Nissan X-Trail e-Power Sudah Bisa Dipesan, Booking Fee Rp 10 Juta
07 Juli 2025, 19:00 WIB
Pasar otomotif AS ikut menghadapi tantangan penjualan mobil baru di tengah ketidakpastian aturan tarif
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Industri otomotif Amerika Serikat ikut terdampak dengan berbagai kebijakan baru seperti tarif impor. Sepanjang 2025, bakal ada banyak hal menjadi menghambat penjualan mobil baru.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Cox Automotive, harga mobil di AS berada di kisaran 48,6 ribu USD (Rp 797,3 jutaan) atau naik 774 USD (Rp 12,6 jutaan) dari awal bulan.
Angka tersebut naik 2,8 persen menjadi 1.318 USD atau sekitar Rp 21,6 jutaan lebih tinggi jika dibandingkan tahun lalu.
Kemudian stok mobil baru di berbagai diler disebut sebanyak 2,49 juta pada awal Mei 2025, turun dari April di 2,69 juta unit.
Sedangkan Days’ Supply atau jumlah hari dibutuhkan buat menghabiskan stok di diler dengan ritme penjualan saat ini, berada di angka 66.
“Beberapa manufaktur nampaknya menahan sementara pengiriman dan produksi, karena semua pihak kesulitan menghadapi ketidakpastian aturan soal tarif,” tulis Erin Keating, Executive Analyst dalam laporan Cox Automotive, dikutip Selasa (20/05).
Sejumlah merek mobil telah mengumumkan kemungkinan kenaikan harga mobil imbas penerapan tarif. Model terimbas adalah Maverick, Bronco Sport sampai Mustang Mach-E.
Data tersebut, menurut Cox Automotive mengindikasikan bahwa biaya tambahan kebijakan nantinya akan dibebankan ke model kendaraan yang dijual. Tetapi belum diketahui pasti seberapa besar perubahan harganya.
Meskipun tidak terdampak langsung tarif impor AS, masih ada hambatan lain seperti pungutan opsen PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) di beberapa daerah.
Berbagai manufaktur yang bermain di kelas entry level seperti Daihatsu disebut akan banyak terdampak.
Per April 2025, data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) menunjukkan angka wholesales LCGC (Low Cost Green Car) yang merupakan pilihan banyak pembeli mobil pertama, turun menjadi 9.087 unit (Maret di 12.726 unit).
Daihatsu Sigra masih terus menempati posisi pertama dengan capaian 4.020 unit, disusul Honda Brio Satya 1.923 unit lalu Daihatsu Ayla 1.564 unit.
Sedangkan Toyota Calya 1.272 unit, dan di urutan terakhir adalah Toyota Agya sebanyak 308 unit.
Penjualan ritel secara keseluruhan juga alami penurunan di April 2025 menjadi 57.031 unit. Di Maret 2025, penjualan tembus 76.582 unit.
Menghadapi hal tersebut, berbagai merek siapkan strategi berbeda mulai dari perkenalan model baru di segmen favorit seperti SUV, atau menyiapkan promo pembelian guna memudahkan konsumen dalam membeli mobil.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
07 Juli 2025, 19:00 WIB
07 Juli 2025, 11:00 WIB
05 Juli 2025, 09:00 WIB
04 Juli 2025, 21:00 WIB
04 Juli 2025, 09:00 WIB
Terkini
07 Juli 2025, 20:00 WIB
Menurut data AISI wholesales motor baru sepanjang Juni 2025 mengalami peningkatan, namun tidak banyak
07 Juli 2025, 19:00 WIB
Tenaga penjual mulai membuka pemesanan Nissan X-Trail e-Power dengan booking fee cukup terjangkau yaitu Rp 10 juta
07 Juli 2025, 18:00 WIB
Mobil listrik Citroen E-C4 akan dijadikan kendaraan dinas oleh Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia
07 Juli 2025, 17:00 WIB
Dalam laporan Reuters menyebutkan kalau hanya ada segelintir pabrikan mobil listrik Cina yang mampu bertahan
07 Juli 2025, 16:54 WIB
Dua Maka Cavalry hasil modifikasi Katros Garage dipakai dalam acara Fun Riding Motor Dinas Maka Motors
07 Juli 2025, 15:00 WIB
Marc Marquez diunggulkan buat meraih kemenangan dalam balapan MotoGP Jerman 2025 di Sirkuit Sachsenring
07 Juli 2025, 14:00 WIB
Hyundai Stargazer didiskon Rp 50 juta jelang kehadiran model baru yang kabarnya bakal segera diluncurkan
07 Juli 2025, 13:00 WIB
Suzuki mau menjaga kepercayaan konsumen dengan membuat produk berkualitas di tengah perang harga mobil Cina