Aion Y Plus Terbaru Meluncur, Tampilannya Semakin Menarik
04 Juni 2025, 19:07 WIB
Penjualan mobil baru stagnan di angka 1 juta unit, unit bekas jauh lebih diminati karena beberapa faktor
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pasar otomotif bisa dibilang masih lesu memasuki 2024. Sampai tahun lalu penjualan mobil baru juga masih stagnan di kisaran satu juta unit karena beberapa kendala seperti faktor perekonomian global.
Bahkan mengacu pada riset yang dilakukan oleh LPEM UI (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia), mobil bekas sangat diminati oleh masyarakat di Pulau Jawa.
Riyanto, Pengamat Otomotif LPEM UI mengungkapkan bahwa tingginya minat terhadap mobil bekas merupakan akibat dari harga unit baru semakin tidak terjangkau.
“Dari hasil survey, orang di pulau Jawa yang beli mobil di 2023, 63 persennya mobil bekas. Harga mobil baru naik, mobil bekas lebih rendah,” kata Riyanto di kantor Kemenperin, Rabu (10/7).
Buat mobil di segmen tertentu seperti MPV (Multi Purpose Vehicle) menurutnya ada depresiasi harga yang cukup besar mencapai 50 persen. Ditambah lagi saat ini pasar mobil bekas terbilang transparan serta semakin memudahkan konsumen dalam melakukan pembelian.
“Kunjungan ke situs mobil bekas dari bulan ke bulan itu meningkat. Membandingkan harga (mobil baru dan bekas) lebih mudah,” ucap Riyanto.
Padahal menurut Riyanto, apabila masyarakat memiliki modal mencukupi memiliki keinginan untuk membeli mobil baru. Saat ini pasar mobil bekas didominasi konsumen dengan pengeluaran di bawah Rp 5 juta per bulan.
Melanjutkan hal tersebut, Putu Juli Ardika, Plt Dirjen ILMATE menyebutkan ini bukan pertama kali terjadi. Sehingga perlu ada langkah dilakukan agar angka penjualan mobil baru bisa naik.
Di samping program LCGC (Low Cost Green Car), kebijakan serupa juga bisa diterapkan pada kendaraan ramah lingkungan sekaligus menggencarkan elektrifikasi yang menjadi target pemerintah.
“Misal bagaimana insentif (mobil listrik) diperluas untuk Low Emission Vehicle (hybrid, PHEV). Kita itu kalau insentif BEV hampir sama dengan negara lain, tetapi yang lain masih jauh sekali,” ungkap Putu dalam kesempatan sama.
Sebagai perbandingan, Putu menjelaskan pajak buat kendaraan rendah emisi ada di angka tujuh sampai delapan persen. Sementara di Indonesia masih 23-33 persen.
Ia menegaskan capaian positif terlihat pada jumlah ekspor, meskipun secara total angka penjualan mobil baru masih stagnan di 1 juta unit.
“Industri otomotif bertumbuh namun pasar dalam negeri tidak secepat ekspor. Kalau kita mampu ekspor, berarti industri kita punya daya saing,” tegas dia.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
04 Juni 2025, 19:07 WIB
02 Juni 2025, 17:00 WIB
29 Mei 2025, 15:00 WIB
27 Mei 2025, 23:00 WIB
27 Mei 2025, 19:00 WIB
Terkini
06 Juni 2025, 16:00 WIB
Duel panas antara Francesco Bagnaia serta Marc Marquez akan tersaji dalam ajang balap MotoGP Aragon 2025
06 Juni 2025, 14:56 WIB
Tiga mobil hybrid baru yang disinyalir meluncur di Indonesia bulan ini dari pabrikan Jepang dan Korea Selatan
06 Juni 2025, 12:00 WIB
GWM Indonesia mengaku sedang mendaftarkan Haval Jolion Ultra agar bisa mendapatkan insentif mobil hybrid
06 Juni 2025, 10:00 WIB
790.000 kendaraan diprediksi tinggalkan Jabotabek saat libur Idul Adha yang berlangsung selama empat hari
06 Juni 2025, 08:11 WIB
Ada tiga pendatang anyar masuk, berikut KatadataOTO rangkum daftar harga mobil hybrid terbaru Juni 2025
06 Juni 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta hari ini ditiadakan karena sedang masa libur Idul Adha sehingga memudahkan warga beraktvitas
05 Juni 2025, 22:30 WIB
Marc Marquez berpotensi menjadi hambatan dalam usaha kebangkitan Francesco Bagnaia di MotoGP Aragon 2025
05 Juni 2025, 22:00 WIB
Pemerintah Cina meminta agar para produsen mobil tidak melakukan perang harga dan bersaing secara sehat