Chery Tiggo 8 CSH Patahkan Mitos Harga Mobil PHEV Mahal
17 Mei 2025, 11:00 WIB
Mobil hidrogen diklaim lebih efisien, hanya saja implementasinya di Indonesia masih temui banyak kendala
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Transisi menuju elektrifikasi bisa ditempuh melalui beberapa jalan. Selain mobil listrik masih ada HEV (Hybrid Electric Vehicle), PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) sampai FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle).
FCEV menggunakan bahan bakar hidrogen dan memiliki sejumlah keunggulan. Dibandingkan mobil listrik berbasis baterai, pengisian dayanya mirip seperti mobil konvensional dan memakan waktu singkat.
Hanya saja masih banyak kendala jika mobil hidrogen mau digunakan secara masif. Sama seperti BEV (Battery Electric Vehicle), infrastruktur masih sangat terbatas dan harga mobil terbilang mahal.
Bicara mobil hidrogen sendiri di Indonesia belum ada. Di pasar global ada tiga merek sudah memiliki lini FCEV yaitu Toyota, Honda dan Hyundai.
Itupun dijual ataupun disewakan secara terbatas. Di Amerika Serikat, infrastruktur hidrogen paling memadai ada di California.
Ditambah lagi hidrogen yang digunakan sebaiknya Green Hydrogen sehingga ramah lingkungan. Namun biaya pengembangan material itu mahal.
“Green Energy kalau sudah ada ya oke. Tetapi menurut informasi harganya tidak murah dibandingkan baterai,” kata Tenggono Chuandra Phoa, Sekretaris Jenderal Periklindo (Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia) di Jakarta Pusat belum lama ini.
Sehingga meski ada peluang untuk pemakaian mobil hidrogen secara masif, Periklindo menilai saat ini mobil listrik masih jadi opsi utama elektrifikasi. Mengingat sudah ada beberapa pabrik baterai di RI mendukung produksi BEV.
Sedangkan untuk memproduksi bahan bakar hidrogen bersih perlu teknologi memadai. Masih butuh waktu juga sampai harga hidrogen bisa turun sesuai kemampuan masyarakat.
“Pabrik baterai yang diresmikan (di Indonesia) mendukung industri. Karena kita punya bahan baku cukup banyak semua ada di Indonesia,” ungkap Tenggono.
Muhamad Alhaqurahman Isa, Coordinator of Business & Supervision EBTKE Kementerian ESDM belum lama ini mengatakan hidrogen jadi kunci upaya dekarbonisasi di sektor Hard to Abate seperti produksi baja, manufaktur dan transportasi jarak jauh.
“Indonesia perlu melakukan diversifikasi sumber energi terbarukan dari energi tinggi karbon ke rendah karbon,” ungkap dia saat seminar di IEE Series 2024 beberapa waktu lalu.
Target yang ditetapkan oleh ESDM untuk mencapai penggunaan Green Hydrogen di sektor industri adalah sebelum 2040.
Ia memaparkan kelebihan hidrogen adalah tanpa emisi, bisa diproduksi dari sumber energi terbarukan dan mendorong potensi ekonomi baru.
“Yang dikembangkan di Indonesia tahap awal adalah hidrogen rendah karbon. Bertahap menuju Green Hydrogen menyesuaikan kemampuan teknologi dalam negeri,” tegas dia.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
17 Mei 2025, 11:00 WIB
16 Mei 2025, 16:00 WIB
16 Mei 2025, 15:00 WIB
16 Mei 2025, 11:00 WIB
16 Mei 2025, 08:00 WIB
Terkini
17 Mei 2025, 14:58 WIB
Touring perayaan satu dekade Nmax dan JMC diinisiasi Yamaha, libatkan berbagai generasi motor Nmax dan Xmax
17 Mei 2025, 13:00 WIB
Damri siapkan 200 bus listrik baru sebagai armada TransJakarta yang jadi andalan mobilitas warga Ibu Kota
17 Mei 2025, 11:00 WIB
Kehadiran Chery Tiggo 8 CSH mencuri perhatian penggemar otomotif di Indonesia karena harganya terjangkau
17 Mei 2025, 09:00 WIB
Bakal fokus mempersiapkan kehadiran DST Concept, Mitsubishi masih belum mau luncurkan Xpander Hybrid di RI
17 Mei 2025, 07:15 WIB
Penjualan Mitsubishi tahun fiskal 2024 kembali turun, Xpander pun berhasl menjadi penyelamat perusahaan
16 Mei 2025, 21:00 WIB
Toyota Indonesia gelar pendampingan TEY di Sumatera Barat untuk mematangkan visi dan misi proposal proyek lingkungan
16 Mei 2025, 20:22 WIB
PT MMKSI resmi meluncurkan versi terbaru Mitsubishi Xpander dan Xpander Cross hari ini, simak daftar harganya
16 Mei 2025, 18:00 WIB
Toyota bZ4X Touring atau bZ Woodland punya dimensi sedikit lebih panjang dan tampilannya semakin sporti