3 Suzuki Ignis Bekas Lansiran 2022, TDP Mulai Rp 7 Jutaan
30 Agustus 2025, 11:00 WIB
Meskipun populasi mobil Cina terus menggeliat di Indonesia, namun di pasar mobkas kondisinya berbeda
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Mobil Cina mulai mencatatkan tren penjualan positif di Indonesia, khususnya lini elektrifikasi baik mobil listrik murni maupun hybrid.
Hanya saja masih ada satu hal jadi kekhawatiran di kalangan konsumen, salah satunya adalah resale value atau harga jual kembali.
Harga mobil Cina kondisi baru saat ini bervariasi dan semakin kompetitif. Seiring berjalannya waktu, pabrikan terus berlomba menghadirkan produk baru tetapi banderolnya lebih rendah.
Di satu sisi, hal ini menguntungkan konsumen karena dana yang dikeluarkan lebih sedikit.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat kelas menengah, tentu jadi salah satu angin segar.
Namun menurut penjual (mobkas) mobil bekas, ini membuat unit seken asal Tiongkok sulit dijual kembali dengan harga bersaing.
“Untuk mobil Cina saya tidak berani stok, karena penurunan harganya parah,” kata Andi, pemilik showroom Jordy Mobil di MGK Kemayoran saat dihubungi KatadataOTO belum lama ini.
Padahal umur kendaraan yang dijual bervariasi. Tetapi tidak semua merek bisa ditawarkan kembali dengan banderol tinggi.
Berbagai faktor jadi penyebab. Misalnya ketakutan calon konsumen akan ketersediaan suku cadang dan persebaran diler belum merata layaknya merek Jepang.
“Pedagang (mobkas) beli (unit asal Cina) di bawah Rp 200 juta. Turunnya bisa 30 persen sampai 40 persen,” ungkap Andi.
Mobil produksi Jepang tampaknya masih jadi primadona di pasar mobkas. Sebab jaringan diler resminya lebih banyak, sehingga konsumen tak perlu repot apabila ingin melakukan servis berkala.
Andi menilai pada akhirnya fenomena pabrikan Cina meluncurkan mobil dengan harga rendah bakal berdampak pada banderol unit ketika dijual kembali.
“Harga (mobil Cina) bekas pasti terpengaruh,” tegas Andi.
Dengan banderol rendah sekalipun, Andi mengungkapkan penjualan mobkas tengah mengalami penurunan akibat kondisi ekonomi tidak menentu.
“Karena situasi sekarang, paling yang beli mobil itu yang butuh saja,” kata Andi menutup perkataannya.
Di sisi lain, manufaktur Cina seperti Chery pernah menerapkan program resale value guarantee guna menjamin harga unit seken mereka saat akan dijual kembali.
Hal itu diharapkan dapat membantu meyakinkan konsumen untuk membeli lini kendaraan Chery.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
30 Agustus 2025, 11:00 WIB
27 Agustus 2025, 21:16 WIB
23 Agustus 2025, 11:00 WIB
20 Agustus 2025, 17:00 WIB
13 Agustus 2025, 12:00 WIB
Terkini
03 September 2025, 08:00 WIB
Suzuki eVitara mulai diekspor ke beberapa negara eropa dan selanjutnya akan terus berkembang ke wilayah lain
03 September 2025, 07:00 WIB
Sebuah Lamborghini Huracan Evo yang hilang selama dua tahun berhasil ditemukan dengan bantuan ChatGPT
03 September 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 3 September 2025 masih dikawal ketat petugas karena ada demo dari sejumlah elemen masyarakat
03 September 2025, 06:00 WIB
Masyarakat bisa menuju ke Ubertos untuk menemukan salah satu SIM keliling Bandung yang beroperasi hari ini
03 September 2025, 06:00 WIB
SIM keliling Jakarta dapat menjadi alternatif kantor Satpas bagi masyarakat untuk melakukan perpanjangan SIM
02 September 2025, 20:00 WIB
Kuota impor diyakini jadi penyebab langkanya stok BBM di sejumlah SPBU swasta, Shell disebut minta penambahan
02 September 2025, 19:00 WIB
Ketika ingin mengemudikan rantis Brimob, pihak kepolisian tidak boleh asal agar tidak menimbulkan korban
02 September 2025, 18:00 WIB
Kehadiran mobil listrik Cina membuat para produsen kendaraan roda empat di Jerman tak mampu bertahan