BYD Makin Gencar di Asia Tenggara, Produsen Jepang Wajib Waspada
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Nilai pemalsuan emas Antam mencapai Rp 104,5 triliun atau enam kali lebih besar investasi BYD di Tanah Air
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Kasus korupsi emas Antam masih terus dibahas. Terbaru Kejagung (Kejaksaan Agung) telah menetapkan enam tersangka.
Masing-masing adalah TK selaku GM UBPPLN (General Manager Unit Bisnis Pengelolaan dan Pemurnian Logam Mulia) periode 2010-2011 serta HN periode 2011-2013.
Lalu ada DM periode 2013-2017, AH periode 2017-2019, MAA periode 2019-2021 terakhir adalah ID periode 2021-2022.
Keenam orang itu disebut menyalahgunakan wewenang dengan melakukan aktivitas ilegal terhadap jasa manufaktur yang seharusnya berupa kegiatan peleburan, pemurnian maupun pencetakan logam mulia.
Mereka dengan sadar melawan hukum serta tanpa kewenangan melekatkan logam mulia milik swasta sama merk Antam
“Para tersangka mengetahui bahwa pelekatan merk LM (Logam Mulia) Antam ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan,” ujar Agung Kuntadi, Direktur Penyidikan Jampidsus Kejaksaan seperti diberitakan Katadata sebelumnya.
Lebih jauh Kuntadi menjelaskan kalau penggunaan mereka LM Antam harus didahului dengan kontrak kerja dan ada perhitungan biaya yang harus dibayar.
Akibat perbuatan mereka dari 2010 sampai 2022 tercetak emas Antam dengan berbagai ukuran sejumlah 109 ton. Kemudian diedarkan ke pasar bersamaan logam mulia yang asli.
Sementara jika dikonversi ke harga emas Antam saat ini, nilainya terbilang fantastis. Total menyentuh angka Rp 140,5 triliun.
Di sisi lain, angka di atas jauh lebih besar dari Investasi BYD di Tanah Air. Menurut Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian, manufaktur asal China tersebut menanamkan modalnya 1,3 miliar dolar Amerika Serikat setara Rp 21,1 miliaran (Kurs Rp 16.245).
BYD sendiri langsung memperkenalkan tiga mobil listrik unggulan yakni Dolphin, Atto 3 dan Seal. Diharapkan bisa menggoda konsumen di Tanah Air.
Mereka juga berencana membangun pabrik perakitan mobil listrik. Nantinya fasilitas tersebut bakal berdiri di Kawasan Industri Subang Smartpolitan, Jawa Barat.
Pabrik BYD dibangun di area Fase 2 Subang Smartpolitan, tepatnya di bagian utara kawasan tersebut dengan memanfaatkan lahan seluas 108 hektar.
Kemudian BYD turut membuat pusat penelitian, pengembangan serta pelatihan di area itu. Sehingga bisa menghadirkan mobil listrik yang sesuai kebutuhan konsumen.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
03 Juli 2025, 20:00 WIB
03 Juli 2025, 18:00 WIB
03 Juli 2025, 15:00 WIB
02 Juli 2025, 22:00 WIB
02 Juli 2025, 18:00 WIB
Terkini
03 Juli 2025, 22:00 WIB
Aprilia tengah menyiapkan rencana cadangan dengan mendekati Bastianini buat mengantisipasi kepergian Martin
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Desain baru MG 4 EV resmi diperkenalkan di Cina dengan tampilan yang lebih ramah dibanding sebelumnya
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
03 Juli 2025, 19:00 WIB
Menurut Jaecoo dengan bergabung bersama Chery mereka tidak gentar buat bersaing dengan pabrikan Jepang
03 Juli 2025, 18:00 WIB
Penjualan BYD Group di Juni 2025 berhasil lampaui wholesales mobil Indonesia periode Januari sampai Mei 2025
03 Juli 2025, 17:00 WIB
Peneliti ungkap masih ada produsen EV roda dua yang enggan menguji keamanan baterai dengan alasan biaya mahal
03 Juli 2025, 16:00 WIB
Kemenko Infra mengaku tengah menyiapkan aturan tarif atas dan bawah sopir logistik demi berantas truk ODOL
03 Juli 2025, 15:00 WIB
BYD Sealion 05 EV terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan berpeluang hadir di GIIAS 2025