GJAW 2025 Dibuka, Harapan Terakhir Gaikindo Dorong Penjualan
21 November 2025, 17:03 WIB
Insentif otomotif masih diperlukan untuk mengerek angka penjualan, Menperin sebut rencana itu masih dibahas
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Menteri Perindustrian (Menperin) memastikan insentif otomotif untuk tahun depan sedang dalam tahap pembahasan.
Pihak Kementerian Perindustrian mengungkapkan bahwa industri otomotif masih membutuhkan bantuan seperti subsidi.
“Sedang kita susun. Insentif otomotif itu menurut saya sebuah keharusan, karena merupakan sektor yang terlalu penting,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian di ICE BSD, Tangerang, Rabu (26/11).
Lebih lanjut dia menegaskan strategi pemberian insentif harus memperhatikan semua faktor dari hulu ke hilir.
Hanya saja Menperin masih enggan menjelaskan secara detail terkait jenis ataupun skema insentif yang bakal dikucurkan ke industri otomotif nanti.
Sebagai gambaran sebelumnya ada insentif PPnBM diberikan untuk deretan kendaraan yang memenuhi persyaratan yaitu Low Cost Green Car (LCGC).
Di masa pandemi Covid-19, subsidi itu terbukti dapat membantu mengerek angka penjualan dan kembali menggairahkan daya beli masyarakat.
“Jadi memang pemerintah itu seharusnya juga menyiapkan insentif untuk sektor otomotif tahun 2026,” tegas Menperin.
Sebelumnya Kemenperin telah menegaskan tengah ada kebijakan yang digodok untuk memberikan bantuan kepada para produsen otomotif.
Setelah selesai nanti baru kemudian akan diajukan ke Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian).
Harapannya rangkaian insentif atau subsidi itu bisa menjadi bagian jadi paket kebijakan fiskal 2026 dan kembali dongkrak angka penjualan di sektor otomotif.
Industri otomotif menjadi satu perhatian penting bagi pemerintah karena dapat menyerap banyak tenaga kerja. Pemberian insentif juga dapat berdampak pada perlindungan tenaga kerja dari pemutusan hubungan kerja atau PHK.
Sebagai informasi, otomotif adalah salah satu kontributor Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur, ekspor serta penyerapan tenaga kerja.
Investasinya diperkirakan telah mencapai Rp 174 triliun dengan total penyerapan tenaga kerja langsung di industri kendaraan roda empat, roda dua dan roda tiga secara kumulatif mencapai hampir 100 ribu orang.
Usulan insentif otomotif 2026, menurut Menperin turut mempertimbangkan transisi kebijakan yang sudah ada saat ini seperti kendaraan elektrifikasi.
Tahun ini, contoh insentif yang masih berjalan adalah subsidi mobil listrik Completely Knocked Down (CKD) dan impor dengan komitmen perakitan lokal di 2026.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
21 November 2025, 17:03 WIB
17 November 2025, 14:00 WIB
14 November 2025, 16:00 WIB
14 November 2025, 10:00 WIB
13 November 2025, 22:30 WIB
Terkini
26 November 2025, 17:00 WIB
Citroen E-C3 NIK 2024 masih tersisa dan kini diobral dengan diskon Rp 100 juta hingga lebih murah dari BYD Atto 1
26 November 2025, 16:00 WIB
Puluhan ribu pengguna mobil maupun motor di Jakarta terjaring Operasi Zebra 2025 selama satu pekan ini
26 November 2025, 15:00 WIB
Bridgestone Indonesia menghadirkan edukasi untuk mengenal lebih jauh struktur ban mobil berteknologi terkini
26 November 2025, 14:38 WIB
Changan menyiapkan iPhone 17 sampai Instax Mini 12 untuk pembelian Lumin dan Deepal S07 selama GJAW 2025
26 November 2025, 13:00 WIB
Naik 20 persen dari tahun lalu, Mitsubishi targetkan bisa raih 2.000 SPK berkat kehadiran Destinator
26 November 2025, 12:00 WIB
Merek Cina mulai menghadirkan produk-produk di segmen luxury, Lamborghini akui persaingannya semakin sengit
26 November 2025, 11:00 WIB
BYD Atto 1 jadi primadona baru masyarakat Indonesia, mobil listrik ini sudah terpesan ribuan unit di Tanah Air
26 November 2025, 10:00 WIB
Motor listrik VinFast dijadwalkan masuk pasar Indonesia mulai 2026, namun modelnya masih dirahasiakan