Varian Hyundai Kona Dipangkas di 2026, Sisa Tipe Terendah
01 Oktober 2025, 17:00 WIB
Perlu ada infrastruktur pengolahan limbah baterai EV seiring akselerasi target adopsi kendaraan listrik
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Tahun lalu, pemerintah Indonesia disebut telah menetapkan target yang ambisius terkait populasi kendaraan listrik di dalam negeri.
Melalui Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), targetnya adalah dua juta unit mobil listrik ditambah 13 juta unit motor listrik mengaspal per 2030. Totalnya adalah 15 juta kendaraan ramah lingkungan berbasis baterai.
Namun selain percepatan adopsi mobil dan motor listrik, pemerintah masih perlu memperhatikan satu hal lagi yakni bagaimana penanganan limbah baterai. Sebab infrastrukturnya belum tersedia.
“Kita sadar, dalam tiga sampai empat tahun mungkin akan banyak baterai bekas dari EV. Kita ingin daur ulang baterai,” kata Ary Sudjianto, Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon KLH/BPLH di JAMA Oil Lube Seminar, Senin (10/03).
Dia menegaskan dengan target tinggi jumlah kendaraan listrik di 2030, maka limbah baterai akan semakin banyak pula. Sehingga pemerintah perlu segera memikirkan battery waste management.
Menurut Ary, saat ini untuk pengolahan baterai konvensional sudah ada infrastruktur yang melibatkan sejumlah industri di dalamnya.
Sayangnya hal serupa belum tersedia buat baterai kendaraan listrik. Padahal menjadi masalah krusial seiring bertambahnya populasi EV (Electric Vehicle) di dalam negeri.
“Kita akan diskusikan kebijakannya, bicara bagaimana kita menangani baterai EV. Ini lebih besar dari waste baterai konvensional,” tegas Ary.
Sebagai informasi, tahun lalu diungkapkan bahwa pemerintah menyiapkan dana USD 455 juta guna mensubsidi penjualan motor listrik yang mencakup 800 unit baru dan 200 unit konversi dari mesin konvensional.
Sedangkan buat mobil insentif pajak 10 persen kembali diterapkan. Tambahan lain berlaku untuk kendaraan hybrid tetapi dengan diskon tarif lebih kecil yakni tiga persen.
Lalu pengembangan stasiun pengisian daya termasuk di rumah para pemilik, lewat harga khusus peningkatan sistem kelistrikan serta potongan tarif pengisian daya semalaman.
Di samping elektrifikasi, pemerintah turut mengalokasikan 11,8 juta ton biodiesel bersamaan peluncuran campuran 35 persen minyak sawit untuk biodiesel alias B35.
“Program ini dapat mengurangi emisi GRK sekitar 34,9 juta ton CO2,” kata Dadan Kusdiana, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM dalam kesempatan berbeda.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
01 Oktober 2025, 17:00 WIB
01 Oktober 2025, 16:00 WIB
01 Oktober 2025, 13:00 WIB
30 September 2025, 17:30 WIB
26 September 2025, 17:00 WIB
Terkini
01 Oktober 2025, 22:00 WIB
Misi besar Marc Marquez dalam mematahkan kutukan ketika berlaga di MotoGP Mandalika 2025 di akhir pekan nanti
01 Oktober 2025, 21:30 WIB
Ratusan teknisi adu mekanik di Chery Technician Skill Contest 2025 yang diselenggaran untuk tingkatkan kualitas
01 Oktober 2025, 21:00 WIB
Asisten Darurat hadir untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna kendaraan yang tengah road trip
01 Oktober 2025, 20:00 WIB
Pembasmian kendaraan ODOL butuh proses, pemerintah bersama pemangku jalin kerja sama memperketat pengawasan
01 Oktober 2025, 19:13 WIB
Pameran modifikasi IMX 2025 menghadirkan berbagai pilihan produk modifikasi dan juga supergiveaway mobil
01 Oktober 2025, 18:00 WIB
Alex Marquez bersama Fermin Aldeguer menyapa para penggemar di Jakarta jelang gelaran MotoGP Mandalika 2025
01 Oktober 2025, 17:00 WIB
Penjualan yang kurang baik diyakini jadi alasan varian Hyundai Kona bakal dipangkas mulai tahun depan
01 Oktober 2025, 16:00 WIB
BYD memiliki kapal kargo terbaru untuk membantu distribusi mobil-mobil listrik mereka ke seluruh dunia