Daihatsu Rocky dan Gran Max Blind Van Terbaru Meluncur Hari Ini
17 September 2025, 15:05 WIB
Aksi koboi jalanan yang dilakukan oleh seorang sopir Lalamove sejatinya bisa diantisipasi para pengguna jalan
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Baru-baru ini viral sebuah video di sosial media. Di dalamnya menggambarkan aksi koboi jalanan dari seorang sopir Daihatsu Grand Max dengan stiker Lalamove.
Menyitat unggahan akun Instagram @dashcam_owners_indonesia, dapat terlihat dua orang pengemudi kendaraan roda empat sedang adu mulut.
Namun sopir Lalamove mengeluarkan senjata api serta menodongkannya kepada sang lawan atau pengemudi lain.
Peristiwa tersebut ternyata terjadi di Tol Cipularang KM 95 arah Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (07/06) pukul 15.30 WIB.
“Sopir Grand Max (berpelat nomor) B 2850 UFZ tidak terima disalip dan melakukan intimidasi mengejar sambil menodongkan pistol ke arah korban,” tulis akun Instagram tersebut.
Setelah ditodong senjata api, pemilik dashcam langsung lari ke mobilnya. Kemudian menghindar dari aksi koboi jalanan sang sopir Lalamove.
Melihat kejadian di atas, sejumlah pihak pun angkat bicara. Seperti datang dari Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).
Menurut dia aksi koboi jalanan yang dilakukan oleh sopir Lalamove sejatinya bisa diantisipasi oleh kedua belah pihak.
“Karena kita berada di ruang publik yang namanya jalan. Kita juga harus punya adab serta empati,” ungkap Jusri kepada KatadataOTO, Senin (09/06).
Jusri menjelaskan bahwa kalau pengendara tidak memiliki adab maupun etika, maka berpotensi terjadi konflik.
Misal tonjok-tonjokan, aksi saling pepet di jalan raya atau bahkan sampai penodongan pistol seperti yang dilakukan oleh sopir Lalamove.
Selain itu Jusri juga menyarankan agar para pengemudi tidak merasa paling benar. Kemudian sampai menyalahkan orang lain.
“Ketika terganggu, misal kita pikir wah dia salah lalu kesal. Maka kemampuan kognitif pengendara bakal terganggu,” lanjut dia.
Lalu Jusri juga mengungkapkan kalau terlibat konflik dengan pengendara lain, ada baiknya agar tidak diperpanjang.
“Biarin aja biarin, jangan memberikan sanksi atau apapun. Sebab begitu Anda punya pikiran dia salah, maka akan mempengaruhi kemampuan emosi,” tegas Jusri.
Ia juga menuturkan kalau sampai terpancing emosi atau terprovokasi, akan berujung pada hal-hal kurang baik.
“Saat emosi saya sebutin berkali-kali, kemampuan kognitif, logika maupun referensi yang ada di kepala Anda sebagai orang berpengetahuan serta terdidik akan terganggu,” Jusri menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
17 September 2025, 15:05 WIB
11 September 2025, 16:00 WIB
02 September 2025, 15:14 WIB
21 Mei 2025, 07:00 WIB
27 Desember 2024, 07:00 WIB
Terkini
01 November 2025, 19:00 WIB
Mayoritas mobil Cina kini menawarkan banyak teknologi terkini untuk memanjakan para konsumen di seluruh dunia
01 November 2025, 17:00 WIB
Erga EV dengan teknologi Autonomous Driving mulai diuji, beroperasi tanpa sopir sesuai rute yang ditentukan
01 November 2025, 15:00 WIB
Geely mengakui telah menggunakan teknologi dari berbagai brand global untuk mengembangkan kendaraan yang dijual
01 November 2025, 15:00 WIB
Geely menargetkan untuk bisa memiliki tujuh model berbeda dalam tiga tahun untuk memberi pilihan ke pelanggan
01 November 2025, 13:00 WIB
Harga BBM di sejumlah SPBU swasta terjadi penyesuaian bulan ini, selain itu stok dari BP AKR perlahan pulih
01 November 2025, 11:00 WIB
Geely dan Changan disebut sebagai dua merek yang jadi kompetitor kuat BYD sepanjang kuartal ketiga 2025
01 November 2025, 09:00 WIB
Tim KatadataOTO mendapat kesempatan untuk menjajal singkat mobil listrik Changan Deepal S07 di Chongqing, Cina
01 November 2025, 07:00 WIB
Xpeng X9 hadir dalam opsi EREV, diklaim sebagai MPV dengan jarak tempuh terjauh dan berpeluang masuk RI