Insentif Mobil Hybrid Hanya Tiga Persen, Hyundai Tak Ambil Pusing
18 Februari 2025, 21:30 WIB
Insentif yang sempat diterapkan di 2021 buat LCGC dinilai bisa bantu dorong penjualan mobil nasional
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan di sektor otomotif untuk membantu mendorong penjualan sekaligus mempercepat adopsi kendaraan ramah lingkungan. Ada insentif mobil listrik sampai hybrid.
Meski begitu tidak dapat dipungkiri, kendaraan ramah lingkungan khususnya BEV (Battery Electric Vehicle) masih dibanderol dengan harga yang relatif tinggi.
Padahal, daya beli masyarakat Indonesia mayoritas ada di jangkauan angka Rp 200 jutaan. Salah satu jenis kendaraan dengan banderol tersebut adalah LCGC (Low Cost Green Car).
Diminati konsumen termasuk pembeli pertama, LCGC juga sempat menjadi pendongkrak penjualan saat industri otomotif lesu akibat pandemi di 2020. Saat itu, pemerintah memberikan insentif berupa PPnBM (Pajak Penjualan Barang Mewah) nol persen.
Persentase PPnBM-nya naik seiring berjalannya waktu. Melihat kondisi otomotif terkini, pengamat menilai nampaknya program PPnBM nol persen khusus LCGC bisa diterapkan kembali.
“Melihat dari sisi kondisinya, insentif memang sangat diperlukan, PPnBM LCGC,” kata Josua Pardede, Chief Economist Permata Bank menanggapi pertanyaan KatadataOTO di sela IIMS 2025, Selasa (18/2).
Apalagi jika berkaca dari angka wholesales kendaraan roda empat sepanjang 2024, berada di bawah angka 900 ribu, meleset dari target awal satu juta unit.
“Kalau kita lihat dari sisi penjualan, di sisi ritel itu sudah mulai di bawah satu juta (unit) sejak 2023,” kata Josua.
Sementara harga mobil masih terus merangkak naik ditambah adanya kenaikan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) menjadi 12 persen. Kemudian opsen pajak diberlakukan di sejumlah daerah, tidak termasuk Jakarta.
Kabar baiknya, Josua menjelaskan banyak pemerintah daerah memberikan keringanan sehingga angka PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) dan BBNKB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) justru jadi lebih rendah.
Di samping itu, keberadaan insentif pendukung di segmen kendaraan yang sesuai kemampuan beli masyarakat dapat berkontribusi membantu menaikkan penjualan mobil nasional tahun ini.
“Saya pikir ini akan sangat signifikan untuk bisa men-drive ataupun mendorong penjualan otomotif,” tegas dia.
Sebagai informasi, ada beberapa model LCGC yang dipasarkan di dalam negeri. Misalnya Honda Brio Satya, Toyota Agya, Calya, Daihatsu Ayla dan Sigra.
Keempatnya kerap menjadi pilihan pembeli mobil pertama karena banderolnya lebih terjangkau. Meskipun saat awal kenaikan PPN berlaku, harga salah satu modelnya tembus Rp 200 juta.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
18 Februari 2025, 21:30 WIB
18 Februari 2025, 18:30 WIB
18 Februari 2025, 16:12 WIB
18 Februari 2025, 11:30 WIB
17 Februari 2025, 22:23 WIB
Terkini
19 Februari 2025, 06:05 WIB
Polda Metro Jaya memanjakan para pemilik kendaraan dengan menghadirkan lima lokasi SIM Keliling Jakarta
19 Februari 2025, 06:00 WIB
Perpanjangan masa berlaku SIM bisa dilakukan di layanan SIM keliling Bandung, simak informasi lengkapnya
19 Februari 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 19 Februari 2025 kembali digelar di puluhan ruas jalan termasuk akses keluar tol
19 Februari 2025, 00:02 WIB
MG Motor Indonesia memboyong unit SUV lengkap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia di IIMS 2025
18 Februari 2025, 22:30 WIB
Maka Motors sebut baterai tanam seperti pada Cavalry lebih memudahkan masyarakat dalam bermobilitas sehari-hari
18 Februari 2025, 22:11 WIB
Sebanyak tujuh pembalap muda Indonesia berhasil bergabung dengan program Astra Honda Racing School 2025
18 Februari 2025, 22:00 WIB
Memiliki selisih harga mencapai Rp 40 juta, perbedaan spesifikasi Aion V Exclusive dan Luxury cukup banyak
18 Februari 2025, 21:30 WIB
Hyundai tak terlalu memikirkan besaran insentif mobil hybrid meskipun lebih kecil dibandingkan subsidi EV