iCar V23 Resmi Meluncur di Malaysia, Harga Mulai Rp 400 Jutaan
27 November 2025, 22:00 WIB
Malaysia berhasil merebut posisi pasar mobil terbesar di Asia Tenggara pada Oktober 2025, unggul dibanding Indonesia
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Malaysia berhasil merebut posisi pasar mobil terbesar di Asia Tenggara di Oktober 2025. Mereka tercatat berhasil melepas 75.992 unit ke pasar.
Jumlah tersebut bahkan 30 persen lebih besar dibandingkan pencapaian yang mereka raih bulan sebelumnya. Pada September 2025 mereka hanya mampu melepas 71.685 unit.
Bila ditotal maka pada Januari hingga Oktober 2025 mereka berhasil melepas 655.328 unit. Jumlah tersebut menurun bila dibandingkan periode serupa tahun lalu yang mencatat 667.568 unit.
Tingginya angka penjualan diperkirakan adanya peningkatan permintaan mobil listrik CBU. Pasalnya pada 2026, insentif pajak bakal dihentikan.
Selain itu para pabrikan juga memberikan beragam promo menarik menjelang akhir tahun. Sehingga memudahkan masyarakat untuk melakukan pebelian.
Situasi ini pun diperkirakan bakal terus berlanjut di November 2025.
Sedangkan di Indonesia, wholesales di Oktober 2025 hanyalah sebesar 74.019 unit. Jumlah itu tumbuh bila dibandingkan bila dibandingkan bulan sebelumnya sebanyak 62.077 unit.
Kemudian jumlah pengiriman mobil dari pabrik ke diler pada Januari hingga Oktober 2025 adalah 635.844 unit. Catatan tersebut terkoreksi 10,6 persen dibanding periode serupa tahun lalu yang mencatat angka 711.064 unit.
Kalahnya angka penjualan mobil Indonesia dari Malaysia sebenarnya sudah dikhawatirkan oleh beberapa pabrikan. Pasalnya ada beberapa risiko harus dihadapi di masa depan.
“Kalau pasar nomor 1 di Asia Tenggara sudah tidak lagi di Indonesia dikhawatirkan ekosistemnya bakal pindah. Terlebih negara lain memberi banyak kemudahan seperti Vietnam yang menurunkan PPNnya dari 10 menjadi 8 persen,” ungkap Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
Situasi ini pun menjadi perhatian dari pemerintah. Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian mengungkap bahwa industri otomotif harus mendapat insentif agar bisa tumbuh.
“Insentif otomotif itu menurut saya sebuah keharusan, karena merupakan sektor yang terlalu penting,” tegasnya.
Menurutnya banyak orang terlibat di industri. Sehingga pertumbuhannya akan mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan.
Hanya saja Menperin masih enggan menjelaskan secara detail terkait jenis ataupun skema insentif yang bakal dikucurkan ke industri otomotif nanti.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
27 November 2025, 22:00 WIB
27 November 2025, 21:00 WIB
25 November 2025, 19:00 WIB
21 November 2025, 07:00 WIB
20 November 2025, 16:28 WIB
Terkini
28 November 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta tidak dibuka di lima lokasi selama akhir pekan, manfaatkan fasilitas tersebut hari ini
28 November 2025, 06:00 WIB
Pengendara di Kota Kembang dapat mendatangi dua lokasi SIM keliling Bandung, seperti di JL Leuwi Panjang
28 November 2025, 06:00 WIB
Aturan ganjil genap Jakarta terakhir di November 2025 digelar bersamaan dengan operasi Zebra juga segera ditutup
27 November 2025, 22:00 WIB
iCar V23 akhirnya resmi diluncurkan di Malaysia, calon pembeli berkesempatan mendapat banyak keuntungan
27 November 2025, 21:00 WIB
Chery akui ada keluhan terkait ketersediaan suku cadang dan akan segera lakukan evaluasi buat memperbaikinya
27 November 2025, 20:43 WIB
MMKSI menampilkan beragam ide modifikasi untuk Mitsubishi Pajero Sport, Xpander sampai Xforce di GJAW 2025
27 November 2025, 20:00 WIB
Ajang Daihatsu Indonesia Masters 2026 siap digelar tahun depan dan bakal seru karena diikuti banyak negara
27 November 2025, 19:40 WIB
Jetour T2 menjadi harapan terbesar manufaktur asal Cina untuk bisa meningkatkan penjualan di Tanah Air