Toyota bZ4X Dirakit Lokal Tahun Ini, Target TKDN 40 Persen
27 Agustus 2025, 09:00 WIB
Toyota dikabarkan buka komunikasi dengan Nissan untuk mencari kemungkinan kerja sama dalam waktu dekat
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Nissan tengah di ambang kebangkrutan. Krisis finansial menjadi salah satu biang keroknya.
Berbagai cara ditempuh manufaktur asal Jepang tersebut. Seperti melakukan merger dengan Honda.
Pada 23 Desember 2024, Nissan dan Honda menandatangani nota kesepahaman untuk menjajakan kemungkinan merger.
Akan tetapi negosiasi tersebut menemui jalan buntu. Sampai pada 13 Februari 2025 mereka resmi berpisah.
Alasannya, Nissan menolak jadi anak perusahaan pabrikan berlambang H tegak itu. Sehingga mereka menghentikan proses negosiasi.
Sementara di tengah kabar gagalnya merger kedua raksasa otomotif Jepang tersebut, Toyota justru diisukan membuka komunikasi dengan Nissan.
Mengutip laman Motor1 pada Selasa (20/05), Toyota disebutkan mencari celah kerja sama baru dengan Nissan.
"Menurut media nasional Jepang, Mainichi Shimbun yang dikutip Automotive News, seorang eksekutif Toyota diduga mengontak Nissan untuk kemungkinan (membentuk) aliansi," tulis laporan itu.
Sayang kedua pabrikan ini belum mau memberikan konfirmasi mengenai kabar tersebut. Akan tetapi Ivan Espinosa, CEO Nissan mengatakan bahwa mereka terbuka dengan segala peluang kerja sama.
Namun prioritas utama mereka sekarang adalah menstabilkan kondisi keuangan perusahaan terlebih dahulu.
Patut diketahui, Toyota telah mengantongi sejumlah saham produsen mobil asal Jepang dalam beberapa tahun belakangan.
Ambil contoh 20 persen saham Subaru, 5,1 persen di Mazda, 4,9 persen di Suzuki hingga 5,9 persen di Isuzu.
Sehingga isu Toyota ingin menyelamatkan Nissan dari kebangkrutan bisa saja terjadi. Namun belum ada pernyataan resmi kedua belah pihak.
Seperti diberitakan KatadataOTO sebelumnya, Nissan berencana melakukan efisiensi. Salah satunya dengan merumahkan 10 ribu pekerja di seluruh dunia.
Dengan angka di atas, maka Nissan bakal PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) 20 ribu orang atau sekitar 15 persen dari total tenaga kerja mereka secara global.
Jumlah tersebut berlangsung selama tahun fiskal 2024 atau sepanjang 1 April 2024 hingga 31 Maret 2025.
Padahal pada awal Maret lalu, kerugian Nissan diperkirakan hanya sekitar 80 miliar yen atau setara Rp 8,97 triliun.
Kondisi perusahaan pun semakin memburuk. Sehingga terpaksa untuk memangkas jumlah karyawan mereka.
Tak berhenti sampai di situ, kondisi Nissan yang kian memburuk membuat mereka juga berencana menutup tiga fasilitas produksi di Thailand serta negara lain.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
27 Agustus 2025, 09:00 WIB
26 Agustus 2025, 19:00 WIB
26 Agustus 2025, 14:00 WIB
25 Agustus 2025, 21:15 WIB
25 Agustus 2025, 19:22 WIB
Terkini
27 Agustus 2025, 21:16 WIB
Focus Motor meresmikan cabang terbaru di wilayah Gading Serpong dan memperkenalkan inovasi paling panjang
27 Agustus 2025, 20:06 WIB
Mobil listrik kecil, Hyundai Inster EV punya peluang dihadirkan ke konsumen Tanah Air sebelum akhir 2025
27 Agustus 2025, 19:00 WIB
Haval Raptor Hi4 sempat dipamerkan di GIIAS 2025, siap hadir jadi alternatif SUV Toyota Land Cruiser
27 Agustus 2025, 18:00 WIB
Pengendara mobil dan motor masih bisa membeli BBM Vivo saat sejumlah SPBU Shell serta BP AKR kehabisan stok
27 Agustus 2025, 17:09 WIB
Sama seperti awal tahun, sejumlah SPBU Shell mengaku belum menerima pengiriman BBM selama beberapa hari
27 Agustus 2025, 16:00 WIB
Indonesia berpeluang jadi salah satu negara yang menerima Suzuki eVitara buatan India mulai tahun depan
27 Agustus 2025, 15:00 WIB
GIIAS Surabaya 2025 resmi dibuka dan menghadirkan tujuh merek baru yang sebelumnya belum pernah hadir
27 Agustus 2025, 14:00 WIB
Bezzecchi sebut masukan Jorge Martin buat Aprilia jadi salah satu kunci keberhasilannya di MotoGP Hungaria 2025