Harapan Auto2000 untuk Dongkrak Penjualan Mobil Baru di 2026
08 Desember 2025, 18:00 WIB
Insentif mobil hybrid ternyata masih ditunggu berbagai manufaktur otomotif di Indonesia, termasuk BYD
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Kendaraan elektrifikasi tidak terbatas pada mobil listrik murni saja. Masih ada beberapa teknologi lain seperti hybrid, PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) serta EREV (Extended Range Electric Vehicle).
BYD (Build Your Dreams) di pasar global menyediakan jenis-jenis mobil itu. Tetapi sampai saat ini belum dihadirkan di Indonesia.
Padahal dinilai memiliki potensi dan diklaim dapat membantu mengurangi konsumsi bahan bakar. Karena baterai pada PHEV juga bisa diisi daya layaknya mobil listrik, memanfaatkan infrastruktur EV (Electric Vehicle) yang semakin berkembang sekarang.
Bahkan menurut pihak BYD, kendaraan PHEV serta EREV juga dikategorikan sebagai EV secara global. Manufaktur asal Tiongkok ini juga merupakan salah satu pemain di segmen tersebut.
“Ya kita ikut pengaturan dan pengelolaan dari pemerintah. Kalau memang diperlukan satu transformasi lebih cepat lagi dengan adanya teknologi perantara seperti PHEV kita pasti siap,” kata Luther Panjaitan, Head of PR & Government Relations PT BYD Motor Indonesia di Bekasi belum lama ini.
Luther menegaskan bahwa pihaknya siap menyediakan kendaraan ramah lingkungan sesuai arahan pemerintah. Tidak sekadar mobil listrik berbasis baterai namun juga teknologi hybrid.
Hanya saja ia kembali lagi mengingatkan peran pemerintah jadi faktor penting membantu BYD saat harus memperluas portofolio produk di Tanah Air. Misalnya melalui bantuan insentif mobil hybrid.
Jika dilihat gambarannya harga PHEV memang masih mahal. Ada dua produk ditawarkan ke konsumen dan masih berstatus CBU (Completely Built Up) alias impor utuh yaitu Toyota RAV4 PHEV dan BMW XM, dilego mulai Rp 1 miliar sampai Rp 5 miliar ke atas.
Sehingga relaksasi pajak atau kebijakan pendukung lain dari pihak pemerintah dapat membantu menekan harga jual dan menarik perhatian banyak calon konsumen baru.
Bicara soal produk yang berpeluang masuk Indonesia, Luther masih enggan membeberkan. Ia menegaskan pihaknya masih menunggu ketentuan dari pemerintah.
“Mungkin akan kami tentukan kalau sudah ada regulasi yang mendukung. Karena kalau tidak nanti dia akan diperlakukan seperti produk CBU biasa, itu tidak kompetitif harganya,” tegas dia.
Ia mengungkapkan bahwa kondisi di China saat ini, harga PHEV dan mobil konvensional bermesin bensin sudah sama. Jadi konsumen disebut tidak punya pilihan lagi untuk tidak beralih ke kendaraan ramah lingkungan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
08 Desember 2025, 18:00 WIB
08 Desember 2025, 11:00 WIB
07 Desember 2025, 13:00 WIB
06 Desember 2025, 09:00 WIB
04 Desember 2025, 19:00 WIB
Terkini
08 Desember 2025, 20:00 WIB
Menurut laporan Gaikindo pada Senin (08/12), penjualan mobil baru di bulan lalu berhasil menyentuh 79.310 unit
08 Desember 2025, 19:00 WIB
Keberadaan ETLE dinilai cukup penting bagi Polda Metro Jaya, sebab merekam ribuan pelanggar setiap hari
08 Desember 2025, 18:00 WIB
Auto2000 siap menjalani persaingan penjualan mobil baru tahun depan dengan bermodalkan strategi kuat
08 Desember 2025, 17:00 WIB
Ada beberapa hal yang patut jadi perhatian dalam penanganan untuk mobil yang terkena musibah banjir bandang
08 Desember 2025, 16:00 WIB
Federal Oil menggandeng mitra bengkel SiTepat untuk menggelar program yang melibatkan puluhan bikers
08 Desember 2025, 15:00 WIB
Polda Metro Jaya mengungkap jumlah pelanggaran operasi Zebra 2025 di Jakarta telah mengalami penurunan
08 Desember 2025, 14:00 WIB
Pertamina yang baru saja mengirimkan pasokan BBM ke SPBU Shell Indonesia kini sudah bisa dinikmati konsumen
08 Desember 2025, 13:00 WIB
Toyota masih memimpin sebagai merek mobil terlaris di November 2025 disusul Daihatsu, simak daftar lengkapnya