Daihatsu Gran Max Modif Pakai Pintu Gunting Bikin Pangling
16 Desember 2025, 11:00 WIB
Aksi koboi jalanan yang dilakukan oleh seorang sopir Lalamove sejatinya bisa diantisipasi para pengguna jalan
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Baru-baru ini viral sebuah video di sosial media. Di dalamnya menggambarkan aksi koboi jalanan dari seorang sopir Daihatsu Grand Max dengan stiker Lalamove.
Menyitat unggahan akun Instagram @dashcam_owners_indonesia, dapat terlihat dua orang pengemudi kendaraan roda empat sedang adu mulut.
Namun sopir Lalamove mengeluarkan senjata api serta menodongkannya kepada sang lawan atau pengemudi lain.
Peristiwa tersebut ternyata terjadi di Tol Cipularang KM 95 arah Bandung, Jawa Barat pada Sabtu (07/06) pukul 15.30 WIB.
“Sopir Grand Max (berpelat nomor) B 2850 UFZ tidak terima disalip dan melakukan intimidasi mengejar sambil menodongkan pistol ke arah korban,” tulis akun Instagram tersebut.
Setelah ditodong senjata api, pemilik dashcam langsung lari ke mobilnya. Kemudian menghindar dari aksi koboi jalanan sang sopir Lalamove.
Melihat kejadian di atas, sejumlah pihak pun angkat bicara. Seperti datang dari Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC).
Menurut dia aksi koboi jalanan yang dilakukan oleh sopir Lalamove sejatinya bisa diantisipasi oleh kedua belah pihak.
“Karena kita berada di ruang publik yang namanya jalan. Kita juga harus punya adab serta empati,” ungkap Jusri kepada KatadataOTO, Senin (09/06).
Jusri menjelaskan bahwa kalau pengendara tidak memiliki adab maupun etika, maka berpotensi terjadi konflik.
Misal tonjok-tonjokan, aksi saling pepet di jalan raya atau bahkan sampai penodongan pistol seperti yang dilakukan oleh sopir Lalamove.
Selain itu Jusri juga menyarankan agar para pengemudi tidak merasa paling benar. Kemudian sampai menyalahkan orang lain.
“Ketika terganggu, misal kita pikir wah dia salah lalu kesal. Maka kemampuan kognitif pengendara bakal terganggu,” lanjut dia.
Lalu Jusri juga mengungkapkan kalau terlibat konflik dengan pengendara lain, ada baiknya agar tidak diperpanjang.
“Biarin aja biarin, jangan memberikan sanksi atau apapun. Sebab begitu Anda punya pikiran dia salah, maka akan mempengaruhi kemampuan emosi,” tegas Jusri.
Ia juga menuturkan kalau sampai terpancing emosi atau terprovokasi, akan berujung pada hal-hal kurang baik.
“Saat emosi saya sebutin berkali-kali, kemampuan kognitif, logika maupun referensi yang ada di kepala Anda sebagai orang berpengetahuan serta terdidik akan terganggu,” Jusri menutup perkataannya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 Desember 2025, 11:00 WIB
17 November 2025, 08:00 WIB
17 September 2025, 15:05 WIB
11 September 2025, 16:00 WIB
02 September 2025, 15:14 WIB
Terkini
18 Desember 2025, 17:07 WIB
Menggunakan oli palsu bisa merusak berbagai komponen mesin motor, sehingga berujung merugikan konsumen
18 Desember 2025, 16:00 WIB
Gaikindo memberikan banyak masukan kepada pemerintah agar penjualan mobil baru pada 2026 bisa kembali pulih
18 Desember 2025, 15:00 WIB
Operasional angkutan barang mulai dari Palembang sampai Banyuwangi dibatasi selama libur Nataru 2025-2026
18 Desember 2025, 14:00 WIB
Beragam motor baru meramaikan pasar pada 2025, seperti yang mencuri perhatian new Honda Vario dan Satria Pro
18 Desember 2025, 13:00 WIB
MG S5 EV siap meluncur kuartal pertama 2026 disusul oleh sejumlah model lain untuk garap pasar Tanah Air
18 Desember 2025, 12:00 WIB
Semenjak diluncurkan beberapa bulan lalu, Jaecoo J5 EV diklaim mendapat respons positif dari konsumen
18 Desember 2025, 11:00 WIB
Meskipun terdampak pelemahan daya beli dan ekonomi, Mazda pertahankan penjualan stabil sepanjang 2025
18 Desember 2025, 10:00 WIB
Motor listrik perkotaan TVS iQube dipasarkan dengan harga spesial untuk menggoda para konsumen di Indonesia