Daihatsu Bertekad Pertahankan Posisi Merek Terlaris Nomor Dua
15 Oktober 2025, 10:00 WIB
Insentif mobil produksi lokal dengan TKDN yang tinggi menurut GIAMM jadi salah satu kunci untuk mencegah PHK
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Industri komponen otomotif disebut tengah mengalami berbagai tantangan, khususnya di tengah meroketnya penjualan mobil listrik penerima insentif impor dari pemerintah.
Perlu diketahui, pemerintah memberikan subsidi buat mobil listrik impor yang memenuhi persyaratan, namun manufaktur harus punya komitmen perakitan lokal di 2026.
Hasilnya, pabrik seperti BYD dapat menjual mobil listrik impor tetapi dengan harga jauh lebih murah dibandingkan model serupa di kelasnya dan para kompetitor lain.
Hal itu terbukti mendongkrak angka penjualan mobil listrik di dalam negeri. Tetapi imbas negatif dirasakan oleh industri komponen otomotif.
Ditambah lagi terjadinya pelemahan daya beli di sektor otomotif, terkhusus di kalangan konsumen menengah ke bawah dengan rentang harga kendaraan diminati Rp 200 jutaan.
Padahal penjualan mobil di segmen tersebut yakni Low Cost Green Car (LCGC) dapat membantu penyerapan komponen lokal.
Minimnya penyerapan komponen kemudian berimbas pada pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak tenaga kerja di fasilitas perakitan atau pabrik.
Melihat hal tersebut, Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) mengungkapkan ada solusi yang bisa diterapkan pemerintah untuk membantu industri komponen otomotif di Tanah Air.
“(GIAMM) berharap pemerintah dapat memberikan insentif untuk menciptakan permintaan. Seperti waktu Covid-19,” kata Rachmat Basuki, Sekretaris Jenderal GIAMM saat dihubungi KatadataOTO belum lama ini.
Jika mengacu pada informasi dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) juga terbukti meningkatkan penjualan.
Berkat bantuan dari pemerintah, ada peningkatan penjualan kendaraan bermotor roda empat sebesar 113 persen di periode Maret sampai Desember 2021.
Kemudian lini kendaraan yang termasuk di dalam program insentif itu memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 80 persen atau lebih.
Sehingga penyerapan komponen di dalam negeri bisa ikut terserap seiring naiknya penjualan mobil dan akhirnya mencegah PHK.
“Jadi pasar naik, industri komponen tetap survive dan tidak ada pengurangan karyawan,” tegas Rachmat.
Perlu diketahui, insentif PPnBM DTP yang sempat diberikan saat pandemi berlaku untuk dua segmen mobil.
Pertama adalah LCGC atau Kendaraan Bermotor Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2).
Setelah itu mobil baru dengan kapasitas mesin sampai 1.500 cc, lalu memiliki harga on the road Rp 200 juta sampai Rp 250 juta.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
15 Oktober 2025, 10:00 WIB
14 Oktober 2025, 12:00 WIB
13 Oktober 2025, 12:00 WIB
13 Oktober 2025, 09:00 WIB
11 Oktober 2025, 09:00 WIB
Terkini
20 Oktober 2025, 08:00 WIB
Jasa Marga kembali melakukan perawatan berkala di 4 lokasi tol Jakarta Cikampek untuk memastikan kenyamanan pelanggan
20 Oktober 2025, 07:00 WIB
Chery Group memperlihatkan jalannya crash test yang kerap dilakukan sebelum meluncurkan sebuah produk ke pasar
20 Oktober 2025, 06:00 WIB
Di awal pekan, kepolisian menghadirkan SIM keliling Bandung untuk melayani pengendara di Kota Kembang
20 Oktober 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 20 Oktober 2025 digelar di puluhan ruas jalan meski pengendara ojek online melakukan demo
20 Oktober 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta kembali melayani perpanjangan di beberapa lokasi, berikut rangkuman informasinya
19 Oktober 2025, 17:00 WIB
PHEV, menurut Mazda memiliki sejumlah keunggulan mobil listrik yang cocok jadi transisi elektrifikasi di RI
19 Oktober 2025, 15:00 WIB
Pro7 dan Rans luncurkan lampu mobil baru dengan harga yang cukup kompetitif untuk pelanggan di Tanah Air
19 Oktober 2025, 13:00 WIB
Sebagai seorang konten kreator, Mister Aloy memiliki kendaraan yang cukup mencuri perhatian masyarakat