LG Batal Investasi, Buka Peluang Indonesia Gandeng Negara Lain
22 April 2025, 23:00 WIB
Cina bakal batasi ekspor logam tanah jarang dan berpotensi sebabkan produksi mobil listrik dunia terganggu
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Pemerintah Cina akan membatasi ekspor sejumlah mineral penting termasuk logam tanah jarang akibat perang dagang dengan Amerika Serikat. Kebijakan tersebut berlaku untuk semua negara khususnya yang memberi tekanan terhadap negeri Tirai Bambu seperti Eropa, Korea Selatan dan Jepang.
Dilansir dari Global Data, langkah tersebut bakal mempengaruhi banyak hal karena hasil tambang itu digunakan oleh industri berteknologi tinggi termasuk otomotif. Logam tanah jarang kerap digunakan untuk pembuatan baterai kendaraan listrik dan berbagai komponen lain.
Perlu diketahui bahwa saat ini Cina menyumbang lebih dari 90 persen penyulingan tanah jarang dunia. Mereka juga merupakan produsen logam tanah jarang terbesar dibandingkan negara lain.
Logam tanah jarang hanyalah bagian sangat kecil dari keseluruhan ekspor Cina sehingga dampaknya tidak besar buat perekonomian mereka. Tetapi buat pasar global, pembatasan tersebut bisa berdampak sangat signifikan.
Bahkan pengiriman megnet sudah dihentikan sebelum kerangka regulasi baru dikeluarkan. Sehingga para eksportir harus mengajukan lisensi ekspor dengan persyaratan lebih ketat.
Sementara perusahaan yang terkait dengan pertahanan Amerika Serikat bisa diputus secara permanen dari pasokan Cina.
Para produsen global pun kini mulai khawatir bila lisensi baru diperkenalkan mereka bakal mengalami penundaan yang lama. Sehingga terjadi kelangkaan terhadap persediaan tanah jarang secara global dan membuat harga jadi melonjak.
Situasi tersebut pun berpotensi membuat harga kendaraan listrik dunia mengalami peningkatan cukup signifikan. Terlebih baterai merupakan komponen terpenting bagi mobil eletrifikasi.
Selain itu perkembangan mobil listrik pun berpotensi melambat karena pasar tidak bisa menyerap barang akibat tingginya harga.
Di Indonesia sendiri logam tanah jarang juga bisa ditemukan di beberapa lokasi seperti Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Tengah. Sayang pemanfaatannya belum optimal karena belum memiliki kemampuan untuk mengelolanya.
Padahal pengembangannya sangat penting mengingat keinginan pemerintah buat menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan kendaraan listrik.
Meski demikian pemerintah sudah melakukan beragam upaya sejak 2022 agar sumber daya alam tersebut bisa dikelola langsung di Tanah Air.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
22 April 2025, 23:00 WIB
22 April 2025, 21:00 WIB
22 April 2025, 20:16 WIB
21 April 2025, 23:03 WIB
21 April 2025, 19:00 WIB
Terkini
23 April 2025, 09:00 WIB
Industri otomotif menghadapi berbagai tantangan, Daihatsu ungkap beberapa alasan penjualan mobil belum stabil
23 April 2025, 08:00 WIB
Menurut Suzuki melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika membawa dua sisi berbeda bagi mereka
23 April 2025, 07:00 WIB
Chery ingin melakukan re-branding PHEV di Indonesia, hilangkan karakter harga mahal melalui penamaan CSH
23 April 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta hari ini akan dilangsungkan secara ketat dengan pengawasan dilakukan oleh kamera ETLE
23 April 2025, 06:00 WIB
Kepolisian kembali menghadirkan SIM Keliling Bandung hari ini, masyarakat bisa menemukannya di dua tempat
23 April 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta tersebar di lima lokasi strategis di Jakarta, berikut kami rangkum informasi lengkapnya
22 April 2025, 23:00 WIB
Menurut Erick Thohir kepergian konsorsium Korea Selatan yang dipimpin LG tidak bakal berdampak banyak
22 April 2025, 22:00 WIB
NMDI mengungkapkan nasib dari Nissan Livina di pasar Indonesia, mobil ini diklaim masih diminati masyarakat