Alasan GWM Ora 03 Baru Dijual, Padahal Sudah Dua Tahun Diperkenalkan
29 Juni 2025, 10:07 WIB
Perlu ada infrastruktur pengolahan limbah baterai EV seiring akselerasi target adopsi kendaraan listrik
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Tahun lalu, pemerintah Indonesia disebut telah menetapkan target yang ambisius terkait populasi kendaraan listrik di dalam negeri.
Melalui Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), targetnya adalah dua juta unit mobil listrik ditambah 13 juta unit motor listrik mengaspal per 2030. Totalnya adalah 15 juta kendaraan ramah lingkungan berbasis baterai.
Namun selain percepatan adopsi mobil dan motor listrik, pemerintah masih perlu memperhatikan satu hal lagi yakni bagaimana penanganan limbah baterai. Sebab infrastrukturnya belum tersedia.
“Kita sadar, dalam tiga sampai empat tahun mungkin akan banyak baterai bekas dari EV. Kita ingin daur ulang baterai,” kata Ary Sudjianto, Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon KLH/BPLH di JAMA Oil Lube Seminar, Senin (10/03).
Dia menegaskan dengan target tinggi jumlah kendaraan listrik di 2030, maka limbah baterai akan semakin banyak pula. Sehingga pemerintah perlu segera memikirkan battery waste management.
Menurut Ary, saat ini untuk pengolahan baterai konvensional sudah ada infrastruktur yang melibatkan sejumlah industri di dalamnya.
Sayangnya hal serupa belum tersedia buat baterai kendaraan listrik. Padahal menjadi masalah krusial seiring bertambahnya populasi EV (Electric Vehicle) di dalam negeri.
“Kita akan diskusikan kebijakannya, bicara bagaimana kita menangani baterai EV. Ini lebih besar dari waste baterai konvensional,” tegas Ary.
Sebagai informasi, tahun lalu diungkapkan bahwa pemerintah menyiapkan dana USD 455 juta guna mensubsidi penjualan motor listrik yang mencakup 800 unit baru dan 200 unit konversi dari mesin konvensional.
Sedangkan buat mobil insentif pajak 10 persen kembali diterapkan. Tambahan lain berlaku untuk kendaraan hybrid tetapi dengan diskon tarif lebih kecil yakni tiga persen.
Lalu pengembangan stasiun pengisian daya termasuk di rumah para pemilik, lewat harga khusus peningkatan sistem kelistrikan serta potongan tarif pengisian daya semalaman.
Di samping elektrifikasi, pemerintah turut mengalokasikan 11,8 juta ton biodiesel bersamaan peluncuran campuran 35 persen minyak sawit untuk biodiesel alias B35.
“Program ini dapat mengurangi emisi GRK sekitar 34,9 juta ton CO2,” kata Dadan Kusdiana, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM dalam kesempatan berbeda.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
29 Juni 2025, 10:07 WIB
27 Juni 2025, 11:00 WIB
26 Juni 2025, 21:00 WIB
26 Juni 2025, 20:03 WIB
26 Juni 2025, 15:00 WIB
Terkini
29 Juni 2025, 10:07 WIB
GWM Ora 03 akhirnya resmi dijual di Indonesia, padahal mobil listrik tersebut sudah diperkenalkan di GIIAS 2023
29 Juni 2025, 08:00 WIB
Yovie Widianto memiliki harta senilai Rp 43 miliar, Rp 2 miliar di antaranya merupakan kendaraan roda empat
29 Juni 2025, 06:00 WIB
32 Jalan ditutup selama penyelenggaraan Jakarta International Marathon 2025 yang berlangsung hari ini
28 Juni 2025, 20:58 WIB
Marc Marquez tempati posisi pertama sprint race MotoGP Belanda 2025, Francesco Bagnaia terdepak ke urutan kelima
28 Juni 2025, 19:00 WIB
Para pengguna skutik Yamaha 125 cc kini memiliki satu pilihan pelumas baru yakni Yamalube Power XP Matic
28 Juni 2025, 17:00 WIB
Marc Marquez sempat mengalami sesak nafas usai terjatuh di latihan bebas serta kulifikasi MotoGP Belanda 2025
28 Juni 2025, 15:44 WIB
Suzuki Baleno bekas lansiran 2023 harganya kini terbilang kompetitif untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
28 Juni 2025, 13:00 WIB
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten memutuskan memperpanjang program pemutihan pajak kendaraan bermotor