Insentif Mobil Listrik CBU Tak Diperpanjang, GIAMM Dapat Peluang
18 September 2025, 13:00 WIB
Harga mobil listrik CBU bisa bersaing berkat insentif, berpotensi naik apabila tak memenuhi TKDN 40 persen
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Pemerintah memutuskan untuk tidak melanjutkan insentif mobil listrik impor atau Completely Built Up (CBU) di 2026.
Keputusan tersebut bermaksud memperkuat industri komponen otomotif domestik di tengah berbagai tantangan ekonomi.
Sepanjang 2025, ada beberapa merek yang menikmati bantuan tersebut seperti BYD hingga GAC Aion.
Subsidi Electric Vehicle (EV) impor terbukti berhasil membantu mengerek angka penjualan mobil listrik di dalam negeri berkat harga kompetitif.
Namun masalah lain masih menanti. Belum ada regulasi rinci terkait pengaturan struktur harga mobil listrik CBU setelah dirakit lokal nanti.
Kemudian ketentuan soal harga mobil listrik jika belum berhasil memenuhi persyaratan Completely Knocked Down (CKD) dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen.
Dengan asumsi mobil listrik impor tak memenuhi kriteria TKDN 40 persen, pengamat menilai ada peluang harganya meroket.
“Ini berpotensi meningkatkan harga Electric Vehicle (EV) tersebut hingga di atas 40 persen,” kata Yannes Martinus Pasaribu, pengamat dan akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) kepada KatadataOTO belum lama ini.
Ia mengungkapkan hal itu disebabkan oleh biaya impor yang tinggi dan pajak berlaku tanpa bantuan pemerintah.
Dihitung secara kasar, kenaikan harga mobil listrik sebesar 40 persen tentu sangat signifikan.
Ambil contoh BYD Atto 1, salah satu mobil listrik termurah di dalam negeri. Per September 2025, harga on the road-nya adalah Rp 195 jutaan.
Apabila tidak memenuhi kriteria TKDN dan masih harus impor tahun depan, maka harga BYD Atto 1 berpeluang naik menjadi Rp 273 jutaan.
“Hal ini dapat dipastikan akan mempengaruhi penjualan EV di pasar Indonesia,” tegas Yannes.
Untuk itu, perlu ada kebijakan dan transisi yang sesuai agar struktur harga mobil listrik impor di 2026 bisa terjaga.
Sampai sekarang, diketahui belum ada ketentuan soal struktur harga mobil listrik CBU di 2026.
Namun salah satu merek menikmati insentif, GAC Aion meyakini harga mobil listrik mereka tak berubah sebab sudah dirakit lokal.
“Kita harus lihat nanti regulasinya, tetapi sejauh ini tidak memberi impact apapun (diberhentikannya insentif mobil listrik impor),” kata Andry Ciu, CEO GAC Indonesia di Jakarta dalam kesempatan terpisah.
Dua model mobil GAC yang mendapatkan subsidi pajak impor yaitu Aion UT dan Aion V diklaim telah memenuhi kewajiban TKDN 40 persen.
Sementara BYD sebagai salah satu pemimpin pasar EV domestik dikabarkan belum menjalin kerja sama dengan supplier komponen, meskipun pabriknya ditargetkan sudah rampung tahun depan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
18 September 2025, 13:00 WIB
18 September 2025, 10:00 WIB
16 September 2025, 09:00 WIB
15 September 2025, 20:00 WIB
15 September 2025, 19:00 WIB
Terkini
18 September 2025, 13:00 WIB
GIAMM menyambut baik keputusan insentif mobil listrik CBU tidak akan dilanjutkan pemerintah di tahun depan
18 September 2025, 12:00 WIB
Penjualan sepeda motor di Tanah Air masih memiliki harapan untuk kembali positif dengan beberapa sentuhan
18 September 2025, 11:00 WIB
Keuntungan dari bisnis service dan sparepart dinilai Honda sangat besar asalkan bisa dikelola dengan baik
18 September 2025, 10:00 WIB
Diler Aletra Kemang baru saja diresmikan, kehadirannya bisa memudahkan pemilik mobil listrik asal Cina itu
18 September 2025, 09:00 WIB
Indomobil Group mengungkapkan minat terhadap kendaraan niaga bertenaga listrik di Indonesia mulai terlihat
18 September 2025, 08:00 WIB
Kemacetan di TB Simatupang diklaim mengalami penurunan setelah dilakukan uji coba masuk tol gratis di GT Fatmawati 2
18 September 2025, 07:00 WIB
Pemerintah akan melakukan evaluasi terhadap Opsen PKB dan BBNKB untuk pastikan pendapatan asli daerah optimal
18 September 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 18 September 2025 diawasi kepolisian dengan menggunakan beragam fasilitas termasuk CCTV ETLE