Penjualan Nissan Capai Angka Terendahnya di November 2025
12 Desember 2025, 17:38 WIB
Nissan dikabarkan tengah dilanda badai PHK, mereka berencana merumahkan sampai 20 ribu karyawan secara global
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Badai PHK (Pemutusaan Hubungan Kerja) tidak hanya terjadi pada industri di Indonesia saja. Namun turut dialami oleh Nissan, produsen mobil asal Jepang.
Mengutip laporan NHK World Japan, Selasa (13/05) Nissan berencana melakukan pemecatan lebih dari 10 ribu pekerja di seluruh dunia.
Dengan angka di atas, maka jumlah karyawan Nissan yang akan dirumahkan mencapai 20 ribu orang atau sekitar 15 persen dari total tenaga kerja Nissan secara global.
"Sebuah sumber mengatakan perusahaan berencana melakukan pemutusan hubungan kerja tambahan karena penjualan unit telah menurun lebih dari yang diprediksi," tulis media asal Jepang tersebut.
Lebih jauh disebutkan kalau Nissan mencatatkan kerugian bersih sebesar 750 miliar yen atau setara Rp 84 triliun.
Jumlah tersebut berlangsung selama tahun fiskal 2024 atau sepanjang 1 April 2024 hingga 31 Maret 2025.
Padahal pada awal Maret lalu, kerugiaan Nissan diperkirakan hanya sekitar 80 miliar yen atau setara Rp 8,97 triliun.
Akan tetapi kondisi perusahaan semakin memburuk. Sehingga terpaksa untuk memangkas jumlah karyawan mereka.
"Selain itu mereka akan membatalkan rencana untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Kota Kitakyushu, Jepang bagian barat," lanjut media satu ini.
Tak berhenti sampai di situ, kondisi Nissan yang kian memburuk membuat mereka juga berencana menutup tiga fasilitas produksi di Thailand serta negara lain.
"Perusahaan diperkirakan akan mengumumkan rencana baru tersebut pada konferensi pers untuk merilis hasil bisnis pada Selasa," tegas media Jepang itu.
Sekadar mengingatkan, Nissan memang sedang berjuang melawan kondisi keuangan yang memburuk selama beberapa waktu.
Apalagi di tengah gempuran manufaktur asal Cina yang semakin membanjiri pasar otomotif di sejumlah negara.
Perlu diketahui, Nissan telah menempuh sejumlah langkah untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan dalam dunia binis.
Seperti contoh dengan melakukan pembicaraan bersama Honda terkait merger. Hanya saja diskusi tersebut tidak menemukan titik terang.
Penyebabnya, Honda mau menjadikan Nissan sebuah subsidiari alih-alih perusahaan rekanan.
Lalu Nissan Motor Corporation dan Renault Group mengungkap bahwa mereka tengah melakukan restrukturisasi aliansi.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kebangkrutan serta mempertahankan aliansi.
Nissan bahkan telah menyepakati menjual 51 persen sahamnya di Renault Nissan Automotive India Private Ltd (RNAIPL) pada Renault.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
12 Desember 2025, 17:38 WIB
25 November 2025, 21:00 WIB
25 November 2025, 11:00 WIB
20 November 2025, 16:28 WIB
20 November 2025, 14:00 WIB
Terkini
30 Desember 2025, 13:00 WIB
Industri baterai lithium terpengaruh dari kinerja penjualan mobil listrik di Cina yang diproyeksi akan turun
30 Desember 2025, 12:00 WIB
Sejumlah model mobil yang disuntik mati oleh pabrikan kemudian diganti produk lain, berikut daftarnya
30 Desember 2025, 11:00 WIB
Insentif otomotif sebaiknya menyasar pada pertumbuhan industri komponen di dalam negeri agar seimbang
30 Desember 2025, 10:00 WIB
Yamaha tengah mencari formulasi yang tepat buat memasarkan motor listrik Neos kepada konsumen di Indoensia
30 Desember 2025, 09:00 WIB
Enduro Service tawarkan beragam layanan seperti penggantian oli mobil dan motor sampai ganti air filter
30 Desember 2025, 08:00 WIB
Fitur dashcam pada Suzuki XL7 Hybrid bekas menjadi salah satu pelanggan melakukan pembelian ketimbang model lain
30 Desember 2025, 07:00 WIB
Arus balik Natal dan tahun baru 2026 mulai terlihat sehingga Polda Metro Jaya menyiapkan langkah antisipasi
30 Desember 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta melayani perpanjangan masa berlaku kartu yang belum terlewat dari tanggal masa berlaku