Lepas Ramaikan Miss Universe Indonesia 2025, Incar Generasi Muda
25 September 2025, 09:00 WIB
Strategi Chery antisipasi jebloknya nilai jual kembali terbilang menarik karena mereka siap belajar dari merek yang sudah ada
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Kehadiran mobil China berhasil memberi warna tersendiri terhadap industri otomotif di Indonesia. Bagaimana tidak, bila sebelumnya penjualan dikuasai oleh merek asal Jepang, kini pabrikan dari negeri Tirai Bambu pun telah mendapat respon positif.
Bahkan Wuling Motors Indonesia berhasil masuk ke dalam 10 besar brand mobil terlaris. Raihan tersebut tentu merupakan sebuah prestasi tersendiri yang layak dibanggakan.
Meski demikian, ada beberapa kelemahan yang masih harus mendapat perhatian lebih, khususnya dari sisi harga jual kembali. Tak bisa dipungkiri bahwa nilai jual kembali mobil China tidak sebaik Jepang padahal hal itu menjadi salah satu alasan seseorang membeli kendaraan.
Hal ini pun diakui oleh Chery Motor Indonesia pada ajang IIMS Hybrid 2022 lalu. Menurut mereka, rendahnya nilai jual kembali lebih disebabkan oleh citra lama dari merek China yang kurang baik di masa lalu.
“Untuk mobil bekas, semua tergantung dari produk dan aftersales service. Jadi kami cukup percaya diri dapat membangun resale value yang lebih baik,” ungkap Tao Yong, President PT Chery Motor Indonesia.
Mereka memang berencana membangun puluhan diler dan bengkel resmi di Indonesia hingga akhir tahun nanti. Selain itu, mereka juga tertarik untuk mempelajari strategi dari merek lain dalam menjaga nilai jual kembali.
Salah satu yang menjadi perhatian adalah Hyundai. Diketahui bahwa produsen kendaraan asal Korea Selatan itu memiliki program garansi resale value 70 persen sehingga membuat pelanggannya lebih percaya diri.
“Kami juga akan mempelajari hal seperti ini,” tegas Tao Yong.
Sementara itu para pedagang mobil bekas memiliki pandangan sedikit berbeda. Budi Utama, owner dari Arjuna Motor menyebutkan bahwa merek China sebenarnya memiliki kualitas baik namun belum teruji waktu.
“Kalau merek-merek Jepang, mereka sudah puluhan tahun di Indonesia sehingga terlihat kualitasnya bagaimana. Sementara merek China masih baru, jadi masih belum teruji oleh waktu sehingga sulit untuk disamakan,” ungkapnya pada Trenoto.
Hal senada juga disampaikan Adji, Kepada Dealer Mobil88 beberapa waktu lalu. Ia menyampaikan bahwa merek Jepang belum memiliki jaringan luas seperti merek Jepang sehingga ada kekhawatiran masyarakat untuk membeli kendaraan.
“Ada kekhawatiran dari masyarakat khususnya perawatannya. Kalau merek Jepang sudah jelas mau lokasi servicenya sementara kalau merek China saat ini bengkel resminya belum merata,” pungkasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
25 September 2025, 09:00 WIB
23 September 2025, 15:00 WIB
18 September 2025, 17:00 WIB
17 September 2025, 09:00 WIB
16 September 2025, 21:00 WIB
Terkini
02 Oktober 2025, 15:00 WIB
Pengendara Yamaha Nmax yang viral menyetop sebuah bus di tikungan Ciwidey, Bandung merupakan anggota BMC
02 Oktober 2025, 14:00 WIB
Jetour X20e bakal meluncur dalam waktu dekat dan digadang jadi rival baru Wuling Air ev, segini NJKB-nya
02 Oktober 2025, 13:30 WIB
Tingginya sumber daya dan jumlah penduduk jadi daya tarik bagi pabrikan mobil listrik Cina untuk berinvestasi
02 Oktober 2025, 12:00 WIB
Bos Gresini Racing mengaku sangat terkesan dengan kemampuan Veda Ega Pratama saat beraksi di dalam lintasan
02 Oktober 2025, 11:00 WIB
GIIAS Bandung 2025 memberikan kemudahan untuk masyarakat Jawa Barat yang ingin membeli mobil atau motor baru
02 Oktober 2025, 10:00 WIB
Federal mengaku tidak merasa dampak dari lesunya pasar motor baru yang sedang terjadi dalam beberapa waktu
02 Oktober 2025, 09:00 WIB
Mayoritas merek tidak melakukan penyesuaian, berikut daftar harga mobil listrik di RI per Oktober 2025
02 Oktober 2025, 08:00 WIB
Honda hadirkan seluruh line up mobil hybrid di GIIAS 2025 termasuk Step Wgn yang baru meluncur di Indonesia