Penjualan Mobil Baru Turun Bikin Pengusaha Audio Gigit Jari
03 Juli 2025, 08:00 WIB
Insentif mobil hybrid diyakini Gaikindo bisa meminimalisir dampak dari kenaikan PPN 12 persen di 2025
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Pemerintah Indonesia sudah memutuskan memberi sejumlah stimulus untuk industri otomotif. Seperti insentif mobil hybrid sebesar tiga persen.
Kemudian Presiden Prabowo Subianto tetap melanjutkan bantuan pembelian mobil listrik berstatus CKD (Completely Knocked Down), berupa PPN DTP (Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah) 10 persen.
Tak ketinggalan PPnBM DTP untuk EV (Electric Vehicle) CBU (Completely Built Up) serta CKD sebesar 15 persen.
Lalu masih ada pembebasan bea masuk impor mobil listrik CBU. Hal ini dilakukan demi menggairahkan penjualan kendaraan roda empat baru di Tanah Air.
“Kami sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah sebagai respon cepat untuk menjaga kelangsungan industri kendaraan bermotor Indonesia yang tengah mengalami tekanan karena berbagai hal sejak tahun lalu,” ucap Yohannes Nangoi, Ketua Umum Gaikindo dalam keterangan resmi.
Nangoi menuturkan bahwa pemberian insentif diharapkan bisa memberikan dampak besar bagi pasar otomotif. Sehingga penjualan kembali bergairah di 2025.
Dia juga optimistis insentif dari pemerintah bakal menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya penjualan mobil baru di tahun depan.
Terutama buat kendaran-kendaraan ramah lingkungan. Sehingga bisa mengurangi kadar emisi gas buang.
Di sisi lain Nangoi menyebut kalau insentif mobil hybrid dan listrik dapat mengeliminasi kekhawatiran para pelaku industri, mengenai dampak kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 12 persen pada Januari 2025.
“Kebijakan positif dari pemerintah membangun keyakinan bagi industri kendaraan bermotor Indonesia, bahwa kenaikan PPN 12 persen di 1 Januari 2025 mendatang tidak akan berdampak negatif pada potensi penjualan, bahkan dapat diabaikan,” tegas Nangoi.
Sebagai informasi, tidak hanya PPN 12 persen yang diterapkan di tahun depan. Namun masih ada opsen pajak yang terdiri dari PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) serta BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor).
Khusus opsen PKB dan BBNKB besaran tarifnya terbilang cukup tinggi, masing-masing menyentuh angka 66 persen.
Meski begitu, Gaikindo tetap percaya diri penjualan mobil baru mampu membaik, bahkan menyentuh angka satu juta unit.
“Tahun depan harusnya kita bisa sampai 900 ribu hingga satu juta, kami harapkan dapat tercapai,” ucap Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo.
Lebih jauh Kukuh menuturkan bahwa pasar otomotif terutama penjualan mobil baru mulai menunjukan indikasi pemulihan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
03 Juli 2025, 08:00 WIB
30 Juni 2025, 09:00 WIB
20 Juni 2025, 11:00 WIB
19 Juni 2025, 14:00 WIB
16 Juni 2025, 19:40 WIB
Terkini
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Desain baru MG 4 EV resmi diperkenalkan di Cina dengan tampilan yang lebih ramah dibanding sebelumnya
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
03 Juli 2025, 19:00 WIB
Menurut Jaecoo dengan bergabung bersama Chery mereka tidak gentar buat bersaing dengan pabrikan Jepang
03 Juli 2025, 18:00 WIB
Penjualan BYD Group di Juni 2025 berhasil lampaui wholesales mobil Indonesia periode Januari sampai Mei 2025
03 Juli 2025, 17:00 WIB
Peneliti ungkap masih ada produsen EV roda dua yang enggan menguji keamanan baterai dengan alasan biaya mahal
03 Juli 2025, 16:00 WIB
Kemenko Infra mengaku tengah menyiapkan aturan tarif atas dan bawah sopir logistik demi berantas truk ODOL
03 Juli 2025, 15:00 WIB
BYD Sealion 05 EV terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan berpeluang hadir di GIIAS 2025
03 Juli 2025, 14:00 WIB
Karoseri Laksana mengirimkan satu bus ke Sri Lanka untuk digunakan kegiatan pariwisata serta antarkota