Ekspansi Pabrik Jadi Siasat BYD Hadapi Tarif Impor EV Uni Eropa
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
Riset internal, Honda ungkap tiga faktor konsumen ragu beralih ke mobil listrik di tengah era elektrifikasi
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Gempuran elektrifikasi semakin terasa dengan kehadiran beragam merek Tiongkok yang menawarkan kendaraan listrik murni buat konsumen. Banderol ditawarkan juga terbilang kompetitif.
Di sisi lain, manufaktur Jepang seperti Honda nampak lebih hati-hati memasarkan mobil listrik. Pasalnya mereka melihat konsumen ragu beralih karena sejumlah alasan.
PT HPM (Honda Prospect Motor) saat ini justru menjual lini HEV (Hybrid Electric Vehicle) sebagai upaya transisi sebelum mulai memasarkan BEV (Battery Electric Vehicle).
Dua model ditawarkan yakni sedan Accord e:HEV dan SUV (Sport Utility Vehicle) CR-V e:HEV dengan banderol mulai Rp 800 jutaan.
Sedangkan mobil listrik e:N1 dikabarkan meluncur tahun depan. Model tersebut juga dikenal sebagai HR-V versi tenaga setrum.
Ada pertimbangan penyebab Honda belum mau menjual mobil listrik di tahun ini, seperti masyarakat yang ragu akibat sejumlah faktor.
“Infrastruktur, Resale Value kurang bagus dan yang ketiga masalah teknologi terkini. Teknologi itu berkembang terus,” ungkap Yusak Billy, Sales & Marketing and After Sales Director PT HPM di sela GIIAS 2024 belum lama ini.
Honda ungkap tiga faktor tersebut jadi alasan pihaknya belum ada rencana untuk segera merakit lokal e:N1. Nantinya unit tersebut akan berstatus CBU (Completely Built Up) alias impor utuh dari Jepang, sama seperti lini elektrifikasi Honda lainnya.
Menurut Billy, edukasi terkait penggunaan kendaraan listrik perlu harus terus dilakukan terkhusus untuk masyarakat di luar pulau Jawa.
“Bicara jujur, di global pun itu mobil hybrid perlu edukasi (ke masyarakat) kalau untuk (konsumen) Honda,” ungkap Billy.
Untuk itu saat ini Honda fokus memasarkan dua model hybrid kepada masyarakat sambil mulai melakukan studi dan perkenalan mobil listrik melalui ajang GIIAS 2024.
Pihaknya berharap di masa mendatang bakal ada lebih banyak hal pendukung konsumen beralih ke mobil listrik seperti ketersediaan infrastruktur, karena masih jadi salah satu kekhawatiran utama.
“Kalau infrastruktur bagus, pengguna dan komunitasnya banyak, semua berhubungan. Itu kami pikir mengapa sekarang tahapnya (mobil listrik) masih pengenalan,” tegas Billy.
Sebagai informasi Honda turut meramaikan GIIAS 2024 membawa sejumlah lini elektrifikasi termasuk Honda e:N1 dan MPV (Multi Purpose Vehicle) pintu geser berteknologi hybrid Stepwgn.
Pameran masih berlangsung sampai 28 Juli 2024. Tiket dapat dibeli melalui laman resmi auto360.com atau langsung di area ICE BSD, Tangerang Selatan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
16 Oktober 2024, 18:00 WIB
16 Oktober 2024, 16:00 WIB
16 Oktober 2024, 15:00 WIB
16 Oktober 2024, 08:00 WIB
Terkini
16 Oktober 2024, 20:00 WIB
Ada dua model produksi Wuling, berikut sejumlah mobil milik Veronica Tan calon menteri Prabowo Subianto
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
Pemberlakuan tarif impor EV oleh Uni Eropa membuat BYD lakukan ekspansi lewat pembangunan pabrik di luar China
16 Oktober 2024, 18:00 WIB
Chery menyebut kalau mobil listrik Omoda E5 cukup diminati oleh konsumen, sebab terjual sampai ribuan unit
16 Oktober 2024, 17:00 WIB
Untuk denda tilang Operasi Zebra 2024 yang paling murah adalah Rp 250 ribu dan termahal di angka Rp 1 juta
16 Oktober 2024, 16:00 WIB
Beberapa kasus terjadi Florida, mobil listrik terbakar saat baterainya terpapar air laut sehingga pemilik harus waspada
16 Oktober 2024, 15:00 WIB
Insentif mobil hybrid ternyata masih ditunggu berbagai manufaktur otomotif di Indonesia, termasuk BYD
16 Oktober 2024, 14:00 WIB
Terdapat beberapa pertimbangan ketika Mazda ingin menambah diler baru untuk melayani masyarakat di Indonesia
16 Oktober 2024, 12:03 WIB
Jadi pendatang baru di pasar pikap, Toyota Hilux Rangga disebut memiliki beberapa keunggulan untuk bersaing