Gaikindo Sayangkan LG Batal Investasi Pabrik Baterai EV di RI
21 April 2025, 19:00 WIB
Honda dan Mitsubishi kerja sama untuk mengembangkan baterai mobil listrik agar lebih efektif dibanding sekarang
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Honda dan Mitsubishi kerja sama untuk mengembangkan baterai mobil listrik khususnya setelah masa pakainya habis. Dengan demikian diharapkan sumber daya yang terbuang bisa semakin diminimalisir.
Langkah ini dilakukan ketika para produsen mobil di seluruh dunia mulai mengadopsi kendaraan listrik. Padahal mereka masih kesulitan mengatasi dampak lingkungan setelah masa pakai baterai habis.
“Kami paham bahwa konvergensi seperti mobilitas, energi, jasa serta data merupakan tren yang tidak bisa diubah. Mitsubishi Corporation bertujuan untuk mengembangkan bisnis baru dengan menyeimbangkan elektrifikasi dan dekarbonisasi serya melakukan inovasi sesuai perkembangan zaman,” ungkap Katsuya Nakanishi Presiden & CEO Mitsubishi Corporation (12/10).
Kerja sama yang dilakukan antara Mitsubishi dan Honda pun diyakini bisa mendukung ekosistem kendaraan listrik di masa depan. Bahkan bukan tidak mungkin strategi ini akan ditiru oleh pabrikan lain.
“Honda tidak hanya menjual kendaraan listrik tetapi juga aktif pada manajemen energi. Nantinya baterai mobil elektrifikasi kami gunakan sebagai sumber tenaga baru,” ungkap Toshihiro Mibe, CEO Honda.
Dalam kesepakatan yang telah ditandatangani, kedua perusahaan akan mendirikan bisnis untuk memantau penggunakan baterai mobil listrik dari Honda Mini EV lalu mentransfernya ke penimpanan energi stasioner bila sudah mengalami penurunan daya.
Tak hanya itu, mereka pun akan bekerjasama dalam mengembangkan “Smart Charging” agar mobil secara otomatis menyesuaikan waktu pengisian daya. Kemudian mereka juga melakukan pengembangan lain seperti Vehicle to Grid System, yaitu teknologi untuk menyupai listrik ke jaringan melalui baterai kendaraan.
Kolaborasi ini diharapkan bisa memberikan manfaat signifikan pada para konsumen di masa depan. Mulai dari pengurangan biaya listrik hingga pemanfaatan material baterai yang lebih efisien dibandingkan teknologi sekarang.
Tak bisa dipungkiri bahwa saat ini baterai masih menjadi tantangan terbesar dalam pengembangan mobil listrik. Kapasitasnya yang terbatas, pengisian daya membutuhkan waktu hingga tingginya harga membuat masyarakat enggan untuk berpindah dari mobil konvensional.
Oleh karena itu pabrikan kendaraan harus mencari solusi tepat agar situasi tersebut bisa teratasi dan masyarakat jadi lebih percaya diri membeli EV.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
21 April 2025, 19:00 WIB
21 April 2025, 09:00 WIB
20 April 2025, 10:00 WIB
15 April 2025, 20:00 WIB
14 April 2025, 16:23 WIB
Terkini
21 April 2025, 23:03 WIB
Hyundai akan hentikan sementara produksi Ioniq 5 dan Kona Electric karena melemahnya permintaan pasar
21 April 2025, 22:30 WIB
Pemerintah berkomitmen menambah jumlah Samsat Digital Dive Thru untuk mudahkan masyarakat bayar pajak kendaraan
21 April 2025, 22:00 WIB
Jorge Martin diperbolehkan pulang dari rumah sakit, namun masih harus menetap di Qatar beberapa hari lagi
21 April 2025, 21:00 WIB
Leapmotor C10 akan dirakit di Malaysia akhir 2025, bakal diekspor ke beberapa negara mulai tahun depan
21 April 2025, 20:28 WIB
Francesco Bagnaia bakal kembali bertarung dengan Marc Marquez dalam gelaran MotoGP Spanyol 2025 di Jerez
21 April 2025, 19:00 WIB
Gaikindo sayangkan pembatalan investasi LG yang sebelumnya berencana membangun pabrik baterai EV di Indonesia
21 April 2025, 18:00 WIB
Chery menghidupkan kembali merek Rely yang sempat hiatus bertahun-tahun, fokus di pikap ramah lingkungan
21 April 2025, 17:14 WIB
Eddy Soeparno, Wakil Ketua MPR RI menyebut pembangunan pabrik BYD di Subang mendapat gangguan dari ormas