Hino Optimis Pasar Kendaraan Komersial Bisa Tumbuh di 2025
10 Maret 2025, 13:00 WIB
Penjualan kendaraan berbasis BBM akan dibatasi oleh pemerintah dan selanjutnya digantikan dengan elektrifikasi
Oleh Adi Hidayat
TRENOTO – Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia tengah mempertimbangkan untuk membatasi penjualan kendaraan berbasis BBM. Langkah tersebut dilakukan guna mempercepat ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air terbentuk.
Hal ini Ia sampaikan melalui Instagram miliknya beberapa waktu lalu. Menurutnya pembatasan sudah berhasil dilakukan di beberapa negara lain sehingga bisa dipelajari dan diadopsi sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia.
“Saya juga meminta tim teknis dari lintas Kementerian atau Lembaga agar menerapkan kebijakan setara atau lebih baik dari negara lain, yang sudah lebih dahulu menerapkan kebijakan pembatasan penjualan kendaraan berbahan bakar fosil demi mendorong percepatan adaptasi penggunaan EV,” ungkapnya.
Dengan adanya pembatasan penjualan kendaraan berteknologi konvensional akan ada banyak keuntungan dirasakan. Salah satunya adalah anggaran untuk subsidi BBM bisa ditekan dibanding sebelumnya.
“Saya menemukan data yang dihitung oleh Industri Kendaraan Bermotor bahwa rata-rata konsumsi BBM untuk satu unit mobil mencapai 1.500 liter per tahun dan 305 liter per tahun pada motor. Bisa kita semua bayangkan ketika keduanya kebanyakan menggunakan BBM bersubsidi, maka sudah pasti yang terjadi adalah membengkaknya subsidi BBM,” ungkapnya.
Besarnya konsumsi pun membuat pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi beberapa waktu lalu. Akibat kenaikan ini maka harga Pertalite dari sebelumnya Rp7.650 per liter baik menjadi Rp10.000 per liter atau naik Rp2.350.
Sementara itu Pertamax kini dijual Rp14.500 per liter atau naik Rp2.000 dari sebelumnya hanya 12.500 per liter. Selanjutnya Solar yang selama ini dibanderol Rp5.150 per liter meningkat Rp1.650 menjadi Rp6.800 per liter.
Sebagai gantinya, pemerintah akan mempercepat penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Menurutnya, penggunaannya akan memberi banyak keuntungan bagi bangsa dan masyarakat Indonesia.
“Saya melihat tujuan besar selain mengurangi ketergantungan pemakaian BBM bersubsidi, juga untuk menekan emisi CO2 dapat turun sebesar 40 juta ton pada 2030. Anggaran subsidi BBM pada akhirnya bisa dialihkan ke sektor-sektor lebih bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat,” terangnya.
Meski demikian, Ia mengakui bahwa program tersebut memiliki banyak tantangan menghadang. Mulai dari masalah perbedaan harga, regulasi hingga ketersediaan pilihan model bagi masyarakat sebagai pengguna.
Untuk itu, pemerintah sedang merumuskan berbagai kebijakan mengenai pemberian insentif bagi EV roda dua dan roda empat. Skema insentif masih dihitung bersama agar kita dapat menemukan rumusan terbaik demi mendorong pertumbuhan pangsa pasar yang besar bagi percepatan adopsi kendaraan listrik di tanah air,” tegasnya.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
10 Maret 2025, 13:00 WIB
25 Februari 2025, 23:00 WIB
24 Februari 2025, 14:18 WIB
20 Februari 2025, 18:06 WIB
18 Februari 2025, 22:30 WIB
Terkini
10 April 2025, 21:00 WIB
PLN mengklaim bahwa jumlah transaksi di SPKLU selama libur Lebaran mengalami peningkatan cukup tajam
10 April 2025, 20:00 WIB
Francesco Bagnaia dalam kepercayaan diri tinggi untuk meraih kemenangan kembali pada MotoGP Qatar 2025
10 April 2025, 19:00 WIB
Pemerintah Korea Selatan siap dukung industri terdampak seperti pabrik otomotif dalam menghadapi tarif impor AS
10 April 2025, 18:18 WIB
Wuling beri kemudahan kepada pelanggan yang ingin melakukan pembelian dengan promo DP ringan dan bunga 0 persen
10 April 2025, 17:17 WIB
Terdapat beragam diskon motor Honda yang bisa Anda manfaatkan pada bulan ini untuk memiliki unit terbaru
10 April 2025, 16:00 WIB
Kuota impor diterapkan di sektor otomotif, menarik manufaktur agar komitmen berinvestasi di dalam negeri
10 April 2025, 15:01 WIB
Pertamina mengaku baru saja melakukan penyelidikan terkait kasus BBM tercampur air di sebuah SPBU di Klaten
10 April 2025, 14:00 WIB
Kembaran BYD Seal ini ditawarkan dalam tipe EV dan PHEV, kompatibel dengan sistem fast charging teranyar