Perang Harga Mobil Listrik Cina Bikin Situasi di 2026 Kian Berat
31 Desember 2025, 15:00 WIB
Perluas pasar karena dihadang tarif impor di AS dan Uni Eropa, banyak pabrik EV China banting setir ke ASEAN
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Geely Auto merupakan manufaktur otomotif kedua terbesar di China setelah BYD (Build Your Dreams). Tidak sekadar menjual EV (Electric Vehicle) di dalam negeri namun turut melakukan ekspansi ke pasar global.
Meski begitu, sama seperti banyak pabrik China lain langkahnya harus banyak terhalang di Amerika Serikat dan Uni Eropa karena pemberlakuan tarif tambahan khusus impor mobil listrik dari Tiongkok.
Oleh karena itu banyak pabrik EV China mulai ambil langkah lain untuk tetap bisa ekspansi pasar yakni dengan mendirikan pabrik di wilayah potensial lain seperti Asia Tenggara.
Selain memperluas pasar, manufaktur mobil listrik juga berkesempatan mendapat insentif atau relaksasi tambahan dari pemerintah negara tujuan.
Dilansir dari Financial Times, Rabu (25/9) Geely Auto berencana untuk membangun fasilitas perakitan dengan kapasitas produksi 75.000 mobil listrik per tahun di Vietnam, bekerja sama dengan perusahaan lokal.
Perlu diketahui Geely sebelumnya diketahui berminat untuk investasi di Indonesia. Bahkan pada gelaran GJAW 2024 (Gaikindo Jakarta Auto Week) Geely telah menandatangani persetujuan kerja sama dengan Aletra.
Nantinya mereka bakal menghadirkan MPV (Multi Purpose Vehicle) tiga baris bertenaga listrik di Indonesia, jadi satu-satunya pesaing BYD M6. yang sudah dijual seharga Rp 379 juta sampai Rp 429 jutaan.
Selain karena dihadang tarif impor, ada beberapa hal lain juga jadi pertimbangan pabrik EV China investasi di Asia Tenggara. Seperti biaya tenaga kerja cenderung lebih murah dibandingkan di negara asalnya.
Sebelum Geely, sudah ada sejumlah pabrik EV China yang menyatakan komitmen investasi di Indonesia dan melakukan perakitan lokal. Seperti Wuling, Neta sampai raksasa otomotif Tiongkok yakni BYD.
Pada April 2024 mereka telah mengungkapkan komitmen mendirikan pabrik di Kawasan Industri Subang Smartpolitan, Jawa Barat.
Hal itu diumumkan menyusul banyaknya keluhan konsumen karena unit dipesan tidak kunjung sampai. Namun ribuan unit diantar ke konsumen setelah pengumuman komitmen pabrik dilanjutkan peluncuran model terbaru M6.
Sementara itu merek lain seperti Neta merakit dua model mobil listrik untuk dijual di pasar RI yakni Neta V-II dan Neta X.
Bahkan khusus SUV Neta X diklaim akan turut diekspor ke pasar global di masa mendatang. Saat ini kandungan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) model tersebut sudah mencapai 44 persen.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
31 Desember 2025, 15:00 WIB
31 Desember 2025, 12:00 WIB
31 Desember 2025, 10:00 WIB
30 Desember 2025, 16:00 WIB
30 Desember 2025, 13:00 WIB
Terkini
31 Desember 2025, 18:00 WIB
Mayoritasnya merupakan mobil baru asal Tiongkok, kemudian telah dibekali teknologi hybrid maupun EREV
31 Desember 2025, 17:19 WIB
Modifikasi motor matic yang bakal digandrungi pada tahun depan diperkirakan akan lebih terjangkau masyarakat
31 Desember 2025, 16:00 WIB
Massimo Rivola ingin Jorge Martin percaya dengan kemampuan diri sendiri agar kembali kompetitif di MotoGP 2026
31 Desember 2025, 15:00 WIB
Strategi membanting harga mobil listrik di Cina diprediksi masih akan berlangsung beberapa tahun mendatang
31 Desember 2025, 14:00 WIB
SUV baru BYD diyakini berkonfigurasi 7-seater, mengisi kelas di atas Atto 3 yang sudah dijual saat ini
31 Desember 2025, 13:00 WIB
BYD Atto 1 baru debut jelang akhir 2025 namun catatkan wholesales mobil baru tertinggi yakni 17 ribu unit
31 Desember 2025, 12:00 WIB
Pemprov DKI Jakarta akan menempatkan beberapa panggung dalam menyambut perayaan malam tahun baru 2026
31 Desember 2025, 12:00 WIB
Aismoli menuturkan kalau pasar motor listrik tetap menunjukan pertumbuhan secara bertahap dan moderat