BYD Seal Bekas Mulai Beredar, Harga Lebih Terjangkau
18 Mei 2025, 10:00 WIB
Nilai pemalsuan emas Antam mencapai Rp 104,5 triliun atau enam kali lebih besar investasi BYD di Tanah Air
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Kasus korupsi emas Antam masih terus dibahas. Terbaru Kejagung (Kejaksaan Agung) telah menetapkan enam tersangka.
Masing-masing adalah TK selaku GM UBPPLN (General Manager Unit Bisnis Pengelolaan dan Pemurnian Logam Mulia) periode 2010-2011 serta HN periode 2011-2013.
Lalu ada DM periode 2013-2017, AH periode 2017-2019, MAA periode 2019-2021 terakhir adalah ID periode 2021-2022.
Keenam orang itu disebut menyalahgunakan wewenang dengan melakukan aktivitas ilegal terhadap jasa manufaktur yang seharusnya berupa kegiatan peleburan, pemurnian maupun pencetakan logam mulia.
Mereka dengan sadar melawan hukum serta tanpa kewenangan melekatkan logam mulia milik swasta sama merk Antam
“Para tersangka mengetahui bahwa pelekatan merk LM (Logam Mulia) Antam ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan,” ujar Agung Kuntadi, Direktur Penyidikan Jampidsus Kejaksaan seperti diberitakan Katadata sebelumnya.
Lebih jauh Kuntadi menjelaskan kalau penggunaan mereka LM Antam harus didahului dengan kontrak kerja dan ada perhitungan biaya yang harus dibayar.
Akibat perbuatan mereka dari 2010 sampai 2022 tercetak emas Antam dengan berbagai ukuran sejumlah 109 ton. Kemudian diedarkan ke pasar bersamaan logam mulia yang asli.
Sementara jika dikonversi ke harga emas Antam saat ini, nilainya terbilang fantastis. Total menyentuh angka Rp 140,5 triliun.
Di sisi lain, angka di atas jauh lebih besar dari Investasi BYD di Tanah Air. Menurut Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian, manufaktur asal China tersebut menanamkan modalnya 1,3 miliar dolar Amerika Serikat setara Rp 21,1 miliaran (Kurs Rp 16.245).
BYD sendiri langsung memperkenalkan tiga mobil listrik unggulan yakni Dolphin, Atto 3 dan Seal. Diharapkan bisa menggoda konsumen di Tanah Air.
Mereka juga berencana membangun pabrik perakitan mobil listrik. Nantinya fasilitas tersebut bakal berdiri di Kawasan Industri Subang Smartpolitan, Jawa Barat.
Pabrik BYD dibangun di area Fase 2 Subang Smartpolitan, tepatnya di bagian utara kawasan tersebut dengan memanfaatkan lahan seluas 108 hektar.
Kemudian BYD turut membuat pusat penelitian, pengembangan serta pelatihan di area itu. Sehingga bisa menghadirkan mobil listrik yang sesuai kebutuhan konsumen.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
18 Mei 2025, 10:00 WIB
16 Mei 2025, 17:37 WIB
16 Mei 2025, 15:00 WIB
16 Mei 2025, 07:00 WIB
14 Mei 2025, 18:47 WIB
Terkini
19 Mei 2025, 19:00 WIB
Marc Marquez bakal kembali berburu poin di MotoGP Inggris 2025 untuk mengokohkan posisi di puncak klasemen
19 Mei 2025, 18:00 WIB
Gofar Hilman ubah Suzuki S-Presso jadi menyerupai Jimny dengan penambahan beragam body kit kustom menarik
19 Mei 2025, 17:00 WIB
Honda resmi menjual mobil listrik e:N1 secara terbatas di Malaysia, harganya mulai dari Rp 573 jutaan
19 Mei 2025, 16:01 WIB
Pengguna smartphone alami kerusakan kamera HP setelah merekam sensor Lidar Volvo EX90, ini penyebabnya
19 Mei 2025, 15:32 WIB
500 ribu ojol siap menggeruduk Jakarta besok untuk melakukan demo di sejumlah lokasi yang telah ditentukan
19 Mei 2025, 14:00 WIB
Harga mobil Daihatsu di sejumlah daerah berpeluang naik apabila diskon opsen ditiadakan oleh Pemda setempat
19 Mei 2025, 13:00 WIB
Wamenperin menilai kehadiran Chery Tiggo 8 CSH bisa menambah opsi kendaraan ramah lingkungan di Tanah Air
19 Mei 2025, 12:00 WIB
Mitsubishi bakal buka 10 diler di 2025 untuk menyambut model baru yang akan diluncurkan dalam waktu dekat