Klarifikasi Chery Soal Insiden Fengyun X3L di Gunung Tianmen
16 November 2025, 15:14 WIB
Strategi Chery antisipasi jebloknya nilai jual kembali terbilang menarik karena mereka siap belajar dari merek yang sudah ada
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Kehadiran mobil China berhasil memberi warna tersendiri terhadap industri otomotif di Indonesia. Bagaimana tidak, bila sebelumnya penjualan dikuasai oleh merek asal Jepang, kini pabrikan dari negeri Tirai Bambu pun telah mendapat respon positif.
Bahkan Wuling Motors Indonesia berhasil masuk ke dalam 10 besar brand mobil terlaris. Raihan tersebut tentu merupakan sebuah prestasi tersendiri yang layak dibanggakan.
Meski demikian, ada beberapa kelemahan yang masih harus mendapat perhatian lebih, khususnya dari sisi harga jual kembali. Tak bisa dipungkiri bahwa nilai jual kembali mobil China tidak sebaik Jepang padahal hal itu menjadi salah satu alasan seseorang membeli kendaraan.
Hal ini pun diakui oleh Chery Motor Indonesia pada ajang IIMS Hybrid 2022 lalu. Menurut mereka, rendahnya nilai jual kembali lebih disebabkan oleh citra lama dari merek China yang kurang baik di masa lalu.
“Untuk mobil bekas, semua tergantung dari produk dan aftersales service. Jadi kami cukup percaya diri dapat membangun resale value yang lebih baik,” ungkap Tao Yong, President PT Chery Motor Indonesia.
Mereka memang berencana membangun puluhan diler dan bengkel resmi di Indonesia hingga akhir tahun nanti. Selain itu, mereka juga tertarik untuk mempelajari strategi dari merek lain dalam menjaga nilai jual kembali.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah Hyundai. Diketahui bahwa produsen kendaraan asal Korea Selatan itu memiliki program garansi resale value 70 persen sehingga membuat pelanggannya lebih percaya diri.
“Kami juga akan mempelajari hal seperti ini,” tegas Tao Yong.
Sementara itu para pedagang mobil bekas memiliki pandangan sedikit berbeda. Budi Utama, owner dari Arjuna Motor menyebutkan bahwa merek China sebenarnya memiliki kualitas baik namun belum teruji waktu.
“Kalau merek-merek Jepang, mereka sudah puluhan tahun di Indonesia sehingga terlihat kualitasnya bagaimana. Sementara merek China masih baru, jadi masih belum teruji oleh waktu sehingga sulit untuk disamakan,” ungkapnya pada Trenoto.
Hal senada juga disampaikan Adji, Kepada Dealer Mobil88 beberapa waktu lalu. Ia menyampaikan bahwa merek Jepang belum memiliki jaringan luas seperti merek Jepang sehingga ada kekhawatiran masyarakat untuk membeli kendaraan.
“Ada kekhawatiran dari masyarakat khususnya perawatannya. Kalau merek Jepang sudah jelas mau lokasi servicenya sementara kalau merek China saat ini bengkel resminya belum merata,” pungkasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 November 2025, 15:14 WIB
14 November 2025, 21:00 WIB
13 November 2025, 13:00 WIB
12 November 2025, 20:00 WIB
12 November 2025, 16:00 WIB
Terkini
16 November 2025, 17:00 WIB
Mazda EZ-6 dan Changan Deepal LO7 sama-sama berpeluang besar untuk dipasarkan ke konsumen di Tanah Air
16 November 2025, 15:14 WIB
Chery beri penjelasan soal Fengyun X3L yang alami kecelakaan saat sedang uji ketangguhan di Gunung Tianmen
16 November 2025, 13:00 WIB
Suzuki Ertiga bekas lansiran 2024 bisa jadi pilihan masyarakat buat berkendara saat libur Natal dan tahun baru
16 November 2025, 11:00 WIB
Puncak acara Honda Bikers Day 2025 memberikan pengalaman berbeda di Garut dengan puluhan ribu pemotor
16 November 2025, 09:00 WIB
Banyak kegiatan menarik disuguhkan buat para anggota komunitas selama Honda Culture Indonesia berlangsung
16 November 2025, 08:00 WIB
Honda ADV 160 membuktikan performanya dalam perjalanan melintasi pantai selatan Jawa Barat menuju HBD 2025
16 November 2025, 07:00 WIB
Pilihan Toyota Calya bekas lansiran 2024 makin menarik karena ada program TDP Rp 7 jutaan dan tenor panjang
15 November 2025, 21:43 WIB
Alex Marquez berhasil keluar sebagai pemenang pada sprint race MotoGP Valencia 2025 usai menudukkan Acosta