Pabrik Nissan Alih Fungsi, Kini Rakit Brand Lain
11 September 2025, 17:00 WIB
Renault dan Nissan akhirnya kembali bertemu untuk membahas perkembangan aliansi mereka serta pengembangan mobil listrik
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Renault dan Nissan menyampaikan bahwa mereka tengah membicarakan masa depan aliansi. Pembicaraaan tersebut termasuk kemungkinan investasi Nissan pada Renault dalam mengembangkan kendaraan listrik.
Hal ini tentunya menarik karena keduanya sudah berencana mengembangkan mobil listrik dalam 5 tahun mendatang. Bahkan Nissan telah siap meluncurkan Ariya Crossover yang merupakan kendaraan listrik kedua mereka setelah Leaf di Amerika Serikat.
Pembicaraan tersebut tentunya menjanjikan perbaikan aliansi antara keduanya sejak ditangkapnya Carlos Ghosn beberapa tahun lalu. Negosiasi diperkirakan terjadi pada awal November dengan harapan Renault akan memberi perkembangan terhadap mobil listrik barunya berkode ‘Ampere’.
Dalam pembicaraan ini Luca De Meo, CEO Renault dikabarkan sudah berada di Jepang selama akhir pekan lalu. Sementara Makoto Uchida, CEO Nissan kini tengah menjadi pusat perbincangan karena hendak memperbarui persyaratan aliansi dan investasi.
Renault sendiri sebenarnya ingin agar Nissan menjadi investor untuk divisi mobil listrik yang tengah mereka bangun. Tujuannya adalah memisahkan antara perusahaan kendaraan berteknologi konvensional dan listrik.
Namun itu semua tentunya tidak akan gratis diberikan oleh Nissan. Pasalnya pabrikan asal Jepang tersebut ingin Renault mengurangi kepemilikan saham mereka.
Seperti yang diketahui bahwa dominasi Renault atas aliansi telah menjadi pusat pertengkaran. Nissan ingin agar Renault setidaknya mengurangi sahamnya hingga 15 persen agar keduanya memiliki kedudukan sama kuat.
Dan bagi Nissan langkah tersebut dapat menjadi kesempatan mengatur ulang struktur yang selama ini dianggap tidak seimbang. Terlebih perkembangan kendaraan antara kedua perusahaan telah berkembang semakin maju dibanding awal aliansi terbentuk.
Nissan bahkan dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk mengumpulkan dana guna membeli kembali saham yang dipegang pabrikan asal Perancis. Ini tentu menunjukkan keseriusan mereka dalam meningkatkan daya tawar.
Seiji Sugiura, Senior Analis Tokai Tokyo Research Institute pun mengatakan bahwa Nissan akan dengan mudah untuk melakukan buyback.
“Menurut saya investor kebanyakan investor Jepang lebih suka Nissan beroperasi sebagai perusahaan terpisah. Jika mereka hendak melakukannya, maka sekarang adalah waktu yang tepat,” tegasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
11 September 2025, 17:00 WIB
07 Agustus 2025, 22:00 WIB
16 Juli 2025, 10:00 WIB
14 Juli 2025, 17:01 WIB
08 Juli 2025, 18:00 WIB
Terkini
03 Oktober 2025, 07:00 WIB
BBM yang ditolak oleh Vivo karena adanya kandungan etanol akan tetap digunakan Pertamina buat penuhi kebutuhan pasar
03 Oktober 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta masih beroperasi di lima tempat menjelang akhir pekan, simak informasi lengkapnya
03 Oktober 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta tetap diterapkan secara ketat pada 3 Oktober 2025 untuk menyambut libur akhir pekan
03 Oktober 2025, 06:00 WIB
Menjelang akhir pekan, SIM keliling Bandung tetap beroperasi untuk melayani para pengendara di Kota Kembang
02 Oktober 2025, 20:02 WIB
SIS masih membuka kemungkinan Suzuki Satria terbaru bakal diluncurkan untuk para konsumen di Indonesia
02 Oktober 2025, 19:00 WIB
Francesco Bagnaia buka suara soal asap tebal yang muncul dari motornya jelang akhir balapan di Jepang
02 Oktober 2025, 18:00 WIB
Honda Cimahi mengaku pelanggan mobil kini makin kritis sehingga pelayanan purna jual terus ditingkatkan
02 Oktober 2025, 17:00 WIB
Cairan dengan larutan urea bernama AdBlue merupakan salah satu inovasi buat kurangi emisi kendaraan diesel