Proyeksi Penjualan Mobil Baru Tanpa Insentif di 2026
11 Desember 2025, 11:00 WIB
Insentif mobil produksi lokal dengan TKDN yang tinggi menurut GIAMM jadi salah satu kunci untuk mencegah PHK
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Industri komponen otomotif disebut tengah mengalami berbagai tantangan, khususnya di tengah meroketnya penjualan mobil listrik penerima insentif impor dari pemerintah.
Perlu diketahui, pemerintah memberikan subsidi buat mobil listrik impor yang memenuhi persyaratan, namun manufaktur harus punya komitmen perakitan lokal di 2026.
Hasilnya, pabrik seperti BYD dapat menjual mobil listrik impor tetapi dengan harga jauh lebih murah dibandingkan model serupa di kelasnya dan para kompetitor lain.
Hal itu terbukti mendongkrak angka penjualan mobil listrik di dalam negeri. Tetapi imbas negatif dirasakan oleh industri komponen otomotif.
Ditambah lagi terjadinya pelemahan daya beli di sektor otomotif, terkhusus di kalangan konsumen menengah ke bawah dengan rentang harga kendaraan diminati Rp 200 jutaan.
Padahal penjualan mobil di segmen tersebut yakni Low Cost Green Car (LCGC) dapat membantu penyerapan komponen lokal.
Minimnya penyerapan komponen kemudian berimbas pada pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak tenaga kerja di fasilitas perakitan atau pabrik.
Melihat hal tersebut, Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) mengungkapkan ada solusi yang bisa diterapkan pemerintah untuk membantu industri komponen otomotif di Tanah Air.
“(GIAMM) berharap pemerintah dapat memberikan insentif untuk menciptakan permintaan. Seperti waktu Covid-19,” kata Rachmat Basuki, Sekretaris Jenderal GIAMM saat dihubungi KatadataOTO belum lama ini.
Jika mengacu pada informasi dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) juga terbukti meningkatkan penjualan.
Berkat bantuan dari pemerintah, ada peningkatan penjualan kendaraan bermotor roda empat sebesar 113 persen di periode Maret sampai Desember 2021.
Kemudian lini kendaraan yang termasuk di dalam program insentif itu memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 80 persen atau lebih.
Sehingga penyerapan komponen di dalam negeri bisa ikut terserap seiring naiknya penjualan mobil dan akhirnya mencegah PHK.
“Jadi pasar naik, industri komponen tetap survive dan tidak ada pengurangan karyawan,” tegas Rachmat.
Perlu diketahui, insentif PPnBM DTP yang sempat diberikan saat pandemi berlaku untuk dua segmen mobil.
Pertama adalah LCGC atau Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2).
Setelah itu mobil baru dengan kapasitas mesin sampai 1.500 cc, lalu memiliki harga on the road Rp 200 juta sampai Rp 250 juta.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
11 Desember 2025, 11:00 WIB
10 Desember 2025, 20:00 WIB
10 Desember 2025, 09:00 WIB
09 Desember 2025, 11:01 WIB
09 Desember 2025, 10:00 WIB
Terkini
11 Desember 2025, 21:30 WIB
Mazda gelar beragam promo menarik di akhir tahun untuk memudahkan masyarakat mendapat mobil yang dibutuhkan
11 Desember 2025, 20:06 WIB
Menawarkan beragam lini produk mobil listrik, BYD Indonesia terus meraih respon positif dari masyarakat
11 Desember 2025, 19:16 WIB
Mitsubishi Fuso mendominasi pasar kendaraan niaga di Tanah Air dengan menorehkan market share 39,9 persen
11 Desember 2025, 18:33 WIB
Mobil yang diyakini bakal jadi Wuling Almaz Darion di Indonesia resmi meluncur, ada tiga opsi jantung pacu
11 Desember 2025, 17:16 WIB
Gokart indoor terbaru di Jakarta, Drift.inc resmi dibuka di Central Park Mall dengan panjang trek 284 meter
11 Desember 2025, 16:00 WIB
GWM Puri memiliki fasilitas 3S (Sales, Service dan Spare Parts) untuk bisa memanjakan konsumen setia
11 Desember 2025, 15:00 WIB
Meskipun baru mendapatkan penyegaran tahun ini, X55-II tidak signifikan membantu penjualan BAIC di RI
11 Desember 2025, 14:00 WIB
Pramac Yamaha menjadi skuad pertama yang akan memamerkan tampilan motor balap baru mereka untuk MotoGP 2026