Gaikindo Berharap Penjualan Mobil Baru 2026 Tembus 1 Juta Unit
18 Desember 2025, 16:00 WIB
Penjualan mobil baru stagnan di angka 1 juta unit, unit bekas jauh lebih diminati karena beberapa faktor
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pasar otomotif bisa dibilang masih lesu memasuki 2024. Sampai tahun lalu penjualan mobil baru juga masih stagnan di kisaran satu juta unit karena beberapa kendala seperti faktor perekonomian global.
Bahkan mengacu pada riset yang dilakukan oleh LPEM UI (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia), mobil bekas sangat diminati oleh masyarakat di Pulau Jawa.
Riyanto, Pengamat Otomotif LPEM UI mengungkapkan bahwa tingginya minat terhadap mobil bekas merupakan akibat dari harga unit baru semakin tidak terjangkau.
“Dari hasil survey, orang di pulau Jawa yang beli mobil di 2023, 63 persennya mobil bekas. Harga mobil baru naik, mobil bekas lebih rendah,” kata Riyanto di kantor Kemenperin, Rabu (10/7).
Buat mobil di segmen tertentu seperti MPV (Multi Purpose Vehicle) menurutnya ada depresiasi harga yang cukup besar mencapai 50 persen. Ditambah lagi saat ini pasar mobil bekas terbilang transparan serta semakin memudahkan konsumen dalam melakukan pembelian.
“Kunjungan ke situs mobil bekas dari bulan ke bulan itu meningkat. Membandingkan harga (mobil baru dan bekas) lebih mudah,” ucap Riyanto.
Padahal menurut Riyanto, apabila masyarakat memiliki modal mencukupi memiliki keinginan untuk membeli mobil baru. Saat ini pasar mobil bekas didominasi konsumen dengan pengeluaran di bawah Rp 5 juta per bulan.
Melanjutkan hal tersebut, Putu Juli Ardika, Plt Dirjen ILMATE menyebutkan ini bukan pertama kali terjadi. Sehingga perlu ada langkah dilakukan agar angka penjualan mobil baru bisa naik.
Di samping program LCGC (Low Cost Green Car), kebijakan serupa juga bisa diterapkan pada kendaraan ramah lingkungan sekaligus menggencarkan elektrifikasi yang menjadi target pemerintah.
“Misal bagaimana insentif (mobil listrik) diperluas untuk Low Emission Vehicle (hybrid, PHEV). Kita itu kalau insentif BEV hampir sama dengan negara lain, tetapi yang lain masih jauh sekali,” ungkap Putu dalam kesempatan sama.
Sebagai perbandingan, Putu menjelaskan pajak buat kendaraan rendah emisi ada di angka tujuh sampai delapan persen. Sementara di Indonesia masih 23-33 persen.
Ia menegaskan capaian positif terlihat pada jumlah ekspor, meskipun secara total angka penjualan mobil baru masih stagnan di 1 juta unit.
“Industri otomotif bertumbuh namun pasar dalam negeri tidak secepat ekspor. Kalau kita mampu ekspor, berarti industri kita punya daya saing,” tegas dia.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
18 Desember 2025, 16:00 WIB
18 Desember 2025, 13:00 WIB
17 Desember 2025, 22:00 WIB
17 Desember 2025, 15:00 WIB
17 Desember 2025, 07:00 WIB
Terkini
18 Desember 2025, 21:00 WIB
Jetour punya rencana membangun pabrik mandiri di Indonesia, saat ini masih menggunakan fasilitas milik Handal
18 Desember 2025, 20:00 WIB
Regulasi desain door handle atau gagang pintu EV akan diperketat di Cina, persulit evakuasi saat kecelakaan
18 Desember 2025, 19:00 WIB
Penyelenggaraan F4 di Sirkuit Mandalika menjadi kesempatan para pembalap serta tim Indonesia buat berkembang
18 Desember 2025, 18:00 WIB
Volkswagen resmi menutup pabrik di Jerman untuk pertama kalinya, alami kerugian dan banyak tantangan
18 Desember 2025, 17:07 WIB
Menggunakan oli palsu bisa merusak berbagai komponen mesin motor, sehingga berujung merugikan konsumen
18 Desember 2025, 16:00 WIB
Gaikindo memberikan banyak masukan kepada pemerintah agar penjualan mobil baru pada 2026 bisa kembali pulih
18 Desember 2025, 15:00 WIB
Operasional angkutan barang mulai dari Palembang sampai Banyuwangi dibatasi selama libur Nataru 2025-2026
18 Desember 2025, 14:00 WIB
Beragam motor baru meramaikan pasar pada 2025, seperti yang mencuri perhatian new Honda Vario dan Satria Pro