insentif agar pabrikan kendaraan listrik bisa kompetitif di mata masyarakat. Hanya saja bentuknya harus dipikirkan secara matang agar mendapat hasil optimal.
“Tapi untuk insentif pembelian masih perlu dipertimbangkan apakah dilanjutkan dengan aturan serupa atau tidak. Ini harus mendapat masukan dari pelaku industri,” ungkapnya kemudian.
Menariknya, ia juga melihat insentif non fiskal sebagai sesuatu yang harus lebih diperkuat. Hal ini karena masyarakat menyambut baik kebijakan tersebut sebagai pertimbangan saat melakukan pembelian.
“Contoh insentif non fiskal yang sukses adalah bebas ganjil genap,” tegasnya.
Oleh sebab itu pihaknya tengah mempertimbangkan kebijakan non fiskal apa lagi yang bisa diberikan untuk masyarakat sehingga perkembangan kendaraan listrik bisa lebih optimal.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
24 Oktober 2025, 07:00 WIB
21 Oktober 2025, 15:00 WIB
21 Oktober 2025, 07:00 WIB
20 Oktober 2025, 12:00 WIB
19 Oktober 2025, 07:00 WIB
Terkini
26 Oktober 2025, 10:10 WIB
Perluasan mandatori etanol 10 persen menjadi 15 persen tuai protes di Amerika Serikat, ini alasannya
26 Oktober 2025, 07:15 WIB
Atta Halilintar memiliki koleksi kendaraan yang cukup beragam dan beberapa diantaranya sudah dimodifikasi
25 Oktober 2025, 19:00 WIB
Chery Tiggo Cross CSH mendapatkan respons positif dari konsumen, mulai diserahkan ke 1.000 konsumen pertama
25 Oktober 2025, 17:00 WIB
Vinfast di Indonesia terus mengembangkan lini bisnis untuk mendukung pemerintah mewujudkan energi bersih
25 Oktober 2025, 15:14 WIB
Francesco Bagnaia memenangkan Sprint Race MotoGP Malaysia 2025, disusul Alex Marquez dan Fermin Aldeguer
25 Oktober 2025, 09:00 WIB
Tiga siswa berhasil memperoleh penghargaan di AHM Best Student 2025 berkat inovasinya di bidang lingkungan
25 Oktober 2025, 09:00 WIB
Kakorlantas berkomitmen agar ETLE diperkuat kehadirannya di seluruh wilayan Indonesia khususnya di pulau Jawa
25 Oktober 2025, 07:00 WIB
Demi memanjakan para konsumen di Tanah Air, Changan berencana memboyong Deepal S05 varian REEV tahun depan