KNKT Sebut Banyak Sopir Truk dan Bus Tidak Terlatih dengan Baik
10 September 2025, 11:00 WIB
KNKT menilai pemerintah dapat menggandeng pihak swasta untuk mendirikan sekolah mengemudi khusus sopir truk
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Tingginya angka kecelakaan, mendorong sebagian pihak meminta pemerintah mendirikan sekolah mengemudi khusus sopir truk dan bus.
Hal ini dirasakan penting, karena dinilai dapat menambah kemampuan mengemudi masyarakat yang menggeluti profesi sebagai sopir.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyarankan para pemangku kebijakan buat berkolaborasi dengan pihak swasta.
"Untuk memulainya pemerintah harus menggandeng stakeholder lain dalam hal ini operator. Di mana mereka sudah memilki Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap dipoles termasuk juga sarana dan prasarana," buka Ahmad Wildan, Investigator Senior KNKT saat dihubungi KatadataOTO, Selasa (09/09).
Wildan menjelaskan beberapa perusahaan swasta siap diajak berkolaborasi oleh pemerintah. Terutama dalam urusan membuat sekolah mengemudi khusus sopir truk serta bus.
Seperti contoh PO Sumber Alam, PO Sugeng Rahayu, PO Eka Wira, PT Siba Surya, PT Pertamina sampai PT Transjakarta.
Lalu masih ada juga produsen kendaraan niaga seperti Hino. Sebab mereka sudah memiliki program pelatihan buat para sopir bus maupun truk.
"Kondisi saat ini untuk membuat sekolah mengemudi bus dan truk, pihak operator jauh lebih siap ketimbang kampus perhubungan seperti STTD sampai PKTJ," Wildan melanjutkan.
ia menuturkan kalau para operator mempunyai pengemudi senior yang mudah dibentuk sesuai kurikulum baru.
Lalu memiliki sarana dan prasarana memadai. Ambil contoh bus, truk, lapangan, perbengkelan sampai ruang kelas.
"Tantangan terberat jika dilakukan di kampus perhubungan adalah mencetak instruktur dan kebutuhan sarana juga prasarana," tegas Wildan.
Di sisi lain KNKT mengaku siap membantu pemerintah dalam mendirikan sekolah mengemudi khusus sopir bus juga truk.
Nantinya mereka membantu berdasarkan pada temuan-temuan keecelakaan selama ini.
"Pemerintah harus berani menyiapkan anggaran dengan merekrut lulusan SMTA yang masih belum bekerja," pungkas dia.
Terakhir pemerintah juga dapat melakukan peningkatan kompetensi untuk para sopir yang lama. Jadi kemampuan mereka bisa semakin baik.
Dengan begitu mampu menangani kondisi darurat saat di jalan raya. Keputusan yang dibuat tidak asal-asal.
Kecelakaan maut melibatkan kendaraan besar dapat diminimalisir. Jadi tidak memakan banyak korban jiwa dan merugikan masyarakat luas.
"Justru sejauh ini belum ada (rencana pemerintah mendirikan sekolah mengemudi). Justru dari swasta yang memulai," Wildan menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
10 September 2025, 11:00 WIB
09 September 2025, 17:00 WIB
08 September 2025, 09:00 WIB
05 September 2025, 07:00 WIB
04 September 2025, 18:00 WIB
Terkini
11 September 2025, 08:00 WIB
Pramono Anung bantah naikkan tarif parkir dan hanya berencana mengubah sistem pembayaran menjadi non tunai
11 September 2025, 07:00 WIB
Wuling Air ev berhasil meraih penghargaan National EV Adoption Leader dalam Katadata Green Initiative Award 2025
11 September 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta ditempatkan di lima lokasi strategis, berikut kami rangkum persyaratan dan caranya
11 September 2025, 06:00 WIB
Kepolisian di Kota Kembang menghadirkan SIM keliling Bandung di dua tempat berbeda, seperti di Batununggal
11 September 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta digelar di puluhan ruas jalan utama Ibu Kota untuk hindari kemacetan lalu lintas
10 September 2025, 20:00 WIB
Yamaha Neos bakal digunakan ojek online di Jabodetabek sebagai bagian dari studi pengembangan kendaraan listrik
10 September 2025, 19:00 WIB
GAC resmi mengumumkan harga Aion UT yang meluncur di GIIAS 2025, tipe terendah Rp 325 juta on the road Jakarta
10 September 2025, 18:00 WIB
IMOS 2025 kembali digelar di ICE BSD, Tangerang pada 24-28 September untuk mendongkrak penjualan motor