Penjualan Honda Maret 2025 Naik, Brio Jadi Model Terlaris
17 April 2025, 21:00 WIB
Xpeng siap tawarkan mobil otonom di Asia Tenggara termasuk Indonesia tetapi pengemudi tetap harus waspada
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Perkembangan teknologi mobil otonom masih terus tumbuh. Salah satu perusahaan yang fokus untuk mengembangkannya adalah Xpeng, produsen asal China.
Mereka mengungkap bahwa saat ini mereka sudah memiliki mobil otonom Level 2 dan Level 2+. Pada tingkatan tersebut, kendaraan belum sepenuhnya bisa dilepas sehingga masih memerlukan pengemudi agar beroperasi maksimal.
Meski demikian mobil tetap bisa berjalan sendiri di beberapa lokasi seperti jalan tol, parkir dan beberapa lokasi lain. Menariknya, teknologi tersebut diklaim sudah diuji coba di beberapa lokasi termasuk Asia Tenggara.
“Teknologi ini akan kami luncurkan secara global dan masuk ke beberapa kawasan seperti Eropa, Australia hingga Indonesia,” ungkap Yuan Tingting, Senior Director of Autonomous Driving Products Xpeng beberapa waktu lalu.
Dalam acara Xpeng Global Experience Day yang digelar di Hong Kong dan diikuti langsung oleh KatadataOTO, ia mengungkap pihaknya telah menggunakan AI saat mengembangkannya.
Untuk di Indonesia pihaknya akan menjadikan Xpeng X9 sebagai produk perdana. Mobil tersebut dibekali beragam fitur kekinian termasuk Adaptive Cruise Control (ACC) hingga Lane Centering Control (LCC) yang diklaim sudah berfungsi baik di luar China.
“Kami mempunyai beragam fitur bantuan mengemudi terkini dan bisa langsung dirasakan pelanggan. Saya pun sudah mencoba fitur LCC maupun parkir otomotis di Asia Tenggara seperti Thailand serta Singapura dengan hasil sangat baik,” tegasnya.
Walau memiliki fitur terkini tetapi Indonesia memiliki lalu lintas yang jauh berbeda dibandingkan negara-negara tetangga. Oleh sebab itu pengemudi disarankan untuk tetap berhati-hati meski mobil sudah dibekali banyak fitur bantuan
“Belakangan ini memang banyak mobil listrik yang mempunyai nilai tambah kenyamanan serta keamanan bagi penggunanya. Namun penguasaan pengemudi terhadap teknologi tersebut dalam berkendara sehari-hari masih kurang,” ungkap Sony Susmana, Senior Instructor SDCI (Safety Defensive Consultant Indonesia).
Padahal menguasai fitur pada kendaraan merupakan salah satu dasar sebelum mulai berkendara. Sehingga diharapkan risiko terjadinya kecelakaan bisa menurun.
Tak hanya itu, ia mengungkap bahwa pengetahuan berlalu lintas di Indonesia umumnya masih jauh dari aman. Selain itu banyak kebiasaan buruk mengemudi namun dianggap hal lumrah juga menjadi sebuah tantangan.
“Jadi teknologi keselamatan kekinian seperti ADAS tetap harus difungsikan dengan kondisi lingkungan dan pengemudi tidak bisa lepas tanggung jawab. Menurut saya secanggih apapun kendaraan, bakal tidak aman bila di tangan yang salah,” tegasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
17 April 2025, 21:00 WIB
17 April 2025, 19:00 WIB
17 April 2025, 14:00 WIB
17 April 2025, 12:00 WIB
17 April 2025, 07:00 WIB
Terkini
21 April 2025, 12:00 WIB
Rocky Hybrid berpeluang dirakit lokal di fasilitas KAP 2 atau pabrik baru Daihatsu di masa mendatang
21 April 2025, 10:18 WIB
Gaikindo menganggap jika aturan TKDN maupun impor dilonggarkan, maka industri otomotif Indonesia bisa ambruk
21 April 2025, 09:00 WIB
Disinyalir meluncur pada perhelatan GIIAS 2025, Mitsubishi DST Concept kabarnya dijual seharga Rp 450 jutaan
21 April 2025, 08:00 WIB
Toyota Innova Zenix masih memimpin deretan mobil hybrid terlaris sepanjang 2025 dan disusul oleh Suzuki XL7
21 April 2025, 07:00 WIB
Toyota Avanza jadi mobil terlaris Maret 2025 setelah menggeser Honda Brio dari peringkat pertama di bulan lalu
21 April 2025, 06:06 WIB
Kembali beroperasi seperti biasa hari ini, ada lima lokasi SIM keliling Jakarta yang dapat dimanfaatkan
21 April 2025, 06:02 WIB
Rangkuman informasi terkait SIM keliling Bandung hari ini 21 April 2025, termasuk lokasi dan syaratnya
21 April 2025, 06:00 WIB
Meski akan ada demo di sejumlah titik, aturan ganjil genap Jakarta bakal tetap dilangsungkan secara optimal