DPR Minta Implementasi Etanol Dikaji Lagi, Belum Ramah Mesin
13 Oktober 2025, 20:00 WIB
Tidak sembarangan, penerapan BBM campuran etanol 10 persen atau E10 harus memperhatikan ekosistem pendukung
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Wacana penerapan bahan bakar minyak atau BBM dengan kandungan etanol menjadi salah satu upaya pemerintah untuk menekan emisi gas buang di dalam negeri.
Di negara seperti Thailand, campuran etanol di BBM sudah jadi hal lazim. Meskipun begitu, tetap ada beberapa hal perlu diperhatikan agar penerapannya optimal.
Perlu diingat, tidak semua kendaraan dapat mengakomodir bahan bakar campuran etanol E10 seperti yang ingin diterapkan oleh pemerintah.
Sehingga sebelum E10 digunakan di Indonesia, ada beberapa hal wajib dipersiapkan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan terkait termasuk produsen mobil.
Pengamat menilai sejumlah mobil hasil produksi sebelum 2010 hanya kompatibel sampai E5 atau bahan bakar campuran etanol lima persen.
Apabila ingin menggunakan E10, maka ada banyak komponen kendaraan yang perlu diganti.
Patut jadi perhatian sebab masih ada banyak pengguna kendaraan lawas di Indonesia.
“Ada sekitar 137,4 juta unit sepeda motor dan 20,1 juta unit mobil penumpang. Lebih dari 90 persennya adalah kendaraan lawas,” kata Yannes Martinus Pasaribu, pengamat sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) kepada KatadataOTO belum lama ini.
Menurut Yannes, komponen karet pada selang BBM di mobil lawas belum kompatibel dengan material etanol.
Sehingga jika dipaksakan justru dapat mengakibatkan kerusakan serta gangguan kinerja mobil.
Tidak hanya kendaraan, tangki bensin di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) harus menggunakan material khusus.
“Tangki tanam BBM pada banyak SPBU yang materialnya logam juga membutuhkan stabilizer anti-oksidan,” tegas Yannes.
Oleh karena itu meskipun BBM E10 ke atas disebut memiliki dampak baik terhadap lingkungan, imbasnya ke kendaraan juga harus menjadi perhatian.
Kesesuaian tangki bensin serta kesiapan infrastruktur SPBU menjadi krusial agar E10 dapat diterapkan dengan baik.
Tanpa transisi, persiapan ekosistem dan edukasi ke masyarakat maka implementasi bahan bakar campuran etanol di Indonesia masih akan sulit dilakukan.
“Pemerintah perlu berkolaborasi dengan semua Agen Pemegang Merek (APM) agar proses transisinya berlangsung mulus,” tegas Yannes.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
13 Oktober 2025, 20:00 WIB
11 Oktober 2025, 13:00 WIB
11 Oktober 2025, 11:00 WIB
10 Oktober 2025, 19:30 WIB
10 Oktober 2025, 12:00 WIB
Terkini
14 Oktober 2025, 12:00 WIB
Ada produk baru dengan harga kompetitif disinyalir jadi salah satu faktor penyebab lesunya penjualan LCGC
14 Oktober 2025, 11:00 WIB
Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku bahwa dirinya memang jarang menggunakan pengawalan kecuali saat acara resmi
14 Oktober 2025, 10:00 WIB
Toyota dan CATL disinyalir segera melokalisasi baterai lini elektrifikasi seperti bZ4X dan Veloz Hybrid
14 Oktober 2025, 09:00 WIB
Juara dunia Marc Marquez bakal mulai absen di MotoGP Australia 2025 yang berlangsung pada akhir pekan ini
14 Oktober 2025, 08:00 WIB
Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian ajak Xiaomi agar membuka pabrik mobil listrik di Indonesia
14 Oktober 2025, 07:00 WIB
Mengurus tilang ETLE kini tidak perlu ke bank karena petugas sudah dilengkapi peralatan agar pelanggar bisa membayar di tempat
14 Oktober 2025, 06:00 WIB
Hari ini SIM keliling Bandung beroperasi di dua tempat berbeda, hal itu bertujuan agar lebih mudah ditemukan
14 Oktober 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta jadi alternatif kantor Satpas, mudah ditemukan dan tersebar di lima tempat di Ibu Kota