Mengemudikan Rantis Brimob Tidak Mudah, Perlu Kompetensi Khusus
02 September 2025, 19:00 WIB
Ada kemungkinan pengemudi rantis Brimob melakukan kesalahan prosedur hingga mengakibatkan Affan meninggal
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Peristiwa Kendaraan Taktis (Rantis) Brimob yang menabrak Affan Kurniawan, pengemudi Ojek Online (Ojol) terus menjadi sorotan. Apalagi setelah polisi melakukan gelar perkara kemarin, Selasa (02/09).
Menurut Divpropam Polri, di kejadian tersebut ditemukan unsur pidana. Ada pelanggaran berat dan sedang yang dilakukan oleh tujuh anggota Brimob.
Sementara itu Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas Ham) memastikan, ada pelanggaran Ham dalam kasus kematian Affan.
Kendati demikian Komnas Ham masih ingin memastikan kemungkinan dugaan kelalaian atau kesengajaan dalam aksi demo pada akhir Agustus kemarin.
Di sisi lain pengamat mengatakan kecelakaan rantis Brimob yang menewaskan Affan sejatinya bisa dicegah.
“Di dalam kendaran tim tersebut tidak boleh panik. Hubungannya adalah perilaku atau keputusan (yang diambil) impulsif,” ungkap Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) kepada KatadataOTO, Selasa (02/09).
Jusri menjelaskan bahwa tekanan dari para demonstran serta komandannya, membuat pengemudi tersebut bertindak sembrono.
Sehingga terjadinya kecelakaan yang menewaskan Affan. Oleh sebab itu baik pengemudi maupun penumpang di dalam rantis Brimob wajib memiliki ketenangan.
“Karena kita tahu kendaraan rantis Brimob itu tahan dari objek-objek tajam, bahkan peluru sampai granat sekalipun,” Jusri melanjutkan.
Selain itu Jusri juga menekankan pentingnya penerapan Standard Operating Procedure (SOP) penggunaan rantis Brimob, terkhusus saat menangani aksi demo.
Bagaimana sang pengemudi harus bertindak ketika berhadapan dengan demonstran. Lalu memahami spesifikasi dari kendaraan tersebut.
Jika semua sudah dijalankan dengan benar, maka dapat meminimalisir kejadian maut seperti pada demo kemarin.
“Di satu kecelakaan itu ada namanya penyebab langsung. Seperti kesalahan pengoperasian kendaraan, dia misal ngebut atau dalam kecepatan tinggi,” Jusri menambahkan.
Jusri pun menyayangkan kenapa rantis Brimob satu ini melaju dengan kecepatan tinggi ketika menerobos massa.
Ia juga menyebutkan kalau pihak kepolisian masih bisa melakukan investigasi secara menyeluruh. Sebab banyak kemungkinan dapat terjadi ketika Affan tewas.
“Dia (pengemudi) bisa saja melakukan pelanggaran atau SOP-nya tidak disosialisasikan dengan baik,” tegas Jusri.
Oleh sebab itu kepolisian harus harus teliti dalam menangani kasus tersebut. Sehingga bisa menemukan penyebab pasti dari kecelakaan antara rantis Brimob serta pengemudi Ojol.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
02 September 2025, 19:00 WIB
30 Agustus 2025, 07:16 WIB
29 Agustus 2025, 16:45 WIB
21 Juli 2025, 10:00 WIB
17 Juli 2025, 13:00 WIB
Terkini
03 September 2025, 11:00 WIB
Suzuki memamerkan teaser siluet mobil yang diduga merupakan varian terbaru XL7, eksterior serba hitam
03 September 2025, 10:00 WIB
Pengemudi tidak bisa percaya 100 persen dengan fitur keselamatan mobil, sebab masih ada potensi error
03 September 2025, 09:00 WIB
Meskipun populasi mobil Cina terus menggeliat di Indonesia, namun di pasar mobkas kondisinya berbeda
03 September 2025, 08:00 WIB
Suzuki eVitara mulai diekspor ke beberapa negara eropa dan selanjutnya akan terus berkembang ke wilayah lain
03 September 2025, 07:00 WIB
Sebuah Lamborghini Huracan Evo yang hilang selama dua tahun berhasil ditemukan dengan bantuan ChatGPT
03 September 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 3 September 2025 masih dikawal ketat petugas karena ada demo dari sejumlah elemen masyarakat
03 September 2025, 06:00 WIB
Masyarakat bisa menuju ke Ubertos untuk menemukan salah satu SIM keliling Bandung yang beroperasi hari ini
03 September 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta dapat menjadi alternatif kantor Satpas bagi masyarakat untuk melakukan perpanjangan SIM