Prediksi Mobil Baru yang Masuk Indonesia di 2026: Bagian 1
27 Desember 2025, 09:00 WIB
Xpeng siap tawarkan mobil otonom di Asia Tenggara termasuk Indonesia tetapi pengemudi tetap harus waspada
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Perkembangan teknologi mobil otonom masih terus tumbuh. Salah satu perusahaan yang fokus untuk mengembangkannya adalah Xpeng, produsen asal China.
Mereka mengungkap bahwa saat ini mereka sudah memiliki mobil otonom Level 2 dan Level 2+. Pada tingkatan tersebut, kendaraan belum sepenuhnya bisa dilepas sehingga masih memerlukan pengemudi agar beroperasi maksimal.
Meski demikian mobil tetap bisa berjalan sendiri di beberapa lokasi seperti jalan tol, parkir dan beberapa lokasi lain. Menariknya, teknologi tersebut diklaim sudah diuji coba di beberapa lokasi termasuk Asia Tenggara.
“Teknologi ini akan kami luncurkan secara global dan masuk ke beberapa kawasan seperti Eropa, Australia hingga Indonesia,” ungkap Yuan Tingting, Senior Director of Autonomous Driving Products Xpeng beberapa waktu lalu.
Dalam acara Xpeng Global Experience Day yang digelar di Hong Kong dan diikuti langsung oleh KatadataOTO, ia mengungkap pihaknya telah menggunakan AI saat mengembangkannya.
Untuk di Indonesia pihaknya akan menjadikan Xpeng X9 sebagai produk perdana. Mobil tersebut dibekali beragam fitur kekinian termasuk Adaptive Cruise Control (ACC) hingga Lane Centering Control (LCC) yang diklaim sudah berfungsi baik di luar China.
“Kami mempunyai beragam fitur bantuan mengemudi terkini dan bisa langsung dirasakan pelanggan. Saya pun sudah mencoba fitur LCC maupun parkir otomotis di Asia Tenggara seperti Thailand serta Singapura dengan hasil sangat baik,” tegasnya.
Walau memiliki fitur terkini tetapi Indonesia memiliki lalu lintas yang jauh berbeda dibandingkan negara-negara tetangga. Oleh sebab itu pengemudi disarankan untuk tetap berhati-hati meski mobil sudah dibekali banyak fitur bantuan
“Belakangan ini memang banyak mobil listrik yang mempunyai nilai tambah kenyamanan serta keamanan bagi penggunanya. Namun penguasaan pengemudi terhadap teknologi tersebut dalam berkendara sehari-hari masih kurang,” ungkap Sony Susmana, Senior Instructor SDCI (Safety Defensive Consultant Indonesia).
Padahal menguasai fitur pada kendaraan merupakan salah satu dasar sebelum mulai berkendara. Sehingga diharapkan risiko terjadinya kecelakaan bisa menurun.
Tak hanya itu, ia mengungkap bahwa pengetahuan berlalu lintas di Indonesia umumnya masih jauh dari aman. Selain itu banyak kebiasaan buruk mengemudi namun dianggap hal lumrah juga menjadi sebuah tantangan.
“Jadi teknologi keselamatan kekinian seperti ADAS tetap harus difungsikan dengan kondisi lingkungan dan pengemudi tidak bisa lepas tanggung jawab. Menurut saya secanggih apapun kendaraan, bakal tidak aman bila di tangan yang salah,” tegasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
27 Desember 2025, 09:00 WIB
27 Desember 2025, 07:00 WIB
26 Desember 2025, 11:00 WIB
25 Desember 2025, 11:00 WIB
23 Desember 2025, 08:00 WIB
Terkini
27 Desember 2025, 19:00 WIB
Homogenisasi mobil Cina dinilai makin marak terjadi, teknologi tinggi tetapi tak sesuai kebutuhan konsumen
27 Desember 2025, 17:00 WIB
Artis Aura Kasih merupakan seorang penyuka otomotif, punya banyak koleksi motor dari Vespa sampai Kawasaki
27 Desember 2025, 13:00 WIB
Kepolisian gandeng joki Puncak untuk bantu atasi kemacetan yang kerap terjadi khususnya di libur panjang
27 Desember 2025, 11:00 WIB
Nantinya truk Cina yang akan digunakan di Indonesia wajib mengikuti aturan yang berlaku seperti laik jalan
27 Desember 2025, 09:00 WIB
Berbagai model mobil baru dari merek seperti Toyota sampai Suzuki siap hadir, mayoritas lini elektrifikasi
27 Desember 2025, 07:00 WIB
VinFast lebih memilih bekerjasama dengan Gotion Indonesia untuk menyediakan baterai EV pada setiap modelnya
26 Desember 2025, 13:00 WIB
BYD jawab kebutuhan pelanggan yang membutuhkan pengisian daya super cepat saat melakukan perjalanan jarak jauh
26 Desember 2025, 11:00 WIB
Menurut Yamaha membeli motor baru menjadi opsi lebih ramah di kantong saat kondisi ekonomi sedang sulit