GJAW Rampung, Penjualan Mobil Baru November 2025 Naik 4.000 Unit
08 Desember 2025, 20:00 WIB
Penjualan mobil baru stagnan di angka 1 juta unit, unit bekas jauh lebih diminati karena beberapa faktor
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pasar otomotif bisa dibilang masih lesu memasuki 2024. Sampai tahun lalu penjualan mobil baru juga masih stagnan di kisaran satu juta unit karena beberapa kendala seperti faktor perekonomian global.
Bahkan mengacu pada riset yang dilakukan oleh LPEM UI (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia), mobil bekas sangat diminati oleh masyarakat di Pulau Jawa.
Riyanto, Pengamat Otomotif LPEM UI mengungkapkan bahwa tingginya minat terhadap mobil bekas merupakan akibat dari harga unit baru semakin tidak terjangkau.
“Dari hasil survey, orang di pulau Jawa yang beli mobil di 2023, 63 persennya mobil bekas. Harga mobil baru naik, mobil bekas lebih rendah,” kata Riyanto di kantor Kemenperin, Rabu (10/7).
Buat mobil di segmen tertentu seperti MPV (Multi Purpose Vehicle) menurutnya ada depresiasi harga yang cukup besar mencapai 50 persen. Ditambah lagi saat ini pasar mobil bekas terbilang transparan serta semakin memudahkan konsumen dalam melakukan pembelian.
“Kunjungan ke situs mobil bekas dari bulan ke bulan itu meningkat. Membandingkan harga (mobil baru dan bekas) lebih mudah,” ucap Riyanto.
Padahal menurut Riyanto, apabila masyarakat memiliki modal mencukupi memiliki keinginan untuk membeli mobil baru. Saat ini pasar mobil bekas didominasi konsumen dengan pengeluaran di bawah Rp 5 juta per bulan.
Melanjutkan hal tersebut, Putu Juli Ardika, Plt Dirjen ILMATE menyebutkan ini bukan pertama kali terjadi. Sehingga perlu ada langkah dilakukan agar angka penjualan mobil baru bisa naik.
Di samping program LCGC (Low Cost Green Car), kebijakan serupa juga bisa diterapkan pada kendaraan ramah lingkungan sekaligus menggencarkan elektrifikasi yang menjadi target pemerintah.
“Misal bagaimana insentif (mobil listrik) diperluas untuk Low Emission Vehicle (hybrid, PHEV). Kita itu kalau insentif BEV hampir sama dengan negara lain, tetapi yang lain masih jauh sekali,” ungkap Putu dalam kesempatan sama.
Sebagai perbandingan, Putu menjelaskan pajak buat kendaraan rendah emisi ada di angka tujuh sampai delapan persen. Sementara di Indonesia masih 23-33 persen.
Ia menegaskan capaian positif terlihat pada jumlah ekspor, meskipun secara total angka penjualan mobil baru masih stagnan di 1 juta unit.
“Industri otomotif bertumbuh namun pasar dalam negeri tidak secepat ekspor. Kalau kita mampu ekspor, berarti industri kita punya daya saing,” tegas dia.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
08 Desember 2025, 20:00 WIB
07 Desember 2025, 17:10 WIB
05 Desember 2025, 20:05 WIB
03 Desember 2025, 13:25 WIB
03 Desember 2025, 09:00 WIB
Terkini
09 Desember 2025, 19:00 WIB
Salah satu pilihan motor matic yang bisa memenuhi kebutuhan mobilitas di perkotaan adalah Yamaha Nmax Turbo
09 Desember 2025, 17:00 WIB
Penjualan mobil mewah mengalami kenaikan perlahan, posisi pertama masih dipegang oleh BMW disusul Lexus
09 Desember 2025, 16:00 WIB
Yamaha Grand Filano memiliki beberapa keunggulan, ambil contoh desain retro sampai jantung mekanis hybrid
09 Desember 2025, 15:00 WIB
Memasuki November 2025, hanya BYD yang berhasil mencatatkan angka penjualan retail di atas 1.000 unit
09 Desember 2025, 14:00 WIB
Bagi Anda yang berniat memboyong Yamaha MX-King 150, ada dua opsi kelir anyar masing-masing biru dan silver
09 Desember 2025, 13:00 WIB
Mobil Lubricants menutup program konsumen berhadiah sekaligus edukasi produk oli asli bagi konsumen setia
09 Desember 2025, 12:03 WIB
Demi mengantisipasi lonjakan jumlah kendaraan saat Nataru, Kementerian PU mengaktifkan lima ruas jalan tol
09 Desember 2025, 11:01 WIB
Pameran seperti GJAW 2025 dinilai penting untuk visibilitas, tetapi tidak sebegitu efektif dorong penjualan