Era Elektrifikasi Akhiri Rivalitas BMW dan Mercedes-Benz
22 Agustus 2025, 17:43 WIB
Alternatif bahan bakar ramah lingkungan untuk kendaraan tambang masih terbilang mahal dan punya kelemahan
Oleh Serafina Ophelia
TRENOTO – Ada beragam opsi tersedia untuk membantu mendukung komitmen pemerintah mewujudkan NZE atau net zero emission. Tidak hanya elektrifikasi, bahan bakar ramah lingkungan juga bisa dimanfaatkan.
Buat kendaraan penumpang yang masif digunakan memang sudah tersedia seperti Pertamax Green 95, dengan kandungan bioetanol 5 persen dan RON 95.
Sementara untuk kendaraan tambang masih terbilang sulit diwujudkan baik untuk transisi elektrifikasi maupun penggunaan bahan bakar ramah lingkungan. Karena ternyata harga lebih mahal dan ada kelemahan tersendiri.
Hal ini sebelumnya disampaikan oleh Bambang Tjahjono, Executive Director ASPINDO (Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia) dalam seminar ABB Mining Talk, Kamis (14/9).
“Di Indonesia yang banyak dipakai adalah biofuel dari sawit. Tetapi FAME (Fatty Acid Methyl Ester) punya kelemahan,” ucap Bambang.
FAME disebut menghasilkan tenaga lebih rendah sehingga kendaraan jadi lebih boros, bersifat hygroscopic (mudah menyerap air dari udara bebas), oksidasi dan korosif.
Menurut Bambang hal tersebut bisa diatasi dengan produk sawit HVO (Hydrotreated Vegetable Oil) namun penggunaannya masih menunggu arahan dari pemerintah mengingat harga HVO mahal.
“Tetap alternatif pasti dipakai oleh pemerintah, karena dalam waktu dekat yang namanya fossil fuel itu harus diganti,” ujar dia.
Ia menegaskan perlu ada langkah bertahap karena menggunakan kendaraan bertenaga listrik untuk keperluan tambang bukan hal sederhana. Ukuran jauh lebih besar dan medan dilalui juga lebih ekstrem.
Untuk mensiasati hal tersebut Bambang mengatakan penggunaan EV di industri pertambangan dimulai dari peralatan ukuran kecil terlebih dulu.
“Seperti saya bilang tadi equipment berukuran kecil dulu perlahan ke medium. Tapi untuk ukuran besar masih jadi masalah,” ujar Bambang.
Untuk jangka panjang kombinasi antara elektrifikasi dan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan bisa jadi alternatif yang baik untuk ikut ambil bagian mengikuti komitmen NZE.
“Tidak bisa bilang (target elektrifikasi kendaraan tambang) karena tergantung teknologi bisa 5-10 tahun, itu semua tergantung seberapa cepat kemajuan teknologi dan bagaimana efisiensi dari baterai,” ucapnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
22 Agustus 2025, 17:43 WIB
24 Juni 2025, 17:00 WIB
13 Juni 2025, 22:00 WIB
05 Juni 2025, 17:00 WIB
04 Juni 2025, 18:00 WIB
Terkini
02 Oktober 2025, 20:02 WIB
SIS masih membuka kemungkinan Suzuki Satria terbaru bakal diluncurkan untuk para konsumen di Indonesia
02 Oktober 2025, 19:00 WIB
Francesco Bagnaia buka suara soal asap tebal yang muncul dari motornya jelang akhir balapan di Jepang
02 Oktober 2025, 18:00 WIB
Honda Cimahi mengaku pelanggan mobil kini makin kritis sehingga pelayanan purna jual terus ditingkatkan
02 Oktober 2025, 17:00 WIB
Cairan dengan larutan urea bernama AdBlue merupakan salah satu inovasi buat kurangi emisi kendaraan diesel
02 Oktober 2025, 16:00 WIB
Bagi Fermin Aldeguer nomor 54 terasa sangat spesial, sehingga Toprak Razgatlioglu harus mencari yang lain
02 Oktober 2025, 15:00 WIB
Pengendara Yamaha Nmax yang viral menyetop sebuah bus di tikungan Ciwidey, Bandung merupakan anggota BMC
02 Oktober 2025, 14:00 WIB
Jetour X20e bakal meluncur dalam waktu dekat dan digadang jadi rival baru Wuling Air ev, segini NJKB-nya
02 Oktober 2025, 13:30 WIB
Tingginya sumber daya dan jumlah penduduk jadi daya tarik bagi pabrikan mobil listrik Cina untuk berinvestasi