Penjualan Lesu, Pabrik EV Hyundai Akan Produksi Mobil Hybrid
26 April 2024, 21:00 WIB
Ganjar Pranowo menilai kalau insentif mobil hybrid yang tengah digodok masih belum diperlukan di Indonesia
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Insentif mobil hybrid terus dibahas oleh beberapa pihak. Seperti dikatakan Ganjar Pranowo saat berkunjung ke pameran IIMS 2024.
Calon Presiden nomor urut 3 tersebut memiliki pandangan sendiri mengenai bantuan dari pemerintah, dia menilai masih kurang dibutuhkan subsidi untuk model satu ini.
“Buat insentif mobil hybrid belum perlu,” jawabnya singkat saat ditanya wartawan di JIExpo Kemayoran, Jakarta pada Kamis (22/2).
Jika dilihat pendapat Ganjar Pranowo sejalan dengan pernyataan Moeldoko beberapa waktu lalu saat mengunjungi IIMS 2024.
"Ya sebenarnya menurut saya gak penting-penting amat, karena masih pakai bensin dan tambah lagi apakah itu menjadi beban bagi pengendara saya juga tidak ngerti. Kenapa harus ada dua hal kan, satu bensin lalu terdapat listrik, tetapi konsumen akan menentukan," ungkap Moeldoko.
Moeldoko lantas mengungkapkan kalau subsidi atau insentif dari Presiden Jokowi baiknya hanya diterapkan buat mobil listrik. Sebab EV (Electric Vehicle) memiliki banyak dampak positif bagi publik serta lingkungan.
"Yang pertama masalah lingkungan atau environment, lingkungan kita menjadi baik. Kedua besaran impor BBM kita itu sangat-sangat besar," tambah Ketua Umum Periklindo (Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia).
Sebelumnya wacana mengenai insentif mobil hybrid tengah dikaji oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama para menteri.
Hal itu disampaikan langsung oleh Airlangga Hartarto selaku Menko (Menteri Koordinator) Bidang Perekonomian.
Airlangga menjelaskan, insentif yang akan diberikan berupa pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP).
Besaran PPN DTP kendaraan roda empat hybrid rencananya bakal disamakan dengan besaran insentif yang diberikan untuk mobil listrik.
“kita sedang kaji, sama dengan PPN DTP, kalau sekarang kan masih satu persen nanti kita akan exercise," ucap Airlangga.
Meski begitu dia enggan memberikan detail kapan aturan teknis pemberian insentif PPN DTP untuk mobil hybrid bakal dirampungkan.
Lebih jauh Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya juga telah memiliki hitung-hitungan dampak dari pemberian insentif terhadap harga penjualan mobil hybrid.
“Kita lagi kaji dulu, hitung-hitungan ada tetapi kami mesti rapatin dulu,” Airlangga menegaskan.
Sekadar informasi penjualan mobil hybrid mampu lebih unggul ketimbang model listrik murni pada 2023. Bahkan jumlahnya terpaut cukup jauh.
Di tahun lalu penjualan mobil listrik tembus 17 ribu unit. Sementara model hybrid justru menyentuh angka 54 ribu unit.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
26 April 2024, 21:00 WIB
25 April 2024, 08:00 WIB
24 April 2024, 20:57 WIB
23 April 2024, 07:00 WIB
21 April 2024, 13:00 WIB
Terkini
27 April 2024, 18:00 WIB
Sejumlah konsumen tak kunjung terima unit sejak pemesanan, ini kata BYD soal inden yang diklaim mengular
27 April 2024, 17:00 WIB
Menjadi bagian dari total target 50 outlet tahun ini, BYD resmikan diler 3S di kawasan Cibubur hari ini
27 April 2024, 16:22 WIB
Buat Anda yang tertarik memboyong Yamaha Lexi LX 155 bulan ini, ada skema cicilan mulai Rp 800 ribuan saja
27 April 2024, 12:00 WIB
Tarif tol Gempol Pandaan resmi naik hari ini untuk menyesuaikan inflasi dan mempertahankan pelayanan
27 April 2024, 08:00 WIB
Tarif Tol Bali Mandara naik hari ini, berlaku untuk semua golongan termasuk sepeda motor yang melintas
27 April 2024, 07:12 WIB
Hingga batas waktu yang telah ditentukan, Jeep Rubicon Mario Dandy Satriyo tidak laku dilelang Kejari Jaksel
26 April 2024, 21:00 WIB
Penjualan kendaraan listrik murni atau BEV tengah lesu, pabrik EV Hyundai akan mulai produksi mobil hybrid
26 April 2024, 20:00 WIB
Penjualan Suzuki Maret 2024 naik 14 persen dibanding bulan sebelumnya berkat XL7 Hybrid yang laris manis