Cara Toyota Indonesia Jaga Mutu SDM Agar Sesuai Kebutuhan Industri
18 September 2025, 23:05 WIB
Menurut Toyota, elektrifikasi total bisa membuat jutaan pekerja pabrik dan pemasok kehilangan pekerjaan
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Era elektrifikasi ditandai dengan banyaknya manufaktur mulai memperkenalkan lini mobil listrik ke konsumen. Beberapa bahkan berkomitmen untuk elektrifikasi total dalam waktu beberapa tahun.
Artinya mereka tidak lagi menjual mobil konvensional di masa mendatang. Tetapi fokus menawarkan mobil ramah lingkungan seperti BEV (Battery Electric Vehicle).
Beberapa pihak beranggapan hal ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi banyak masyarakat. Namun Toyota memiliki pendapat sebaliknya.
“Ada 5,5 juta orang terlibat dalam industri otomotif di Jepang. Banyak dari antara mereka sudah biasa mengerjakan (pekerjaan terkait dengan) mesin dalam waktu yang lama,” kata Akio Toyoda, Chairman Toyota Motor Corporation dikutip dari Reuters, Sabtu (12/10).
Masih sama seperti yang kerap ia sampaikan di berbagai kesempatan, menurut dia mobil listrik hanya akan menyumbang total 30 persen penjualan mobil secara global. Sisanya dibantu oleh mobil hybrid dan FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle).
“Kalau mobil listrik jadi satu-satunya pilihan konsumen, pekerjaan orang-orang dan pemasok kami juga bakal hilang,” lanjut Toyoda.
Sehingga ia menegaskan Toyota masih akan memegang prinsip Multi Pathway di era elektrifikasi. Artinya tidak hanya fokus pada mobil listrik saja tetapi berbagai alternatif ramah lingkungan lainnya seperti mobil hybrid.
Toyota di Indonesia juga tampaknya mengikuti prinsipal dan tidak langsung terjun ke mobil listrik. Hingga saat ini mereka baru punya satu model BEV (Battery Electric Vehicle) yaitu bZ4X, dilego Rp 1,19 miliar OTR (On The Road) Jakarta.
Sementara model ramah lingkungan lain didominasi hybrid di berbagai segmen. Seperti Alphard dan Vellfire HEV mengisi ceruk MPV mewah, lalu pilihan MPV dengan banderol lebih kompetitif yaitu Kijang Innova Zenix Hybrid.
Sayangnya mobil hybrid di Indonesia memang tidak mendapatkan keringanan atau relaksasi pajak dari pemerintah seperti mobil listrik murni alias BEV. Tetapi regulasi ini masih dinanti oleh sejumlah pabrikan.
“Berilah insentif kepada produk-produk yang bisa mengurangi emisi. Kedua untuk mobil memang sudah diproduksi di dalam negeri, bukan impor,” kata Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT TAM (Toyota Astra Motor) beberapa waktu lalu.
Merek Tiongkok GWM (Great Wall Motor) yang sekarang pilih jual mobil hybrid di RI juga berpendapat senada.
“Perlu dong (subsidi mobil hybrid), kami coba ajukan lagi ya setelah kemarin sempat ditolak,” kata Lisa Wijaya, Sales & Network Director GWM Indonesia di Jakarta Timur belum lama ini.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
18 September 2025, 23:05 WIB
18 September 2025, 20:00 WIB
17 September 2025, 16:00 WIB
17 September 2025, 13:00 WIB
17 September 2025, 10:00 WIB
Terkini
19 September 2025, 10:00 WIB
TeRuCI baru saja merayakan hari jadi ke-18, berbagai kegiatan pun disiapkan seperti menjajal Innova Zenix HEV
19 September 2025, 09:00 WIB
Berangkat dari kondisi yang ada, GIAMM meminta pemerintah memberikan stimulus untuk industri komponen lokal
19 September 2025, 08:00 WIB
Ada banyak yang harus diwaspadai pengendara saat ikuti rekayasa lalu lintas di tol Fatmawati 2 agar selamat
19 September 2025, 07:00 WIB
Produksi mobil Agustus 2025 di Indonesia mengalami penurunan cukup dalam dengan LCGC jadi segmen paling terdampak
19 September 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta akan diawasi kepolisian di sejumlah titik rawan sehingga masyarakat lebih hati-hati
19 September 2025, 06:00 WIB
Menjelang akhir pekan lima lokasi SIM keliling Jakarta masih tersedia di area strategis sekitar Ibu Kota
19 September 2025, 06:00 WIB
Jelang akhir pekan, fasilitas SIM keliling Bandung melayani masyarakat di Kota Kembang di dua tempat berbeda
18 September 2025, 23:05 WIB
Toyota Indonesia memiliki cara tersendiri dalam menjaga mutu SDM di agar bisa sesuai kebutuhan industri