Kepolisian Siapkan 59 Kendaraan Listrik untuk Kebutuhan Patroli
21 November 2024, 22:30 WIB
Perluas pasar karena dihadang tarif impor di AS dan Uni Eropa, banyak pabrik EV China banting setir ke ASEAN
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Geely Auto merupakan manufaktur otomotif kedua terbesar di China setelah BYD (Build Your Dreams). Tidak sekadar menjual EV (Electric Vehicle) di dalam negeri namun turut melakukan ekspansi ke pasar global.
Meski begitu, sama seperti banyak pabrik China lain langkahnya harus banyak terhalang di Amerika Serikat dan Uni Eropa karena pemberlakuan tarif tambahan khusus impor mobil listrik dari Tiongkok.
Oleh karena itu banyak pabrik EV China mulai ambil langkah lain untuk tetap bisa ekspansi pasar yakni dengan mendirikan pabrik di wilayah potensial lain seperti Asia Tenggara.
Selain memperluas pasar, manufaktur mobil listrik juga berkesempatan mendapat insentif atau relaksasi tambahan dari pemerintah negara tujuan.
Dilansir dari Financial Times, Rabu (25/9) Geely Auto berencana untuk membangun fasilitas perakitan dengan kapasitas produksi 75.000 mobil listrik per tahun di Vietnam, bekerja sama dengan perusahaan lokal.
Perlu diketahui Geely sebelumnya diketahui berminat untuk investasi di Indonesia. Bahkan pada gelaran GJAW 2024 (Gaikindo Jakarta Auto Week) Geely telah menandatangani persetujuan kerja sama dengan Aletra.
Nantinya mereka bakal menghadirkan MPV (Multi Purpose Vehicle) tiga baris bertenaga listrik di Indonesia, jadi satu-satunya pesaing BYD M6. yang sudah dijual seharga Rp 379 juta sampai Rp 429 jutaan.
Selain karena dihadang tarif impor, ada beberapa hal lain juga jadi pertimbangan pabrik EV China investasi di Asia Tenggara. Seperti biaya tenaga kerja cenderung lebih murah dibandingkan di negara asalnya.
Sebelum Geely, sudah ada sejumlah pabrik EV China yang menyatakan komitmen investasi di Indonesia dan melakukan perakitan lokal. Seperti Wuling, Neta sampai raksasa otomotif Tiongkok yakni BYD.
Pada April 2024 mereka telah mengungkapkan komitmen mendirikan pabrik di Kawasan Industri Subang Smartpolitan, Jawa Barat.
Hal itu diumumkan menyusul banyaknya keluhan konsumen karena unit dipesan tidak kunjung sampai. Namun ribuan unit diantar ke konsumen setelah pengumuman komitmen pabrik dilanjutkan peluncuran model terbaru M6.
Sementara itu merek lain seperti Neta merakit dua model mobil listrik untuk dijual di pasar RI yakni Neta V-II dan Neta X.
Bahkan khusus SUV Neta X diklaim akan turut diekspor ke pasar global di masa mendatang. Saat ini kandungan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) model tersebut sudah mencapai 44 persen.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
21 November 2024, 22:30 WIB
21 November 2024, 22:00 WIB
21 November 2024, 19:00 WIB
21 November 2024, 16:00 WIB
21 November 2024, 15:00 WIB
Terkini
21 November 2024, 22:30 WIB
Kepolisian siapkan 59 kendaraan listrik untuk memenuhi beragam kebutuhan penugasan anggota di lapangan
21 November 2024, 22:00 WIB
Harga Aion V yang meluncur di GJAW 2024 diperkirakan mencapai Rp 500 jutaan dan sudah bisa dipesan dari sekarang
21 November 2024, 21:00 WIB
Perputaran uang judi online mencapai Rp 900 triliun, cukup untuk membeli Hyundai Tucson Hybrid secara tunai
21 November 2024, 20:00 WIB
Kebijakan opsen PKB serta PPN 12 persen yang bakal diterapkan awal 2025 diprediksi memberatkan industri motor
21 November 2024, 19:00 WIB
Indomobil Group baru saja menjalin kerja sama untuk menyediakan berbagai mobil listrik bagi PLN Icon Plus
21 November 2024, 18:00 WIB
Federal Oil menyambut kedatangan pembalap baru di tim Gresini Racing untuk beraksi di musim balap MotoGP 2025
21 November 2024, 17:00 WIB
Begini tampilan mobil konsep Toyota bZ7 yang debut di China, penggerak sampai baterainya disuplai oleh BYD
21 November 2024, 16:00 WIB
Jadi sasaran sejumlah manufaktur otomotif China, Neta mengungkapkan mengapa area Pluit terbilang potensial