TAF Tawarkan Mobil Bekas Display, Kilometernya Masih Rendah
18 Oktober 2024, 21:00 WIB
Penjualan mobil baru stagnan di angka 1 juta unit, unit bekas jauh lebih diminati karena beberapa faktor
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pasar otomotif bisa dibilang masih lesu memasuki 2024. Sampai tahun lalu penjualan mobil baru juga masih stagnan di kisaran satu juta unit karena beberapa kendala seperti faktor perekonomian global.
Bahkan mengacu pada riset yang dilakukan oleh LPEM UI (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia), mobil bekas sangat diminati oleh masyarakat di Pulau Jawa.
Riyanto, Pengamat Otomotif LPEM UI mengungkapkan bahwa tingginya minat terhadap mobil bekas merupakan akibat dari harga unit baru semakin tidak terjangkau.
“Dari hasil survey, orang di pulau Jawa yang beli mobil di 2023, 63 persennya mobil bekas. Harga mobil baru naik, mobil bekas lebih rendah,” kata Riyanto di kantor Kemenperin, Rabu (10/7).
Buat mobil di segmen tertentu seperti MPV (Multi Purpose Vehicle) menurutnya ada depresiasi harga yang cukup besar mencapai 50 persen. Ditambah lagi saat ini pasar mobil bekas terbilang transparan serta semakin memudahkan konsumen dalam melakukan pembelian.
“Kunjungan ke situs mobil bekas dari bulan ke bulan itu meningkat. Membandingkan harga (mobil baru dan bekas) lebih mudah,” ucap Riyanto.
Padahal menurut Riyanto, apabila masyarakat memiliki modal mencukupi memiliki keinginan untuk membeli mobil baru. Saat ini pasar mobil bekas didominasi konsumen dengan pengeluaran di bawah Rp 5 juta per bulan.
Melanjutkan hal tersebut, Putu Juli Ardika, Plt Dirjen ILMATE menyebutkan ini bukan pertama kali terjadi. Sehingga perlu ada langkah dilakukan agar angka penjualan mobil baru bisa naik.
Di samping program LCGC (Low Cost Green Car), kebijakan serupa juga bisa diterapkan pada kendaraan ramah lingkungan sekaligus menggencarkan elektrifikasi yang menjadi target pemerintah.
“Misal bagaimana insentif (mobil listrik) diperluas untuk Low Emission Vehicle (hybrid, PHEV). Kita itu kalau insentif BEV hampir sama dengan negara lain, tetapi yang lain masih jauh sekali,” ungkap Putu dalam kesempatan sama.
Sebagai perbandingan, Putu menjelaskan pajak buat kendaraan rendah emisi ada di angka tujuh sampai delapan persen. Sementara di Indonesia masih 23-33 persen.
Ia menegaskan capaian positif terlihat pada jumlah ekspor, meskipun secara total angka penjualan mobil baru masih stagnan di 1 juta unit.
“Industri otomotif bertumbuh namun pasar dalam negeri tidak secepat ekspor. Kalau kita mampu ekspor, berarti industri kita punya daya saing,” tegas dia.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
18 Oktober 2024, 21:00 WIB
18 Oktober 2024, 07:00 WIB
16 Oktober 2024, 14:00 WIB
16 Oktober 2024, 11:00 WIB
15 Oktober 2024, 11:18 WIB
Terkini
21 Oktober 2024, 14:00 WIB
Mitsubishi dan Suzuki lakukan penyesuaian harga, berikut kami rangkum update harga SUV murah Oktober 2024
21 Oktober 2024, 13:00 WIB
Jorge Martin sekarang terpaut 20 poin dengan Francesco Bagnaia di papan atas klasemen sementara MotoGP 2024
21 Oktober 2024, 12:00 WIB
Honda berkoordinasi dengan pihak terkait guna memastikan CR-V Hybrid di Tanah Air terkena Recall atau tidak
21 Oktober 2024, 11:03 WIB
Wuling BinguoEV bekas sudah dipasarkan di beberapa diler dengan harga yang cukup kompetitif buat pelanggan
21 Oktober 2024, 10:00 WIB
Syarat dan cara buat SIM internasional Oktober 2024 cukup mudahkan karena bisa dilakukan langsung dari rumah
21 Oktober 2024, 09:00 WIB
Gibran Rakambuming Raka terlihat menggunakan Lexus LM Hybrid berkelir putih saat meninggalkan gedung DPR-MPR
21 Oktober 2024, 08:00 WIB
Aldi Satya Mahendra mampu menjadi juara dunia WorldSSP300 usai balapan di Sirkuit Jerez, Minggu (20/10)
21 Oktober 2024, 07:00 WIB
Model jagoan Yamaha di Indonesia mendominasi penjualan dan diyakini akan terus bertumbuh di masa mendatang