Honda Hadirkan Mobil Hybrid di GIIAS 2025
02 Oktober 2025, 08:00 WIB
Nissan bakal jual saham mereka di Renault untuk kembangkan produk baru dan bertahan dari kebangkrutan
Oleh Adi Hidayat
KatadataOTO – Beragam cara dilakukan Nissan agar perusahaan tetap bisa bertahan di tengah tekanan. Salah satunya adalah dengan mengurangi kepemilikannya di Renault.
Kedua perusahaan telah sepakat untuk mengurangi kepemilikan saham minimum dari masing-masing perusahaan. Dari sebelumnya sebesar 15 persen menjadi 10 persen.
Dengan menjual saham mereka di Renault maka perusahaan bisa meraih sekitar 100 miliar yen atau sekitar Rp 11,3 triliun. Dana tersebut dapat dipakai perusahaan buat mengembangkan kendaraan baru di tengah kondisi yang menantang saat ini.
“Kami mengurangi kepemilikan silang saham kami untuk berinvestasi dalam pengembangan kendaraan. Namun, belum ada keputusan pasti yang dibuat pada tahap ini," ungkap Ivan Espinosa, CEO Nissan Motor.
Penjualannya bakal menjadi salah satu titik renggangnya kerja sama yang sudah berlangsung lebih dari dua dekade. Terlebih Renault telah melepas sahamnya di Nissan secara bertahap sejak 2023 lalu.
Langkah tersebut dilakukan saat perombakan aliansi Nissan dan Renault agar kedua perusahaan bisa lebih setara.
Sebelumnya diberitakan bahwa Nissan tengah berupaya mengembalikan kondisi keuangan mereka. Selain melepas saham di Renault, mereka berencana untuk melepas beberapa aset penting termasuk kantor utamanya di yang berada di Yokohama, Jepang.
Bahkan pabrikan asal Jepang itu dikabarkan sudah memasukkan kantor ke dalam aset yang akan dijual hingga Maret 2026.
Meski demikian hal tersebut tidak mudah lokasi itu sudah menjadi kantor pusat sejak relokasi dari Tokyo di 2009. Lokasinya punsangat strategis karena dekat dengan stasiun Yokohama.
Namun properti Nissan ditaksir punya nilai 100 miliar yen. Dana itu tentunya bisa membantu keuangan perusahaan untuk menutup tujuh dari 17 pabrik globalnya.
Tak hanya itu, perusahaan juga telah melakukan beberapa langkah strategis lain termasuk memecat sekitar 20.000 pekerja di seluruh dunia. Jumlah tersebut setara dengan 15 persen dari total tenaga kerja mereka secara global.
Jumlah tercapai selama tahun fiskal 2024 atau sepanjang 1 April 2024 hingga 31 Maret 2025.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
02 Oktober 2025, 08:00 WIB
01 Oktober 2025, 21:30 WIB
30 September 2025, 18:17 WIB
30 September 2025, 17:30 WIB
29 September 2025, 19:00 WIB
Terkini
03 Oktober 2025, 07:00 WIB
BBM yang ditolak oleh Vivo karena adanya kandungan etanol akan tetap digunakan Pertamina buat penuhi kebutuhan pasar
03 Oktober 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta masih beroperasi di lima tempat menjelang akhir pekan, simak informasi lengkapnya
03 Oktober 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta tetap diterapkan secara ketat pada 3 Oktober 2025 untuk menyambut libur akhir pekan
03 Oktober 2025, 06:00 WIB
Menjelang akhir pekan, SIM keliling Bandung tetap beroperasi untuk melayani para pengendara di Kota Kembang
02 Oktober 2025, 20:02 WIB
SIS masih membuka kemungkinan Suzuki Satria terbaru bakal diluncurkan untuk para konsumen di Indonesia
02 Oktober 2025, 19:00 WIB
Francesco Bagnaia buka suara soal asap tebal yang muncul dari motornya jelang akhir balapan di Jepang
02 Oktober 2025, 18:00 WIB
Honda Cimahi mengaku pelanggan mobil kini makin kritis sehingga pelayanan purna jual terus ditingkatkan
02 Oktober 2025, 17:00 WIB
Cairan dengan larutan urea bernama AdBlue merupakan salah satu inovasi buat kurangi emisi kendaraan diesel