Honda Civic RS Hybrid Meluncur di Indonesia, Harga Rp 699 Jutaan
08 Mei 2025, 19:00 WIB
Menurut Toyota, elektrifikasi total bisa membuat jutaan pekerja pabrik dan pemasok kehilangan pekerjaan
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Era elektrifikasi ditandai dengan banyaknya manufaktur mulai memperkenalkan lini mobil listrik ke konsumen. Beberapa bahkan berkomitmen untuk elektrifikasi total dalam waktu beberapa tahun.
Artinya mereka tidak lagi menjual mobil konvensional di masa mendatang. Tetapi fokus menawarkan mobil ramah lingkungan seperti BEV (Battery Electric Vehicle).
Beberapa pihak beranggapan hal ini dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi banyak masyarakat. Namun Toyota memiliki pendapat sebaliknya.
“Ada 5,5 juta orang terlibat dalam industri otomotif di Jepang. Banyak dari antara mereka sudah biasa mengerjakan (pekerjaan terkait dengan) mesin dalam waktu yang lama,” kata Akio Toyoda, Chairman Toyota Motor Corporation dikutip dari Reuters, Sabtu (12/10).
Masih sama seperti yang kerap ia sampaikan di berbagai kesempatan, menurut dia mobil listrik hanya akan menyumbang total 30 persen penjualan mobil secara global. Sisanya dibantu oleh mobil hybrid dan FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle).
“Kalau mobil listrik jadi satu-satunya pilihan konsumen, pekerjaan orang-orang dan pemasok kami juga bakal hilang,” lanjut Toyoda.
Sehingga ia menegaskan Toyota masih akan memegang prinsip Multi Pathway di era elektrifikasi. Artinya tidak hanya fokus pada mobil listrik saja tetapi berbagai alternatif ramah lingkungan lainnya seperti mobil hybrid.
Toyota di Indonesia juga tampaknya mengikuti prinsipal dan tidak langsung terjun ke mobil listrik. Hingga saat ini mereka baru punya satu model BEV (Battery Electric Vehicle) yaitu bZ4X, dilego Rp 1,19 miliar OTR (On The Road) Jakarta.
Sementara model ramah lingkungan lain didominasi hybrid di berbagai segmen. Seperti Alphard dan Vellfire HEV mengisi ceruk MPV mewah, lalu pilihan MPV dengan banderol lebih kompetitif yaitu Kijang Innova Zenix Hybrid.
Sayangnya mobil hybrid di Indonesia memang tidak mendapatkan keringanan atau relaksasi pajak dari pemerintah seperti mobil listrik murni alias BEV. Tetapi regulasi ini masih dinanti oleh sejumlah pabrikan.
“Berilah insentif kepada produk-produk yang bisa mengurangi emisi. Kedua untuk mobil memang sudah diproduksi di dalam negeri, bukan impor,” kata Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT TAM (Toyota Astra Motor) beberapa waktu lalu.
Merek Tiongkok GWM (Great Wall Motor) yang sekarang pilih jual mobil hybrid di RI juga berpendapat senada.
“Perlu dong (subsidi mobil hybrid), kami coba ajukan lagi ya setelah kemarin sempat ditolak,” kata Lisa Wijaya, Sales & Network Director GWM Indonesia di Jakarta Timur belum lama ini.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
08 Mei 2025, 19:00 WIB
08 Mei 2025, 09:00 WIB
06 Mei 2025, 18:00 WIB
06 Mei 2025, 12:00 WIB
05 Mei 2025, 19:00 WIB
Terkini
13 Mei 2025, 21:00 WIB
Nissan dikabarkan tengah dilanda badai PHK, mereka berencana merumahkan sampai 20 ribu karyawan secara global
13 Mei 2025, 20:47 WIB
Satu unit mobil listrik Seal terbakar di kawasan Palmerah, BYD akan selidiki lebih dalam penyebabnya
13 Mei 2025, 19:00 WIB
Menjelajah pulau Dewata, Bali menggunakan Yamaha Gear Ultima 125 Hybrid untuk mencoba fitur-fiturnya
13 Mei 2025, 17:00 WIB
Jorge Martin disebut berniat meninggalkan Aprilia di akhir musim 2025 dan membela Honda mulai tahun depan
13 Mei 2025, 15:00 WIB
Jasa Marga terus mencatat peningkatan jumlah kendaraan yang melintas di sejumlah ruas tol saat libur Waisak
13 Mei 2025, 13:00 WIB
Terdapat beragam diskon menarik jika Anda berniat membeli salah satu produk Vespa matic pada pameran mereka
13 Mei 2025, 11:00 WIB
Secara keseluruhan, tahun ini Chery akan punya empat sub merek di RI yakni Omoda, Jaecoo, Tiggo dan Lepas
13 Mei 2025, 09:00 WIB
Ajang BBQ Ride 2025 akan digelar di Tritan Point untuk memberikan rasa lebih nyaman bagi para pengunjung