Harga Mobil Listrik Agustus 2025, BYD Atto 1 Mulai Rp 195 Jutaan
11 Agustus 2025, 09:00 WIB
Dinilai beri banyak dampak negatif termasuk untuk konsumen, GWM tak mau ikuti strategi pabrikan Cina lain
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Banyak cara ditempuh para pabrikan Cina buat menggaet konsumen. Salah satunya dengan membanting harga.
Fenomena tersebut sudah sering ditemui di berbagai negara. Satu di antaranya di Indonesia.
Manufaktur asal Tiongkok kerap memasarkan produk mereka dengan banderol sangat murah.
Cara itu ternyata menuai banyak respons dari berbagai pihak. Seperti datang dari GWM Indonesia.
Meski sama-sama berasal dari Cina, namun mereka mengaku enggan ikut perang harga buat memasarkan produk di Tanah Air.
"Perang harga itu sangat kurang baik lah ya," ungkap Martina Danuningrat, Strategy & Marketing Director GWM Indonesia di Jakarta beberapa waktu lalu.
Lebih jauh mereka mengatakan kalau para petinggi GWM tidak mau mengikuti arus yang ada.
Sehingga jenama asal Cina satu ini tidak akan membanting banderol-banderol mobil listrik atau hybrid mereka.
"Kami percaya akan kualitas yang kita miliki tanpa harus menggunakan perang harga," lanjut Martina.
Sebagai informasi, GWM sudah memasarkan sejumlah mobil untuk para konsumen di Indonesia.
Misal GWM Ora 03, GWM Haval Jolion Ora sampai GWM Tank 500 yang sudah dapat dibeli oleh pencinta otomotif di Tanah Air.
"Karena kami yakin kalau GWM mempunyai kualitas premium. Jadi memang harga itu kita stabilkan," tegas Martina.
Sekadar mengingatkan Wei Jianjun, Chairman GWM menyampaikan kalau kondisi pasar mobil listrik di Indonesia cukup mengkhawatirkan.
Pasalnya banyak pabrikan yang bersaing secara kurang sehat. Seperti membanting harga produk mereka.
Di sisi lain perang harga yang diterapkan para pabrikan Cina ternyata dikhawatirkan membawa sejumlah dampak.
"Perang harga secara langsung akan menggerus margin keuntungan produsen," ucap Yannes Pasaribu, pengamat otomotif dan akademisi ITB (Institut Teknologi Bandung) kepada KatadataOTO dalam kesempatan terpisah.
Menurut Yannes keuntungan yang didapatkan produsen akan sangat krusial. Terutama buat investasi jangka panjang.
Lalu berdampak pada perluasan jaringan diler, peningkatan kualitas layanan purna jual dan inovasi di masa depan.
Selanjutnya juga berpeluang membuat banderol mobil bekas kian murah atau anjlok di kemudian hari.
Padahal resale value atau harga jual kembali jadi salah satu hal yang sangat diperhatikan konsumen otomotif Tanah Air.
Terakhir perang harga di mana manufaktur berlomba menghadirkan produk dengan banderol terendah bisa berdampak pada kualitas kendaraan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
11 Agustus 2025, 09:00 WIB
11 Agustus 2025, 07:00 WIB
09 Agustus 2025, 22:21 WIB
08 Agustus 2025, 21:53 WIB
08 Agustus 2025, 18:35 WIB
Terkini
11 Agustus 2025, 10:00 WIB
Daihatsu memberi apresiasi pada salah satu pelanggannya yang tetap menggunakan produknya selama belasan tahun
11 Agustus 2025, 09:00 WIB
Ada model baru meluncur lalu beberapa produk turun harga, simak harga mobil listrik di RI per Agustus 2025
11 Agustus 2025, 08:00 WIB
Massiv baru saja meluncurkan aki baru yang diklaim cocok digunakan untuk kendaraan-kendaraan komersial
11 Agustus 2025, 07:00 WIB
VinFast beri tarif baru dalam program langganan baterai kendaraan listrik agar lebih kompetitif di Indonesia
11 Agustus 2025, 06:00 WIB
Fasilitas SIM keliling Jakarta bisa dimanfaatkan pemohon yang ingin melakukan perpanjangan SIM A dan C
11 Agustus 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 11 Agustus 2025, kawal lalu lintas di awal pekan untuk atasi kemacetan yang kerap terjadi
11 Agustus 2025, 06:00 WIB
Di awal pekan pengendara motor dan mobil dapat memanfaatkan keberadaan SIM keliling Bandung di dua lokasi
10 Agustus 2025, 19:00 WIB
Aito M9 diyakini bakal masuk Indonesia, pilihan baru SUV bertenaga listrik dengan desain mewah dan modern