Pasar Motor Baru Tak Bergairah, Bawa Berkah Buat Bisnis Sparepart
20 Mei 2025, 11:00 WIB
Pasar otomotif AS ikut menghadapi tantangan penjualan mobil baru di tengah ketidakpastian aturan tarif
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Industri otomotif Amerika Serikat ikut terdampak dengan berbagai kebijakan baru seperti tarif impor. Sepanjang 2025, bakal ada banyak hal menjadi menghambat penjualan mobil baru.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Cox Automotive, harga mobil di AS berada di kisaran 48,6 ribu USD (Rp 797,3 jutaan) atau naik 774 USD (Rp 12,6 jutaan) dari awal bulan.
Angka tersebut naik 2,8 persen menjadi 1.318 USD atau sekitar Rp 21,6 jutaan lebih tinggi jika dibandingkan tahun lalu.
Kemudian stok mobil baru di berbagai diler disebut sebanyak 2,49 juta pada awal Mei 2025, turun dari April di 2,69 juta unit.
Sedangkan Days’ Supply atau jumlah hari dibutuhkan buat menghabiskan stok di diler dengan ritme penjualan saat ini, berada di angka 66.
“Beberapa manufaktur nampaknya menahan sementara pengiriman dan produksi, karena semua pihak kesulitan menghadapi ketidakpastian aturan soal tarif,” tulis Erin Keating, Executive Analyst dalam laporan Cox Automotive, dikutip Selasa (20/05).
Sejumlah merek mobil telah mengumumkan kemungkinan kenaikan harga mobil imbas penerapan tarif. Model terimbas adalah Maverick, Bronco Sport sampai Mustang Mach-E.
Data tersebut, menurut Cox Automotive mengindikasikan bahwa biaya tambahan kebijakan nantinya akan dibebankan ke model kendaraan yang dijual. Tetapi belum diketahui pasti seberapa besar perubahan harganya.
Meskipun tidak terdampak langsung tarif impor AS, masih ada hambatan lain seperti pungutan opsen PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) di beberapa daerah.
Berbagai manufaktur yang bermain di kelas entry level seperti Daihatsu disebut akan banyak terdampak.
Per April 2025, data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) menunjukkan angka wholesales LCGC (Low Cost Green Car) yang merupakan pilihan banyak pembeli mobil pertama, turun menjadi 9.087 unit (Maret di 12.726 unit).
Daihatsu Sigra masih terus menempati posisi pertama dengan capaian 4.020 unit, disusul Honda Brio Satya 1.923 unit lalu Daihatsu Ayla 1.564 unit.
Sedangkan Toyota Calya 1.272 unit, dan di urutan terakhir adalah Toyota Agya sebanyak 308 unit.
Penjualan ritel secara keseluruhan juga alami penurunan di April 2025 menjadi 57.031 unit. Di Maret 2025, penjualan tembus 76.582 unit.
Menghadapi hal tersebut, berbagai merek siapkan strategi berbeda mulai dari perkenalan model baru di segmen favorit seperti SUV, atau menyiapkan promo pembelian guna memudahkan konsumen dalam membeli mobil.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
20 Mei 2025, 11:00 WIB
20 Mei 2025, 07:00 WIB
19 Mei 2025, 14:00 WIB
19 Mei 2025, 12:00 WIB
17 Mei 2025, 07:15 WIB
Terkini
20 Mei 2025, 12:53 WIB
Indonesia tempati posisi kedua penyumbang penjualan ritel Mitsubishi terbanyak di ASEAN sebanyak 71 ribu unit
20 Mei 2025, 12:48 WIB
Bagi penggemar balap para raja, ada kesempatan menonton gratis MotoGP Jepang atau Malaysia di tahun ini
20 Mei 2025, 11:00 WIB
Yamaha mengaku permintaan sparepart semakin meningkat imbas berkurangnya permintaan motor baru di Indonesia
20 Mei 2025, 10:00 WIB
Kementerian Perindustrian atau Kemenperin tengah mengkaji untuk memberi insentif ke semua jenis kendaraan
20 Mei 2025, 09:00 WIB
Harga mobil hybrid ditawarkan mulai Rp 200 jutaan sampai Rp 1 miliar, ada pendatang baru Tiggo 8 CSH
20 Mei 2025, 08:00 WIB
Penurunan daya beli masih terasa termasuk di industri otomotif, Daihatsu berharap ada bantuan dari pemerintah
20 Mei 2025, 07:00 WIB
Nilai investasi pabrikan kendaraan bermotor di Indonesia sebanyak Rp 174,31 triliun dan bakal terus bertambah
20 Mei 2025, 06:00 WIB
Ada lima lokasi SIM keliling Jakarta yang kembali beroperasi seperti biasa hari ini Selasa 20 Mei 2025