Ganjil Genap Jakarta 3 Juli 2025, Puluhan Ruas Jalan Terdampak
03 Juli 2025, 06:00 WIB
Membutuhkan konsentrasi ketika berkendara, main ponsel menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan lalu lintas
Oleh Dian Tami Kosasih
TRENOTO – Perkembangan teknologi membuat ponsel tak hanya digunakan sebagai alat komunikasi, namun juga mencari informasi, bermain game dan menonton film. Perubahan ini tak jarang dimanfaatkan pengendara untuk menghilangkan penat saat berada di kondisi jalan padat atau sekedar mencari rute terbaik saat melakukan perjalanan. Apapun alasannya, main ponsel saat berkendara sangatlah berbahaya.
Membutuhkan konsentrasi, penggunaan ponsel ketika berkendara bisa menjadi penyebab kecelakaan. Meski mengetahui resiko tersebut, tak sedikit pengemudi tetap nekat menggunakan alat komunikasi tersebut.
Terdapat beberapa fakta penting yang perlu diketahuo pengemudi apabila ingin menggunakan ponsel ketika berkendara, salah satunya melanggar aturan dan bisa dipenjara, seperti dilansir Nissan Indonesia.
Menggunakan ponsel saat mengendarai kendaraan bermotor ternyata melanggar dua pasal dalam Undang-Undang No. 22 tahun 2009 Tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan.
Terdapat dalam pasal 106, pengemudi diwajibkan berkendara dengan wajar dan penuh konsentrasi. Sedangkan pasal 283 mengatur pidana kurungan paling lama 3 bulan serta denda paling banyak Rp750.000 bagi para pelanggar.
Selain pelanggaran, sebuah penelitian yang dilakukan Governors Highway Safety Association (GHSA) Amerika Serikat menyebut, penggunaan ponsel, termasuk menelepon dan SMS menjadi salah satu penyebab terbanyak terjadinya kecelakaan di jalan raya Amerika Serikat.
Sebuah penelitian lain juga mengungkapkan, penggunaan ponsel saat mengendarai mobil menjadi satu dari empat penyebab kecelakaan lalu lintas yang umumnya terjadi di dunia.
Penggunaan ponsel pada dasarnya membutuhkan tangan dan mengalihkan konsentrasi. Karena itu, hal ini menjadi penyebab utama kecelakaan.
Selain itu, menggunakan perangkat hands-free juga berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Walaupun mengemudi saat mabuk sangat berbahaya, faktanya, mengemudi sambil menggunakan ponsel jauh lebih berbahaya dibandingkan mabuk. Risiko kecelakaan saat berkendara sambil melakukan SMS mencapai 6 kali lebih memungkinkan dibandingkan berkendara dalam kondisi mabuk.
Hal tersebut belum termasuk kegiatan menelepon selagi mengemudi yang menyebabkan 23 persen kecelakaan terjadi.
Sebuah penemuan dari hasil penelitian menyebut, kondisi otak ketika mengemudi sambil berkendara menjadi lamban, layaknya milik manula berusia 70 tahun.
Respon terhadap kondisi sekitar kendaraan pun menjadi lebih lamban dan tidak efektif. Padahal, responsif menjadi kunci keamanan selama berkendara.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
03 Juli 2025, 06:00 WIB
02 Juli 2025, 21:00 WIB
02 Juli 2025, 06:00 WIB
01 Juli 2025, 23:35 WIB
30 Juni 2025, 06:00 WIB
Terkini
03 Juli 2025, 22:00 WIB
Aprilia tengah menyiapkan rencana cadangan dengan mendekati Bastianini buat mengantisipasi kepergian Martin
03 Juli 2025, 21:00 WIB
Desain baru MG 4 EV resmi diperkenalkan di Cina dengan tampilan yang lebih ramah dibanding sebelumnya
03 Juli 2025, 20:00 WIB
Pengamat sorot sejumlah hal yang harus dilakukan produsen Jepang bertahan di tengah gempuran mobil BYD
03 Juli 2025, 19:00 WIB
Menurut Jaecoo dengan bergabung bersama Chery mereka tidak gentar buat bersaing dengan pabrikan Jepang
03 Juli 2025, 18:00 WIB
Penjualan BYD Group di Juni 2025 berhasil lampaui wholesales mobil Indonesia periode Januari sampai Mei 2025
03 Juli 2025, 17:00 WIB
Peneliti ungkap masih ada produsen EV roda dua yang enggan menguji keamanan baterai dengan alasan biaya mahal
03 Juli 2025, 16:00 WIB
Kemenko Infra mengaku tengah menyiapkan aturan tarif atas dan bawah sopir logistik demi berantas truk ODOL
03 Juli 2025, 15:00 WIB
BYD Sealion 05 EV terdaftar di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan berpeluang hadir di GIIAS 2025