Penjualan Mobil Listrik di China Diprediksi Melambat pada 2026
29 Desember 2025, 19:00 WIB
Di 2025 angka penjualan mobil Cina diprediksi tembus 27 juta unit, sementara pabrikan Jepang 25 juta unit
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Kendaraan roda empat produksi Jepang telah mendominasi pasar global selama lebih dari 20 tahun. Namun di 2025, mobil Cina diprediksi melampaui capaian tersebut untuk pertama kalinya.
Mengacu pada data dari S&P Global Mobility, penjualan mobil Cina yang dimaksud mencakup kendaraan niaga, kendaraan penumpang baik domestik maupun ekspor.
Secara spesifik angkanya diproyeksikan sekitar 27 juta unit buat mobil Cina. Sedangkan kendaraan bikinan Jepang sebanyak 25 juta unit.
Merebaknya tren mobil Cina sudah terjadi beberapa waktu belakangan. Berbagai merek berlomba menghadirkan model baru dengan fitur berlimpah namun harga terpaut lebih rendah.
Menariknya banyak mobil Cina sekarang merupakan kendaraan ramah lingkungan, baik itu hybrid maupun bertenaga listrik murni.
Di Tiongkok, pemberian insentif dari pemerintah provinsi berkontribusi mendorong penjualan kendaraan. Sebanyak 70 persen penjualan mobil di sana didominasi New Energy Vehicle (NEV) atau kendaraan energi terbarukan.
Namun kunci keberhasilan penjualan mobil Cina di pasar global justru berangkat dari oversupply. Di sana, banyak model memiliki stok berlimpah dan berimbas pada terjadinya perang harga.
Untuk mengatasi hal tersebut, banyak manufaktur kemudian melakukan ekspor kendaraan ke negara-negara potensial.
Apalagi berbagai negara terkhusus di Asia Tenggara mulai memberlakukan kebijakan yang menguntungkan manufaktur mobil ramah lingkungan.
Di Indonesia, merek seperti BYD mendapatkan keuntungan berupa insentif mobil listrik impor atau Completely Built Up (CBU).
Artinya seluruh produk BYD yang masuk Indonesia bisa dijual lebih kompetitif walaupun belum diproduksi secara lokal.
Sepanjang 2025, BYD mengimpor sebanyak 60 ribu unit mobil lintas model termasuk Seal, Sealion 7, Atto 3 sampai produk teranyar mereka Atto 1.
Insentif diberikan dengan syarat manufaktur harus melakukan perakitan lokal sesuai jumlah unit impor yang berhasil terjual ke konsumen di Indonesia alias penjualan retail.
Dominasi merek-merek otomotif Jepang saat ini mulai dibalap oleh Tiongkok. Padahal sebelumnya di 2018, penjualan mobil asal Negeri Sakura secara global berhasil tembus 30 juta unit.
Di Indonesia hal serupa turut terjadi. Merek Cina hadir menawarkan variasi model baru dengan harga kompetitif.
Pada November 2025 misalnya, empat merek Cina masuk ke dalam 10 besar merek mobil yang mencatatkan penjualan retail (distribusi dari diler ke konsumen) terbanyak.
BYD berada di posisi ketiga sebanyak 8.243 unit, berada tepat di belakang Daihatsu 12.750 unit.
Bahkan di bulan sebelumnya pada Oktober 2025, penjualan retail BYD tembus angka 9.732 unit.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
29 Desember 2025, 19:00 WIB
29 Desember 2025, 15:00 WIB
29 Desember 2025, 07:00 WIB
28 Desember 2025, 17:00 WIB
27 Desember 2025, 19:00 WIB
Terkini
30 Desember 2025, 17:18 WIB
Francesco Bagnaia diminta untuk bisa kembali berjuang di barisan terdepan ketika mengarungi MotoGP 2026
30 Desember 2025, 16:00 WIB
VinFast Indonesia mengatakan bahwa mereka siap memenuhi kewajibannya atas insentif CBU yang telah didapatkan
30 Desember 2025, 15:00 WIB
Ucok harus mengeluarkan dana hampir Rp 1 miliaran untuk memodifikasi Yamaha Xmax berkelir dominan biru
30 Desember 2025, 14:00 WIB
Menurut data Kemenhub, motor listrik yang telah mengantongi SRUT di 2025 baru 55.059 unit atau turun 28,6 persen
30 Desember 2025, 13:00 WIB
Industri baterai lithium terpengaruh dari kinerja penjualan mobil listrik di Cina yang diproyeksi akan turun
30 Desember 2025, 12:00 WIB
Sejumlah model mobil yang disuntik mati oleh pabrikan kemudian diganti produk lain, berikut daftarnya
30 Desember 2025, 11:00 WIB
Insentif otomotif sebaiknya menyasar pada pertumbuhan industri komponen di dalam negeri agar seimbang
30 Desember 2025, 10:00 WIB
Yamaha tengah mencari formulasi yang tepat buat memasarkan motor listrik Neos kepada konsumen di Indoensia