Nama Wuling Eksion Terdaftar di RI, Begini Perkiraan Wujudnya
19 November 2025, 13:00 WIB
Pengunjung GJAW 2025 wajib memperhitungkan beberapa hal sebelum memutuskan membeli mobil listrik di sana
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – GJAW 2025 bakal menyuguhkan banyak produk baru. Mulai dari mobil listrik serta kendaraan bermesin bensin bisa dimiliki para pengunjung.
Apalagi banyak pabrikan yang menawarkan Electric Vehicle (EV) mereka dengan harga sangat kompetitif, paling murah mulai Rp 100 jutaan
Tentu kondisi seperti itu sangat menguntungkan masyarakat yang datang langsung ke GJAW 2025. Sebab bisa membawa pulang mobil listrik murah.
Meski begitu pengunjung diimbau agar tidak tergoda, dengan harga kendaraan roda empat setrum terjangkau. Ada beberapa hal yang harus diperhitungkan.
“Pahami teknologi baterainya, karena ini memengaruhi harga, jarak tempuh dan biaya jangka panjang,” ungkap Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank kepada KatadataOTO beberapa waktu lalu.
Josua menjelaskan bahwa, mobil listrik dengan penampung daya LFP cenderung ditawarkan dengan harga lebih terjangkau. Lalu cenderung mendominasi pasar EV di Tanah Air.
Kemudian untuk kendaraan roda empat setrum berbaterai NMC, umumnya menawarkan kinerja lebih tinggi juga biaya cukup mahal.
“Pilih sesuai pola pakai harian dan ketersediaan pengisian di rumah atau kantor. Pastikan juga syarat garansi baterai, cakupan komponen bertegangan tinggi serta biaya penggantian di luar garansi,” lanjut Josua.
Sementara dari sisi anggaran bulanan, siapkan pula pengaman untuk misalnya naik biaya hidup, kebutuhan keluarga baru atau peralihan pekerjaan bisa tiba-tiba memperkuat arus kas.
Simulasikan tiga kondisi, mulai dari penghasilan turun 10 persen, pengeluaran rutin naik 10 persen dan biaya kepemilikan mobil meningkat lima persen.
“Cicilan tetap harus lolos ketiga skenario ini. Bila tidak lolos, turunkan spesifikasi atau tunda keputusan sampai cadangan kas lebih kuat,” ia menambahkan.
Selanjutnya bila Anda tetap ingin membeli mobil listrik di GJAW 2025, disarankan manfaatkan peta persaingan dan jaringan layanan dalam memilih merek.
Menurut Josua, persaingan antar pabrikan sekarang lebih ramai dengan pendatang baru. Sebagian menawarkan fitur maupun harga agresif.
Namun di tengah persaingan tersebut, tidak diimbangi dengan jaringan bengkel resmi serta suku cadang yang belum tentu merata.
“Merek yang pangsa pasarnya stabil dan jaringan layanan luas, umumnya lebih aman untuk nilai jual kembali serta waktu henti yang lebih singkat bila terjadi perbaikan,” kata Josua.
Ia mengatakan kalau selama di GJAW 2025 konsumen bisa menilai kesiapan purna jual dari ketersediaan suku cadang, kejelasan garansi sampai transparansi biaya servis berkala.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
19 November 2025, 13:00 WIB
19 November 2025, 10:00 WIB
18 November 2025, 20:00 WIB
18 November 2025, 19:00 WIB
18 November 2025, 12:00 WIB
Terkini
19 November 2025, 14:00 WIB
Suzuki Fronx dan Satria sudah resmi diekspor ke berbagai negara ASEAN karena telah memenuhi standar global
19 November 2025, 13:00 WIB
Wuling Eksion berpeluang kembali menggunakan basis salah satu model dari seri Starlight yang dijual di Cina
19 November 2025, 12:00 WIB
Bos Ford menilai regulasi internasional jadi salah satu alasan konsumen mobil mewah menunda pembelian
19 November 2025, 11:00 WIB
Ribuan Wuling Cortez Darion telah berhasil terpesan dan bakal didistribusikan ke pelanggan mulai tahun ini
19 November 2025, 10:00 WIB
Pameran GJAW 2025 menawarkan banyak potongan harga yang diharapkan bisa meningkatkan gairah pasar Tanah Air
19 November 2025, 09:00 WIB
Ada banyak pilihan motor matic 150 cc, salah satunya adalah Yamaha Nmax Turbo yang baru mendapat penyegaran
19 November 2025, 08:00 WIB
Mitsubishi Fuso yakin bisa menguasai 42 persen pasar kendaraan komersial sesuai target yang ditetapkan
19 November 2025, 07:00 WIB
Meski memiliki banyak kemiripan tetapi zebra dan pelican cross memiliki perbedaan yang cukup mendasar