Mobil Listrik Daihatsu Mulai Tes Jalan, Pakai Basis eMO EV
05 Mei 2025, 17:13 WIB
Bos Toyota ungkap bahwa mobil listrik ternyata lebih kotor dari yang dibayangkan masyarakat selama ini
Oleh Arie Prasetya
KatadataOTO – Sikap bos Toyota yang terus berhati-hati dalam pengembangan mobil listrik atau EV masih terus berlanjut dan menyebutnya lebih kotor dari teknologi ICE.
Akio Toyoda, Chairman of the board Toyota masih pada pendiriannya untuk terus berhati-hati dalam pengembangan EV. Tidak seperti produsen mobil lainnya terutama asal Cina yang berlomba-lomba menuju full elektrifikasi, Ia membuat Toyota masih bertahan buat memperluas jajaran EV-nya sambil mengandalkan teknologi hybrid dan memutakhirkan mesin bakar fosil alias ICE (Internal Combustion Engine).
Seperti kita ketahui bersama Ini bukan retorika baru dari Toyoda. Tahun lalu ia menjadi berita utama karena menyatakan bahkan dalam jangka panjang EV sepenuhnya hanya akan mencapai 30 persen dari penjualan global. Ia juga memperingatkan bahwa peralihan tiba-tiba ke masa depan hanya EV dapat membahayakan 5,5 juta pekerjaan di Jepang.
"Ketika istilah netralitas karbon menjadi populer, kami mengatakan sebagai perusahaan musuh adalah karbon. Kami harus fokus pada apa yang dapat Toyota lakukan segera untuk mengurangi karbon dioksida. Itulah dasar keputusan kami. Itu tidak berubah dan tidak akan berubah." jelas Toyoda baru-baru ini kepada Automotive News.
Toyoda sendiri menerangkan bahwa pada sejarah Toyota, pihaknya telah menjual 27 juta mobil hybrid. Serta memiliki dampak polusi yang sama dengan 9 juta mobil listrik.
"Bayangkan jika kami membuat 9 juta BEV di Jepang, itu sebenarnya akan meningkatkan emisi karbon bukan menguranginya. Itu karena Jepang bergantung pada pembangkit listrik tenaga termal untuk listrik (menggunakan bahan bakar batu bara, minyak, gas alam termasuk nuklir)," ungkap Toyoda.
Dalam ungkapan ini memang tidak ada satu pun data yang Ia tunjukkan. Namun terbesit jelas bahwa Toyoda menunjukkan bahwa EV bukan solusi tepat untuk menekan emisi gas buang.
Atau bisa disebut dampak lingkungan dari produksi EV dan pembangkit listrik untuk mengisi daya memiliki kerumitan perhitungan emisi tersendiri. Belum lagi kondisi infrastruktur saat ini tidak merata di banyak wilayah sehingga mengapa mobil berteknologi hybrid masih paling visible.
Cucu dari founder Toyota terus memegang komitmen yang tegas terhadap strategi multi-energi atau multi-pathway di mana tidak hanya berpaku pada mobil listrik berbasis baterai saja. Mereka tetap memberikan konsumen pilihan pada mobil berteknologi hybrid (HEV), Plug-in Hybrid (PHEV) serta mesin ICE berteknologi rendah emisi seperti Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timming Intelligent (VVT-i), Dual VVT-i dan lainnya.
"Kita harus mempertimbangkan semua opsi dan bekerja ke segala arah. Sebagai sebuah perusahaan, kami sangat konsisten dalam mengatakan bahwa yang kami lawan adalah karbon dioksida," tegas Toyoda.
Jadi baginya ini bukan tentang bertaruh pada satu pemenang, tetapi lebih bagaimana menjaga semua opsi tetap terbuka. Ini dipercaya dapat memenangkan semua pihak baik produsen, konsumen dan juga kelestarian lingkungan.
Terakhir, seperti yang sudah diberitakan sebelumnya bahwa pengembangan EV Toyota sendiri terus berlanjut. Seperti belum lama ini Toyota bZ3X merupakan hasil kerjasama dengan pabrikan Cina Guangzhou Automobile Group (GAC). Kabarnya di sana pemesanannya sudah mencapai 10.000 unit serta dibanderol 104,800 yuan atau sekitar Rp 239,2 juta.
Artikel Terpopuler
Artikel Terkait
05 Mei 2025, 17:13 WIB
05 Mei 2025, 15:00 WIB
04 Mei 2025, 09:00 WIB
04 Mei 2025, 07:19 WIB
03 Mei 2025, 21:00 WIB
Terkini
05 Mei 2025, 18:00 WIB
Setelah mendapatkan ubahan, BAIC targetkan 500 unit X55-II facelift bisa terjual di RI sepanjang 2025
05 Mei 2025, 17:13 WIB
Bakal dijual sebagai Perodua di Malaysia, mobil listrik Daihatsu yang pakai basis eMO EV mulai dites jalan
05 Mei 2025, 16:00 WIB
Suzuki menyiapkan versi terbaru dari Grand Vitara yang berkonfigurasi 7-seater, meluncur di akhir 2025
05 Mei 2025, 15:00 WIB
Wuling EV Van sudah ditawarkan oleh para tenaga penjual dengan harga Rp 300 jutaan dan bisa dipesan Rp 5 juta
05 Mei 2025, 14:00 WIB
Rencana Kemenkeu mengenakan cukai pada motor baru bisa saja diterapkan, namun wajib memperhatikan hal ini
05 Mei 2025, 13:00 WIB
Sirkuit Mandalika untuk pertama kali jadi tempat balap mobil GT World Challenge Asia, banyak tantangannya
05 Mei 2025, 12:00 WIB
Shell dikabarkan bakal beli BP setelah terjadinya penurunan saham dari perusahaan minyak asal Inggris tersebut
05 Mei 2025, 11:00 WIB
Harga-harga motor matic murah mulai dari Honda Beat sampai Vespa LX terpantau stabil di awal Mei 2025