Fungsi ChatGPT Makin Luas, Bisa Temukan Lamborghini yang Hilang
03 September 2025, 07:00 WIB
Belum banyak yang tahu kalau pada 1994 Tommy Soeharto akuisisi Lamborghini bersama rekannya, Setiawan Djody.
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Siapa yang tidak kenal dengan merek Lamborghini. Pabrikan asal italia tersebut ternyata pernah dimiliki dua orang kaya Indonesia pada era 1990-an.
Kala itu krisis ekonomi melanda dunia membawa dampak pada penjualan mobil. Membuat Chrysler Corporation terpaksa melakukan perampingan.
Mereka melepas Lamborghini dari pangkuan perusahaan asal Amerika Serikat. Kala itu pihak Chrysler memutuskan untuk menjual sebagian besar sahamnya pada MegaTech.
MegaTech sendiri sebuah perusahaan yang terdaftar di negeri Bermuda. Seperti dilansir dari Seasia Drive, MegaTech merupakan milik dari Hutomo (Tommy) Mandala Putra dan Setiawan Djody.
“Tommy Soeharto akuisisi Lamborghini dengan uang US$ 40 juta pada 1994,” tulis laporan tersebut.
Di dalamnya disebutkan kalau putra dari mantan Presiden Soeharto ingin memanfaatkan teknologi dari jenama yang berada di Sant’Agata Bolognese, in Northern Italia buat dipakai di mobil nasional.
“MegaTech membeli 49 persen saham Lamborghini dari Chrysler Corp, sebuah raksasa otomotif Amerika Serikat,” lanjut laporan dari Seasia Drive.
Tentu langkah tersebut jadi kejutan bagi penggemar otomotif Tanah Air. Sebab sebelumnya Setiawan Djody membeli saham perusahaan Vector Aeromotive Corp pada 1992.
Sekadar informasi Vector Aeromotive Corp merupakan perusahaan sports car dari daratan Amerika Serikat yang terkenal pada 1980-an dan 1990-an.
Djody sendiri memegang 35 persen saham Vector. Dia pun berniat melakukan kolaborasi antara Lamborghini serta perusahaan anyarnya.
Di sisi lain cara Tommy Soeharto akuisisi Lamborghini turut mengundang kontroversi. Sebab banyak pihak yang menilai hal tersebut konyol.
Sebab hanya dimanfaatkan demi mengembangkan sebuah merek lokal di Indonesia guna merealisasikan ambisi dari anak bungsu mantan Presiden Soeharto.
Meski begitu pada 1995 penjualan Lamborghini mengalami kenaikan. Membuat Tommy Soeharto menguasai 60 persen saham produsen otomotif asal negeri pizza, sementara sisanya dikantongi Mycom, investor asal Malaysia.
Sayang Lamborghini di tangan Tommy dan Djody hanya seumur jagung. Sebab pada 1997 Indonesia dilanda krisis ekonomi cukup parah.
Sehingga mereka harus rela menjualnya pada 1998. Audi AG pun bergerak cepat menawarkan diri buat membeli Automobili-Lamborghini S.p.A.
Pihak Audi lantas berhasil menyakinkan dua orang Indonesia tersebut menyetujui kesepakatan pada 12 Juni 1998, 'letter of intent' dibuat untuk memuluskan niat ini.
Satu bulan kemudian atau pada 27 Juli 1998, Audi AG resmi menjadi pemilik tunggal semua saham Automobili-Lamborghini S.p.A.
Mereka mendapatkan Lamborghini dengan angka yang tidak kecil, Audi harus merogoh kocek sampai US$ 110 juta.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
03 September 2025, 07:00 WIB
19 Agustus 2025, 16:00 WIB
19 Agustus 2025, 11:00 WIB
19 Juli 2025, 09:00 WIB
04 Juli 2025, 11:41 WIB
Terkini
26 September 2025, 15:00 WIB
Kakorlantas meminta kepada para masyarakat sipil agar tidak memasang sirine dan strobo pada kendaraan
26 September 2025, 14:00 WIB
Jangan salah, ada ruas jalan yang terdampak aturan ganjil genap Puncak Bogor hari ini sampai Minggu (28/09)
26 September 2025, 13:00 WIB
MotoGP Jepang 2025 jadi kesempatan buat Francesco Bagnaia menerapkan hasil ubahan saat tes di Misano
26 September 2025, 12:00 WIB
GIVI luncurkan produk baru di IMOS 2025 untuk para pecinta touring sehingga pilihan jadi lebih banyak
26 September 2025, 11:00 WIB
Pemenang program Miliarder Yamaha 2025 diboyong pada ajang IMOS 2025 dan merupakan pengguna setia Mio M3
26 September 2025, 10:00 WIB
Astra Honda Motor masih optimistis mampu meniagakan hampir 5 juta unit motor baru sampai akhir tahun nanti
26 September 2025, 09:00 WIB
Pengemudi kendaraan bermotor di Jepang sangat tertib mematuhi aturan lalu lintas di area kota kecil sekalipun
26 September 2025, 08:00 WIB
Pemerintah DKI meminta agar perbaikan gerbang tol dilakukan di luar jam sibuk untuk menghindari kemacetan