Mobil Listrik Murah Belum Bisa Gantikan Peran LCGC di RI
31 Juli 2025, 19:00 WIB
Neta sedang di ambang kebangkrutan, oleh sebab itu mereka melakukan restrukturisasi guna memperbaiki situasi
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Neta Auto diisukan tengah bergulat dengan masalah keuangan. Jenama asal Cina itu sedang di ambang kebangkrutan.
Melansir Carnewschina pada Kamis (12/06), Neta mengalami tekanan finansial dan operasional yang mengguncang kelangsungan bisnis mereka sejak tahun lalu.
"Neta Auto yang dulunya merupakan bintang yang sedang naik daun di pasar mobil listrik Tiongkok, dilaporkan akan memulai restrukturisasi," tulis media daring asal Tiongkok ini.
Disebutkan langkah itu diambil sebagai upaya penyelamatan perusahaan dari kebangkrutan menyeluruh yang dilakukan di bawah pengawasan pengadilan.
Terlebih satu hari sebelumnya, beredar sebuah video yang memperlihatkan konfrontasi emosial antara para karyawaran dan Fang Yungzhuo, Chairman Neta Auto di kantor baru mereka.
Para tenaga kerja mengklaim belum menerima gaji sejak November 2024 lalu. Waktunya bertepatan dengan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
Tercatat ada 2.900 karyawan dirumahkan di berbagai departemen. Angka itu mencakup hampir separuh dari total tenaga kerja Neta.
Di sisi lain Neta memberikan klarifikasi mengenai situasi yang sedang mereka hadapi.
"Tujuan utama restrukturisasi ini adalah untuk memastikan produksi, menstabilkan pengiriman dan melindungi hak maupun kepentingan konsumen," tulis Neta dalam keterangan resmi yang diterima KatadataOTO.
Manufaktur asal Negeri Tirai Bambu itu bakal direvitalisasi melalui optimalisasi utang, perbaikan manajemen serta suntikan modal.
Mereka menjelaskan bakal berkolaborasi dengan likuiditor buat mengumpulkan modal industri terkemuka guna berinvestasi bersama.
Nantinya uang yang diterima digunakan untuk memulihkan produksi, melakukan penelitian, pengembangan teknis sampai memperluas pasar internasional.
"Pada saat bersamaan, tim manajemen awal akan dioptimalkan dan direformasi," tutur mereka.
Selanjutnya CEO baru bakal ditunjuk oleh seorang eksekutif senior yang berpengalaman memimpin perusahaan otomotif internasional.
Sehingga mampu meningkatkan profesionalisasi struktur tata kelola perusahaan.
Produsen electric vehicle (EV) tersebut memastikan pabrik di Tongxiang Cina akan kembali beroperasi secara bertahap selama enam bulan ke depan.
Lalu mereka berfokus pada jaminan pengiriman pesanan yang ada. Kemudian sistem diler akan memastikan transisi stabil melalui pertukaran utang dengan ekuitas dan dukungan finansial.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
31 Juli 2025, 19:00 WIB
31 Juli 2025, 17:00 WIB
31 Juli 2025, 12:00 WIB
31 Juli 2025, 10:00 WIB
30 Juli 2025, 20:00 WIB
Terkini
31 Juli 2025, 20:00 WIB
Terdapat berbagai faktor yang membuat wholesales LCGC di Indonesia tak bergairah, salah satunya PHK massal
31 Juli 2025, 19:00 WIB
Mobil listrik murah seharga Rp 190 jutaan mulai hadir di Indonesia, diyakini belum bisa gantikan LCGC
31 Juli 2025, 18:08 WIB
Gaikindo menyorot besaran pajak kendaraan bermotor di Indonesia jadi salah satu alasan harga mobil tinggi
31 Juli 2025, 17:00 WIB
Kolaborasi antara DFSK Seres dan Otoklix bermaksud mempermudah konsumen melakukan servis khususnya untuk EV
31 Juli 2025, 13:34 WIB
Jeep Wrangler 41 Willys melantai di GIIAS 2025 dan dijual dengan jumlah yang sangat terbatas buat kolektor
31 Juli 2025, 13:00 WIB
KatadataOTO mencoba secara singkat SUV Mitsubishi Destinator di sela perhelatan GIIAS 2025, berikut ulasannya
31 Juli 2025, 12:50 WIB
Citroën Basalt hadir di GIIAS 2025 dengan menampilkan beragam keunggulan baik dari segi produk maupun layanan
31 Juli 2025, 12:00 WIB
HPM percaya diri Honda Brio bisa kompetitif meski mobil listrik seharga LCGC makin merajalela di Indonesia