Ekspansi Pabrik Jadi Siasat BYD Hadapi Tarif Impor EV Uni Eropa
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
Insentif mobil hybrid ternyata masih ditunggu berbagai manufaktur otomotif di Indonesia, termasuk BYD
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Kendaraan elektrifikasi tidak terbatas pada mobil listrik murni saja. Masih ada beberapa teknologi lain seperti hybrid, PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) serta EREV (Extended Range Electric Vehicle).
BYD (Build Your Dreams) di pasar global menyediakan jenis-jenis mobil itu. Tetapi sampai saat ini belum dihadirkan di Indonesia.
Padahal dinilai memiliki potensi dan diklaim dapat membantu mengurangi konsumsi bahan bakar. Karena baterai pada PHEV juga bisa diisi daya layaknya mobil listrik, memanfaatkan infrastruktur EV (Electric Vehicle) yang semakin berkembang sekarang.
Bahkan menurut pihak BYD, kendaraan PHEV serta EREV juga dikategorikan sebagai EV secara global. Manufaktur asal Tiongkok ini juga merupakan salah satu pemain di segmen tersebut.
“Ya kita ikut pengaturan dan pengelolaan dari pemerintah. Kalau memang diperlukan satu transformasi lebih cepat lagi dengan adanya teknologi perantara seperti PHEV kita pasti siap,” kata Luther Panjaitan, Head of PR & Government Relations PT BYD Motor Indonesia di Bekasi belum lama ini.
Luther menegaskan bahwa pihaknya siap menyediakan kendaraan ramah lingkungan sesuai arahan pemerintah. Tidak sekadar mobil listrik berbasis baterai namun juga teknologi hybrid.
Hanya saja ia kembali lagi mengingatkan peran pemerintah jadi faktor penting membantu BYD saat harus memperluas portofolio produk di Tanah Air. Misalnya melalui bantuan insentif mobil hybrid.
Jika dilihat gambarannya harga PHEV memang masih mahal. Ada dua produk ditawarkan ke konsumen dan masih berstatus CBU (Completely Built Up) alias impor utuh yaitu Toyota RAV4 PHEV dan BMW XM, dilego mulai Rp 1 miliar sampai Rp 5 miliar ke atas.
Sehingga relaksasi pajak atau kebijakan pendukung lain dari pihak pemerintah dapat membantu menekan harga jual dan menarik perhatian banyak calon konsumen baru.
Bicara soal produk yang berpeluang masuk Indonesia, Luther masih enggan membeberkan. Ia menegaskan pihaknya masih menunggu ketentuan dari pemerintah.
“Mungkin akan kami tentukan kalau sudah ada regulasi yang mendukung. Karena kalau tidak nanti dia akan diperlakukan seperti produk CBU biasa, itu tidak kompetitif harganya,” tegas dia.
Ia mengungkapkan bahwa kondisi di China saat ini, harga PHEV dan mobil konvensional bermesin bensin sudah sama. Jadi konsumen disebut tidak punya pilihan lagi untuk tidak beralih ke kendaraan ramah lingkungan.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
16 Oktober 2024, 18:00 WIB
16 Oktober 2024, 16:00 WIB
16 Oktober 2024, 08:00 WIB
15 Oktober 2024, 12:00 WIB
Terkini
16 Oktober 2024, 20:00 WIB
Ada dua model produksi Wuling, berikut sejumlah mobil milik Veronica Tan calon menteri Prabowo Subianto
16 Oktober 2024, 19:01 WIB
Pemberlakuan tarif impor EV oleh Uni Eropa membuat BYD lakukan ekspansi lewat pembangunan pabrik di luar China
16 Oktober 2024, 18:00 WIB
Chery menyebut kalau mobil listrik Omoda E5 cukup diminati oleh konsumen, sebab terjual sampai ribuan unit
16 Oktober 2024, 17:00 WIB
Untuk denda tilang Operasi Zebra 2024 yang paling murah adalah Rp 250 ribu dan termahal di angka Rp 1 juta
16 Oktober 2024, 16:00 WIB
Beberapa kasus terjadi Florida, mobil listrik terbakar saat baterainya terpapar air laut sehingga pemilik harus waspada
16 Oktober 2024, 14:00 WIB
Terdapat beberapa pertimbangan ketika Mazda ingin menambah diler baru untuk melayani masyarakat di Indonesia
16 Oktober 2024, 12:03 WIB
Jadi pendatang baru di pasar pikap, Toyota Hilux Rangga disebut memiliki beberapa keunggulan untuk bersaing
16 Oktober 2024, 11:00 WIB
Toyota telah memastikan perawatan Hilux Rangga tetap mudah didapatkan pelanggan di seluruh Indonesia