Dihantam Robot, Pekerja Tesla Layangkan Gugatan Nyaris Rp 1 Triliun
26 September 2025, 17:00 WIB
Banyak penumpang merasa lebih mual saat berkendara di mobil listrik ketimbang ICE, berikut penjelasannya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Sebuah studi menyebutkan ada sejumlah alasan di balik mengapa banyak penumpang kendaraan roda empat merasa mual ketika berkendara dengan mobil listrik.
Padahal jika dilihat secara gamblang, mobil listrik menawarkan kenyamanan lebih berkat absennya bunyi mesin dan kabin kedap.
Dalam studi yang dilakukan oleh seorang periset asal Prancis, mual saat menggunakan mobil listrik bisa disebabkan oleh penumpang yang tak terbiasa. Sensasi berkendara mobil konvensional.
Menurut dia, otak penumpang kekurangan akurasi dalam memperkirakan pergerakan kendaraan yang senyap karena bergantung pada pengalaman terdahulu dengan mobil ICE (Internal Combustion Engine).
“Otak perlu beradaptasi ulang karena tidak ada pengalaman serupa dialami sebelumnya. Ini adalah contoh mengapa banyak orang merasa mual di kondisi gravitasi nol,” kata William Emond, Université de Technologie de Belfort-Montbéliard di Prancis.
Lebih lanjut dia merujuk pada studi terpisah yang pernah dilakukan pada 2024 dan 2020.
Disebutkan bahwa ada korelasi kuat antara motion sickness dengan vibrasi atau getaran pada jok mobil listrik.
Temuan lain mengungkap bahwa absennya suara mesin jadi faktor utama penumpang EV (Electric Vehicle) cepat merasa mual.
Sebagai contoh, akselerasi pada mobil bensin bisa diantisipasi oleh penumpang karena terdengar lebih dulu dari suara gerungan mesin yang kencang sesaat sebelum mobil melaju.
Rasa mual jarang terjadi pada pengemudi mobil listrik, sebab mereka sebagai pengendali kendaraan dapat mengantisipasi arah gerak kendaraan.
“Jika kita biasa berkendara dengan mobil konvensional kita terbiasa memahami pergerakan mobil berdasarkan sinyal-sinyal, seperti gerungan mesin, getaran dan torsinya,” ungkap Emond.
Selain itu, fitur regenerative braking di mobil listrik menyebabkan mobil melakukan deselerasi secara lamban dan bertahap. Akhirnya menyebabkan rasa mual semakin cepat naik pada penumpang EV.
Untuk mengatasi hal tersebut, Emond mengungkapkan tentu butuh waktu agar seseorang bisa beradaptasi. Kemudian penyematan ambience light diklam dapat membantu menenangkan.
Nantinya penumpang secara perlahan bisa memahami pergerakan mobil listrik meskipun tanpa sinyal-sinyal dari suara mesin dan sebagainya.
“Pengetahuan yang baik membantu kita mengantisipasi tenaga dari gerakan mobil. Hal ini krusial jika bicara soal motion sickness (mual),” tegas Emond.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
26 September 2025, 17:00 WIB
25 September 2025, 20:00 WIB
24 September 2025, 17:00 WIB
24 September 2025, 13:00 WIB
23 September 2025, 16:10 WIB
Terkini
29 September 2025, 16:01 WIB
VAY mencari pemain simulator untuk mengoperasikan layanan barunya
29 September 2025, 15:00 WIB
Francesco Bagnaia perlahan kembali bangkit di MotoGP Jepang 2025, terapkan beberapa komponen lama di GP25
29 September 2025, 14:00 WIB
Shell Indonesia bereaksi mengenai kabar PHK massal yang terjadi imbas kelangkaan stok BBM di seluruh SPBU
29 September 2025, 13:00 WIB
Beberapa keunggulan Mitsubishi New Pajero Sport yang diklaim bisa memanjakan para konsumen di Indonesia
29 September 2025, 12:00 WIB
MotoGP Jepang 2025 jadi saksi momen bersejarah Marc Marquez kunci gelar juara dunia di kandang Honda
29 September 2025, 11:00 WIB
Dengan harga yang diklaim kompetitif, Daihatsu sebut Rocky Hybrid mampu menjangkau berbagai jenis konsumen
29 September 2025, 10:00 WIB
Marc Marquez kokoh di puncak klasemen sementara MotoGP 2025 usai mengunci gelar juara dunia kelas premier
29 September 2025, 09:00 WIB
Suzuki siap memasarkan motor listrik di Indonesia, kemungkinan besar e-Access yang akan di bawa oleh mereka