Kanada Siap Tiru Amerika dan Eropa Guna Tahan Mobil Listrik China
27 Juni 2024, 12:00 WIB
Menurut BYD kehadiran mobil listrik China bisa mendorong pertumbuhan ekosistem Electric Vehicle di Indonesia
Oleh Satrio Adhy
KatadataOTO – Beragam mobil listrik China mulai membanjiri pasar otomotif Indonesia. Mulai dari BYD, Neta Chery serta masih banyak lainnya.
Hal itu membuat persaingan antar pabrikan kian ketat. Namun BYD Motor Indonesia memiliki pandangan yang berbeda.
Menurut Eagle Zhou, Presiden Direktur BYD Indonesia kehadiran mobil listrik China dapat memberi dampak positif. Sehingga mendorong perkembangan industri otomotif ke depannya.
“Kedatangan produsen ini (mobil China) juga membantu terciptanya ekosistem kendaraan elektrik di Tanah Air seperti di negara-negara lain,” ujar Eagle di Jakarta beberapa waktu lalu.
Lebih jauh dia percaya diri kalau kendaraan setrum asal negeri tirai bambu bisa diminati konsumen di Tanah Air. Apalagi mobil-mobil tersebut hadir dengan fitur serta desain kekinian.
Ditambah harga yang ditawarkan para pabrikan juga kompetitif. Sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan ketika ingin memboyong mobil listrik.
Eagle pun menuturkan kalau BYD akan terus berinovasi ke depannya. Jadi bisa menghadirkan beragam produk sesuai kebutuhan pelanggan.
“Kami sangat percaya diri masuk ke pasar Indonesia. BYD secara bertahap bakal memperkenalkan seluruh teknologi serta produk yang relevan,” tutur Eagle.
Sebagai informasi, mereka sudah memasarkan tiga model mobil listrik di sini. Mulai dari BYD Seal, Atto 3 sampai Dolphin.
Seluruh model di atas bakal mulai diserahkan ke konsumen secara bertahap pada 30 Juni 2024. Sebab BYD baru saja mengirimkan 1.500 unit mobil listrik dari pabrik di China.
Sementara itu di tempat berbeda, Rizwan Alamsjah, Ketua III Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) menyambut baik kehadiran merek-merek China.
Namun dia menyebut kalau para manufaktur asal Tiongkok wajib menyelesaikan beberapa urusan penting di masa mendatang. Sehingga dapat memberi kenyamanan kepada konsumen.
“Mereka cukup banyak PR (Pekerjaan Rumah), mulai dari membangun jaringan sampai Aftersales harus cepat dipersiapkan,” tutur Rizwan di laman resmi Gaikindo.
Kemudian dia mengungkapkan kalau pemerintah Indonesia juga wajib segera membangun ekosistem mobil listrik. Jadi masyarakat tertarik beralih dari kendaraan konvensional.
“Pekerjaan bagi pemerintah juga cukup banyak, seperti menambah Charging Station dan sebagainya. Kalau tidak cepat dilakukan dapat menimbulkan masalah,” tegas Rizwan.
Terakhir Rizwan menuturkan bakal ada 11 merek mobil China di GIIAS 2024. Sebut saja Chery, GWM (Great Wall Motors), Neta, Wuling, Seres & DFSK, MG (Morris Garage), Baic, BYD, Jaecoo, Jetour sampai GAC Aion.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
27 Juni 2024, 12:00 WIB
26 Juni 2024, 13:00 WIB
26 Juni 2024, 07:00 WIB
25 Juni 2024, 13:00 WIB
25 Juni 2024, 12:00 WIB
Terkini
28 Juni 2024, 17:00 WIB
Produksi Toyota global Mei 2024 masih di bawah dari harapan karena ada tekanan di China dan Indonesia
28 Juni 2024, 16:00 WIB
Setelah mengalami kenaikan di bulan lalu, harga LCGC Juni 2024 terpantau masih stabil buat semua model
28 Juni 2024, 15:00 WIB
Pramac Racing dikabarkan selangkah lagi meninggalkan Ducati guna menjadi tim satelit Yamaha di MotoGP 2025
28 Juni 2024, 14:00 WIB
Naiknya nilai tukar dolar terhadap rupiah mengancam industri otomotif di Indonesia karena menurunkan daya beli
28 Juni 2024, 13:00 WIB
Menurut Dedi aturan pembatasan usia kendaraan di Jakarta bukan jalan keluar guna menangani macet dan polusi
28 Juni 2024, 12:00 WIB
All new Honda Freed meluncur dengan banyak pengembangan termasuk teknologi hybrid sebagai pilihan baru
28 Juni 2024, 11:00 WIB
Suzuki Jimny hybrid akan hadir penuhi regulasi emisi di sejumlah negara, transisi sebelum meluncurkan BEV
28 Juni 2024, 10:00 WIB
Mitsubishi Pajero Sport Elite Limited Edition hadir untuk memberikan konsumen kenyamanan lebih berkelas