Menakar Kelanjutan Insentif Mobil Listrik Impor di RI Tahun Depan
30 Juni 2025, 12:00 WIB
Dinilai beri banyak dampak negatif termasuk untuk konsumen, GWM tak mau ikuti strategi pabrikan Cina lain
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Banyak cara ditempuh para pabrikan Cina buat menggaet konsumen. Salah satunya dengan membanting harga.
Fenomena tersebut sudah sering ditemui di berbagai negara. Satu di antaranya di Indonesia.
Manufaktur asal Tiongkok kerap memasarkan produk mereka dengan banderol sangat murah.
Cara itu ternyata menuai banyak respons dari berbagai pihak. Seperti datang dari GWM Indonesia.
Meski sama-sama berasal dari Cina, namun mereka mengaku enggan ikut perang harga buat memasarkan produk di Tanah Air.
"Perang harga itu sangat kurang baik lah ya," ungkap Martina Danuningrat, Strategy & Marketing Director GWM Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu.
Lebih jauh mereka mengatakan kalau para petinggi GWM tidak mau mengikuti arus yang ada.
Sehingga jenama asal Cina satu ini tidak akan membanting banderol-banderol mobil listrik atau hybrid mereka.
"Kami percaya akan kualitas yang kita miliki tanpa harus menggunakan perang harga," lanjut Martina.
Sebagai informasi, GWM sudah memasarkan sejumlah mobil untuk para konsumen di Indonesia.
Misal GWM Ora 03, GWM Haval Jolion Ora sampai GWM Tank 500 yang sudah dapat dibeli oleh pencinta otomotif di Tanah Air.
"Karena kami yakin kalau GWM mempunyai kualitas premium. Jadi memang harga itu kita stabilkan," tegas Martina.
Sekadar mengingatkan Wei Jianjun, Chairman GWM menyampaikan kalau kondisi pasar mobil listrik di Indonesia cukup mengkhawatirkan.
Pasalnya banyak pabrikan yang bersaing secara kurang sehat. Seperti membanting harga produk mereka.
Di sisi lain perang harga yang diterapkan para pabrikan Cina ternyata dikhawatirkan membawa sejumlah dampak.
"Perang harga secara langsung akan menggerus margin keuntungan produsen," ucap Yannes Pasaribu, pengamat otomotif dan akademisi ITB (Institut Teknologi Bandung) kepada KatadataOTO dalam kesempatan terpisah.
Menurut Yannes keuntungan yang didapatkan produsen akan sangat krusial. Terutama buat investasi jangka panjang.
Lalu berdampak pada perluasan jaringan diler, peningkatan kualitas layanan purna jual dan inovasi di masa depan.
Selanjutnya juga berpeluang membuat banderol mobil bekas kian murah atau anjlok di kemudian hari.
Padahal resale value atau harga jual kembali jadi salah satu hal yang sangat diperhatikan konsumen otomotif Tanah Air.
Terakhir perang harga di mana manufaktur berlomba menghadirkan produk dengan banderol terendah bisa berdampak pada kualitas kendaraan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
30 Juni 2025, 12:00 WIB
30 Juni 2025, 09:00 WIB
30 Juni 2025, 08:00 WIB
29 Juni 2025, 10:07 WIB
27 Juni 2025, 11:00 WIB
Terkini
30 Juni 2025, 12:00 WIB
Insentif mobil listrik impor dijadwalkan selesai di akhir tahun anggaran 2025, belum diketahui kelanjutannya
30 Juni 2025, 11:00 WIB
IBC klaim sudah memiliki beberapa calon klien yang berencana untuk membeli baterai EV setelah pabrik selesai dibangun
30 Juni 2025, 10:00 WIB
Marc Marquez masih berada di puncak klasemen sementara MotoGP 2025 dengan 307 poin usai menang di Belanda
30 Juni 2025, 09:00 WIB
Saat ini pemerintah memberikan insentif mobil hybrid sebesar tiga persen, sedangkan buat BEV di 10 persen
30 Juni 2025, 08:00 WIB
Bahlil Lahadalia, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ungkap Indonesia bisa kurangi impor BBM bila kembangkan EV
30 Juni 2025, 07:00 WIB
Alex Marquez kembali menunjukkan konsistensinya sebagai pembalap profesional di ajang MotoGP Belanda 2025
30 Juni 2025, 06:00 WIB
Menjelang akhir Juni 2025 SIM keliling Jakarta masih bisa dimanfaatkan di lima lokasi, simak informasinya
30 Juni 2025, 06:00 WIB
Pembatasan ganjil genap Jakarta 30 Juni 2025 menjadi yang terakhir untuk bulan ini dengan pengawasan ketat