Changan Beri Hadiah Menarik Buat Konsumen Lumin dan Deepal S07
26 November 2025, 14:38 WIB
Seperti Toyota, Suzuki tidak cuma fokus ke mobil listrik untuk memenuhi kebutuhan pasar di masa depan
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Suzuki memastikan bahwa pihaknya tidak hanya akan fokus mengembangkan kendaraan listrik untuk kendaraan masa depan. Menurut mereka teknologi ramah lingkungan lain juga seharusnya menjadi perhatian.
Dengan demikian masyarakat bisa lebih mudah memilih mana yang paling cocok sesuai kebutuhannya.
“Kami tidak berkonsentrasi pada kendaraan listrik saja tapi menggabungkan beberapa cara seperti dengan bahan bakar biogas di India. Kami ingin agar pengembangan bisa tetap berjalan paralel,” ungkap Toshihiro Suzuki, President Suzuki Motor Corporation dilansir Autocar (04/11).
Menurut Suzuki pasar yang berupaya untuk mencapai netralitas karbon akan tetap membutuhkan mobil bermesin pembakaran. Oleh sebab itu pihaknya bakal hadir di banyak segmen guna memenuhi permintaan.
“Dari sudut pandang Suzuki, mobil listrik bukan satu-satunya solusi. Kami melihat bahwa masih banyak cara lain seperti hybrid hingga biogas di India bisa jadi pilihan,” tambahnya kemudian.
Terlebih saat ini pasar mobil listrik mengalami perlambatan dan ketatnya persaingan dari merek China.
“Saat ini kami berada dalam situasi yang sulit karena penjualan mobil listrik sedang melambat. Sementara Battery Electric Vehicle dengan harga terjangkau asal China sudah banyak di pasaran,” tambah Suzuki.
Cara ini pun sebenarnya mirip dengan apa yang dilakukan oleh Toyota melalui Multi Pathway Strategy. Mereka lebih memilih untuk mengembangkan kendaraan ramah lingkungan melalui beragam cara mulai dari listrik, hybrid hingga PHEV.
Mereka bahkan menilai bahwa mobil listrik hanya akan menguasai 30 persen dari pasar mobil global. Sisanya diisi oleh beragam jenis kendaraan lain termasuk Hybrid.
“Pelangganlah yang harus mengambil keputusan, bukan peraturan atau politik,” ungkap Akio Toyoda, Chairman Toyota beberapa waktu lalu.
Tak hanya itu, dirinya juga mengungkap bahwa ada risiko terjadinya pengangguran besar-besaran bila mobil listrik menjadi satu-satunya fokus perusahaan di masa depan.
"Ada 5,5 juta orang terlibat dalam industri otomotif Jepang dan sebagian telah mengembangkan mesin untuk waktu yang lama. Jika kendaraan listrik menjadi satu-satunya pilihan maka pekerjaan mereka akan hilang,” tegasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
26 November 2025, 14:38 WIB
26 November 2025, 11:00 WIB
26 November 2025, 09:00 WIB
25 November 2025, 21:00 WIB
25 November 2025, 16:34 WIB
Terkini
26 November 2025, 22:30 WIB
KatadataOTO merangkum lokasi SPBU BP AKR dan Vivo yang telah menjual BBM RON 92 kepada para pengendara
26 November 2025, 22:00 WIB
Daihatsu membeberkan keunggulan pada Rocky Hybrid, termasuk efisiensi konsumsi BBM yang tembus 34,8 km/liter
26 November 2025, 21:00 WIB
Hyundai disebut mengajukan model mobil listrik 7-seater jadi mobil nasional, Menperin berikan tanggapan
26 November 2025, 20:00 WIB
Airlangga Hartarto dan Agus Gumiwang berbicara soal insentif Pemerintah untuk industri otomotif Tanah Air.
26 November 2025, 19:19 WIB
Insentif otomotif masih diperlukan untuk mengerek angka penjualan, Menperin sebut rencana itu masih dibahas
26 November 2025, 17:00 WIB
Citroen E-C3 NIK 2024 masih tersisa dan kini diobral dengan diskon Rp 100 juta hingga lebih murah dari BYD Atto 1
26 November 2025, 16:00 WIB
Puluhan ribu pengguna mobil maupun motor di Jakarta terjaring Operasi Zebra 2025 selama satu pekan ini
26 November 2025, 15:00 WIB
Bridgestone Indonesia menghadirkan edukasi untuk mengenal lebih jauh struktur ban mobil berteknologi terkini