Shell Buka Suara Mengenai PHK Massal Usai Kehabisan Stok BBM
29 September 2025, 14:00 WIB
Nissan dikabarkan tengah dilanda badai PHK, mereka berencana merumahkan sampai 20 ribu karyawan secara global
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Badai PHK (Pemutusaan Hubungan Kerja) tidak hanya terjadi pada industri di Indonesia saja. Namun turut dialami oleh Nissan, produsen mobil asal Jepang.
Mengutip laporan NHK World Japan, Selasa (13/05) Nissan berencana melakukan pemecatan lebih dari 10 ribu pekerja di seluruh dunia.
Dengan angka di atas, maka jumlah karyawan Nissan yang akan dirumahkan mencapai 20 ribu orang atau sekitar 15 persen dari total tenaga kerja Nissan secara global.
"Sebuah sumber mengatakan perusahaan berencana melakukan pemutusan hubungan kerja tambahan karena penjualan unit telah menurun lebih dari yang diprediksi," tulis media asal Jepang tersebut.
Lebih jauh disebutkan kalau Nissan mencatatkan kerugian bersih sebesar 750 miliar yen atau setara Rp 84 triliun.
Jumlah tersebut berlangsung selama tahun fiskal 2024 atau sepanjang 1 April 2024 hingga 31 Maret 2025.
Padahal pada awal Maret lalu, kerugiaan Nissan diperkirakan hanya sekitar 80 miliar yen atau setara Rp 8,97 triliun.
Akan tetapi kondisi perusahaan semakin memburuk. Sehingga terpaksa untuk memangkas jumlah karyawan mereka.
"Selain itu mereka akan membatalkan rencana untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Kota Kitakyushu, Jepang bagian barat," lanjut media satu ini.
Tak berhenti sampai di situ, kondisi Nissan yang kian memburuk membuat mereka juga berencana menutup tiga fasilitas produksi di Thailand serta negara lain.
"Perusahaan diperkirakan akan mengumumkan rencana baru tersebut pada konferensi pers untuk merilis hasil bisnis pada Selasa," tegas media Jepang itu.
Sekadar mengingatkan, Nissan memang sedang berjuang melawan kondisi keuangan yang memburuk selama beberapa waktu.
Apalagi di tengah gempuran manufaktur asal Cina yang semakin membanjiri pasar otomotif di sejumlah negara.
Perlu diketahui, Nissan telah menempuh sejumlah langkah untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan dalam dunia binis.
Seperti contoh dengan melakukan pembicaraan bersama Honda terkait merger. Hanya saja diskusi tersebut tidak menemukan titik terang.
Penyebabnya, Honda mau menjadikan Nissan sebuah subsidiari alih-alih perusahaan rekanan.
Lalu Nissan Motor Corporation dan Renault Group mengungkap bahwa mereka tengah melakukan restrukturisasi aliansi.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kebangkrutan serta mempertahankan aliansi.
Nissan bahkan telah menyepakati menjual 51 persen sahamnya di Renault Nissan Automotive India Private Ltd (RNAIPL) pada Renault.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
29 September 2025, 14:00 WIB
27 September 2025, 11:00 WIB
26 September 2025, 09:00 WIB
23 September 2025, 13:00 WIB
14 September 2025, 09:00 WIB
Terkini
29 September 2025, 18:00 WIB
Geely Auto Indonesia mengumumkan keputusan perakitan lokal Starray EM-i lebih dulu dari EX5, ini alasannya
29 September 2025, 17:00 WIB
Kehadiran Wuling Binguo S menambah variasi kendaraan ramah lingkungan segmen SUV kompak, tantang BYD Dolphin
29 September 2025, 16:01 WIB
VAY mencari pemain simulator untuk mengoperasikan layanan barunya
29 September 2025, 15:00 WIB
Francesco Bagnaia perlahan kembali bangkit di MotoGP Jepang 2025, terapkan beberapa komponen lama di GP25
29 September 2025, 14:00 WIB
Shell Indonesia bereaksi mengenai kabar PHK massal yang terjadi imbas kelangkaan stok BBM di seluruh SPBU
29 September 2025, 13:00 WIB
Beberapa keunggulan Mitsubishi New Pajero Sport yang diklaim bisa memanjakan para konsumen di Indonesia
29 September 2025, 12:00 WIB
MotoGP Jepang 2025 jadi saksi momen bersejarah Marc Marquez kunci gelar juara dunia di kandang Honda
29 September 2025, 11:00 WIB
Dengan harga yang diklaim kompetitif, Daihatsu sebut Rocky Hybrid mampu menjangkau berbagai jenis konsumen