Langkah yang Harus Dilakukan Usai Mobil Listrik Terendam Banjir
08 Juli 2025, 12:53 WIB
BYD disebut mempertimbangkan rencana mereka membuat pabrik di Meksiko karena ada tarif impor Amerika Serikat
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – BYD terus berakselerasi untuk memasarkan mobil listrik. Sejumlah negara menjadi tujuan mereka.
Bahkan manufaktur asal Tiongkok tersebut ingin mendirikan pabrikan di beberapa lokasi di luar negeri.
Salah satunya adalah Meksiko, namun rencana BYD tidak berjalan lancar.
Menurut kabar beredar, produsen asal Negeri Tirai Bambu itu menunda rencana pendirian fasilitas produksi di Meksiko.
"Karena perubahan arah geopolitik serta kekhawatiran atas kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS)," tulis Carscoops, Selasa (08/07).
Stella Li, Wakil Presiden Eksekutif BYD mengatakan kebijakan tarif Trump membuat mereka ragu untuk menanamkan duitnya di Meksiko.
Sehingga mereka mempertimbangkan kembali rencana pembuatan pabrik di sana.
"Masalah geopolitik memberikan dampak besar pada industri otomotif," ucap Stella Li.
Kendati demikian, BYD tidak mau berhenti sampai di situ. Mereka terus bergerak buat mencari lokasi pendirian pabrik baru.
Seperti di Brasil yang baru-baru ini dilakukan. BYD memilih Negeri Samba guna mendirikan fasilitas produksi.
"Sekarang semua orang sedang memikirkan kembali strategi mereka di negara lain," lanjut dia.
BYD pun menunggu bagaimana kelanjutan dari kebijakan tarif impor Amerika Serikat yang diterapkan Donald Trump.
"Kami akan menunggu kejelasan lebih lanjut sebelum mengambil keputusan," tegas Stella Li.
Di sisi lain pemerintah Cina juga sempat menunda persetujuan produksi BYD di Meksiko.
Hal itu karena adanya kekhawatiran berbagai teknologi mobil listrik BYD bisa bocor ke Amerika Serikat.
Sekadar informasi, BYD telah memulai proses produksi Electric Vehicle (EV) mereka di pabrik baru yang berlokasi di Camacari, Brasil.
Keputusan tersebut dipercaya dapat memperkuat posisi mereka di pasar kendaraan roda empat setrum global.
Pabrik BYD di Brasil diklaim memiliki kapasitas produksi sampai 150 ribu unit per tahun.
Sebagai informasi, tarif impor Amerika Serikat sempat ditunda pelaksanaannya pada April 2025.
Namun kebijakan Donald Trump satu ini dikabarkan akan kembali dijalankan pada 1 Agustus 2025.
China sendiri menjadi salah satu target utama dengan tarif lebih dari 100 persen. Tiongkok disebut memiliki waktu hingga 12 Agustus buat mencapai kesepakatan sama Washington.
Jika perundingan gagal, maka Donald Trump akan mengaktifkan kembali serangkaian pembatasan impor yang sebelumnya diberlakukan dalam perang tarif sepanjang April serta Mei lalu.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
08 Juli 2025, 12:53 WIB
08 Juli 2025, 09:00 WIB
07 Juli 2025, 21:00 WIB
07 Juli 2025, 18:00 WIB
07 Juli 2025, 17:00 WIB
Terkini
08 Juli 2025, 16:00 WIB
Biaya perbaikan mobil setelah menerabas banjir bervariasi, jika parah bisa tembus Rp 20 jutaan ke atas
08 Juli 2025, 15:00 WIB
Lokasi banjir Jakarta bisa dipantau lewat gawai, antisipasi agar kendaraan tak perlu melewati genangan air tinggi
08 Juli 2025, 14:00 WIB
MG ZS EV dibekali sejumlah fitur keselamatan lengkap yang memberikan kenyamanan namun terdapat kelemahan
08 Juli 2025, 13:00 WIB
Mazda akan koreksi target penjualan mereka yang semula 6.000 unit akibat terjadinya penurunan pasar otomotif
08 Juli 2025, 12:53 WIB
Meski mobil listrik diklaim aman melewati atau terendam banjir, namun tetap memerlukan penanganan khusus
08 Juli 2025, 10:00 WIB
Penjualan Suzuki Baleno dikabarkan akan berhenti bulan ini, SIS disebut tinggal menghabiskan stok saja
08 Juli 2025, 09:00 WIB
Meskipun ditawarkan dengan banderol Rp 990 juta ke atas, Xpeng X9 disebut tuai respons positif dari konsumen
08 Juli 2025, 08:00 WIB
Motor listrik Maka Cavalry mendapat sentuhan modifikasi dari Katros Garage dengan fokus retro atau klasik