Manufaktur Jepang Ungkap Rahasia BYD Jual Mobil Listrik Murah
27 Oktober 2024, 09:00 WIB
Insentif mobil listrik jadi satu stimulan buat investor dan konsumen, BYD berharap kebijakannya dilanjutkan
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Insentif mobil listrik yang diberikan di pemerintahan Presiden Joko Widodo disebutkan berakhir pada 2024. Belum ada kepastian jika regulasi itu berlanjut di pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Meski begitu sejumlah manufaktur termasuk BYD (Build Your Dreams) berharap kebiajkan bisa berlanjut karena sudah terbukti memiliki dampak positif baik bagi investor maupun konsumen.
Pihak BYD sendiri menilai bahwa di sejumlah negara lain, program insentif dari pemerintah merupakan salah satu faktor mempercepat adopsi elektrifikasi.
“Artinya pemerintah bertanggung jawab terhadap keberlangsungannya lewat kebijakan seperti insentif. Salah satu yang saya lihat, kunci keberhasilan negara adalah konsistensi kebijakan,” kata Luther Panjaitan, Head of PR & Government Relations PT BYD Motor Indonesia di Bekasi, Senin (7/10).
Sepanjang 2024 ia menegaskan bahwa pemerintah telah menunjukkan keseriusan dalam mendukung elektrifikasi dan adopsinya. Sehingga keberlanjutan regulasi itu akan baik dan ditunggu oleh manufaktur.
Pihaknya sendiri percaya diri bahwa pemberian insentif atau subsidi mobil listrik tidak mungkin diberhentikan setelah 2024.
“Karena melalui kajian internasional juga. BYD berinvestasi cukup besar sudah mempertimbangkan hal itu termasuk pergantian pemerintah,” tegas Luther.
Ketika ditanya apakah investasi BYD akan berlanjut tanpa insentif, Luther enggan menjawab lebih rinci. Namun menegaskan pihaknya berharap pemerintahan selanjutnya tetap dukung relaksasi pajak EV (Electric Vehicle).
“Setelah melihat adopsinya semakin baik, menjadi hal yang tidak mungkin jika Poliicy ini dihilangkan atau dikurangkan,” ucap dia.
Untuk diketahui pemberlakuan PPN 1 persen buat kendaraan listrik dinilai terbukti membantu dongkrak penjualan EV di Indonesia.
Relaksasi juga dapat dinikmati pabrikan meski masih impor utuh asalkan sudah memiliki komitmen mendirikan pabrik di Indonesia, seperti dinikmati BYD saat ini.
BYD telah berkomitmen untuk mendirikan pabrik dan ditargetkan beroperasi mulai 2026. Sehingga sekarang semua modelnya dari Dolphin, Atto 3, Seal sampai M6 berstatus CBU tetapi dengan banderol kompetitif.
Seperti sedan listrik Seal dilego Rp 600 juta sampai Rp 700 jutaan. Sedangkan M6 ditawarkan Rp 379 buat tipe terendah dan Rp 429 untuk varian tertinggi dengan Captain Seat.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
27 Oktober 2024, 09:00 WIB
26 Oktober 2024, 07:00 WIB
25 Oktober 2024, 21:00 WIB
23 Oktober 2024, 17:00 WIB
23 Oktober 2024, 07:00 WIB
Terkini
28 Oktober 2024, 13:00 WIB
Berikut tiga tips memilih oli motor demi menjaga performa maupun usia mesin kendaraan agar tahan lama
28 Oktober 2024, 12:00 WIB
CATL meluncurkan inovasi baterai mobil hybrid Freevoy, memberikan tambahan jarak tempuh sampai 400 km
28 Oktober 2024, 11:00 WIB
Tidak tumpang tindih meskipun fungsinya serupa, asuransi TPL dinilai menjadi jaminan pelengkap SWDKLLJ
28 Oktober 2024, 10:00 WIB
BAIC Indonesia mengatakan tengah mempersiapkan setidaknya ada 10 diler baru di kota-kota besar di Indonesia
28 Oktober 2024, 09:00 WIB
JRP Insurance ungkap kisaran biaya asuransi TPL yang dibebankan ke pemilik kendaraan, akan diterapkan 2025
28 Oktober 2024, 08:00 WIB
Gaikindo telah menetapkan target penjualan mobil di 2025, mereka percaya diri bisa menyentuh satu juta unit
28 Oktober 2024, 07:00 WIB
Mitsubishi beri kesempatan anak-anak merancang mobil konsep dengan lebih mudah melalui fasilitas di KidZania
28 Oktober 2024, 06:00 WIB
Seperti di awal pekan lainnya, Polda Metro Jaya menghadirkan SIM Keliling Jakarta di lima tempat berbeda