BAIC Arcfox T1 EV Disinyalir Debut di IIMS 2026, Tantang Atto 1
13 Agustus 2025, 13:00 WIB
Banyak penumpang merasa lebih mual saat berkendara di mobil listrik ketimbang ICE, berikut penjelasannya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Sebuah studi menyebutkan ada sejumlah alasan di balik mengapa banyak penumpang kendaraan roda empat merasa mual ketika berkendara dengan mobil listrik.
Padahal jika dilihat secara gamblang, mobil listrik menawarkan kenyamanan lebih berkat absennya bunyi mesin dan kabin kedap.
Dalam studi yang dilakukan oleh seorang periset asal Prancis, mual saat menggunakan mobil listrik bisa disebabkan oleh penumpang yang tak terbiasa. Sensasi berkendara mobil konvensional.
Menurut dia, otak penumpang kekurangan akurasi dalam memperkirakan pergerakan kendaraan yang senyap karena bergantung pada pengalaman terdahulu dengan mobil ICE (Internal Combustion Engine).
“Otak perlu beradaptasi ulang karena tidak ada pengalaman serupa dialami sebelumnya. Ini adalah contoh mengapa banyak orang merasa mual di kondisi gravitasi nol,” kata William Emond, Université de Technologie de Belfort-Montbéliard di Prancis.
Lebih lanjut dia merujuk pada studi terpisah yang pernah dilakukan pada 2024 dan 2020.
Disebutkan bahwa ada korelasi kuat antara motion sickness dengan vibrasi atau getaran pada jok mobil listrik.
Temuan lain mengungkap bahwa absennya suara mesin jadi faktor utama penumpang EV (Electric Vehicle) cepat merasa mual.
Sebagai contoh, akselerasi pada mobil bensin bisa diantisipasi oleh penumpang karena terdengar lebih dulu dari suara gerungan mesin yang kencang sesaat sebelum mobil melaju.
Rasa mual jarang terjadi pada pengemudi mobil listrik, sebab mereka sebagai pengendali kendaraan dapat mengantisipasi arah gerak kendaraan.
“Jika kita biasa berkendara dengan mobil konvensional kita terbiasa memahami pergerakan mobil berdasarkan sinyal-sinyal, seperti gerungan mesin, getaran dan torsinya,” ungkap Emond.
Selain itu, fitur regenerative braking di mobil listrik menyebabkan mobil melakukan deselerasi secara lamban dan bertahap. Akhirnya menyebabkan rasa mual semakin cepat naik pada penumpang EV.
Untuk mengatasi hal tersebut, Emond mengungkapkan tentu butuh waktu agar seseorang bisa beradaptasi. Kemudian penyematan ambience light diklam dapat membantu menenangkan.
Nantinya penumpang secara perlahan bisa memahami pergerakan mobil listrik meskipun tanpa sinyal-sinyal dari suara mesin dan sebagainya.
“Pengetahuan yang baik membantu kita mengantisipasi tenaga dari gerakan mobil. Hal ini krusial jika bicara soal motion sickness (mual),” tegas Emond.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
13 Agustus 2025, 13:00 WIB
13 Agustus 2025, 12:00 WIB
13 Agustus 2025, 09:00 WIB
13 Agustus 2025, 08:00 WIB
12 Agustus 2025, 22:00 WIB
Terkini
13 Agustus 2025, 16:00 WIB
Mitsubishi Fuso berhasil mencatatkan hasil positif di Juli 2025 dengan menguasai 60 persen pasar Light Duty Truck
13 Agustus 2025, 15:00 WIB
BYD M9 merupakan MPV hybrid terbaru dari manufaktur asal Tiongkok ini, tempati segmen di bawah Denza D9
13 Agustus 2025, 14:00 WIB
Sejumlah daerah menggelar pemutihan pajak kendaraan bermotor di Agustus 2025, mulai dari Jakarta sampai Papua
13 Agustus 2025, 13:00 WIB
BAIC siap membawa mobil listrik perdana mereka di Indonesia yakni Arcfox T1, disebutkan hadir di IIMS 2026
13 Agustus 2025, 12:00 WIB
Perang harga kendaraan listrik yang terjadi membuat pedagang mobil bekas lebih selektif dalam menyediakan unit
13 Agustus 2025, 11:00 WIB
Gaikindo optimistis penjualan mobil baru Indonesia bisa terus menjadi raja di Asia Tenggara pada 2025
13 Agustus 2025, 10:00 WIB
Dinas Perhubungan akan lakukan rekayasa lalu lintas akibat pekerjaan revitalisasi Jembatan di jalan Otista
13 Agustus 2025, 09:00 WIB
Buat bantu perbaiki angka penjualan mobil di RI, tiga kebijakan ini bisa dipertimbangkan oleh pihak terkait