Gaikindo Tegaskan Pentingnya Jaga Pertumbuhan Mobil ICE di Era EV
30 Januari 2025, 10:00 WIB
Kebanyakan konsumen memilih untuk beli mobil listrik secara tunai ketimbang kredit, begini alasannya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Diler resmi Hyundai Gowa mengungkapkan saat ini kebanyakan pembeli mobil listrik atau EV (Electric Vehicle) melakukan pembelian tunai.
Perlu diketahui, Hyundai menawarkan beberapa model mobil listrik kepada konsumen. Mulai dari Ioniq 5, Ioniq 6, Kona EV dan Kona EV N Line dengan banderol mulai dari Rp 400 jutaan.
“Kalau mobil listrik ke atas itu lebih banyak (membeli secara) cash. Karena segmennya memang middle-up (menengah ke atas),” kata Ferry, Chief Operating Officer Hyundai Gowa saat ditemui di Cikarang, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Menurut dia secara kasar persentasenya adalah 60 persen tunai sementara 40 persen lainnya kredit atau angsuran.
Dia mengungkapkan, kebanyakan pembeli mobil listrik bukanlah first car buyer. Melainkan pembeli mobil kedua, ketiga atau pengganti model yang telah dimiliki sebelumnya.
“Orang yang baru punya mobil lalu langsung membeli EV, itu ada tetapi jarang sekali. Jadi rata-rata kenapa tunai, karena sudah punya mobil pertama,” tegas Ferry.
Umumnya konsumen yang dimaksud menggunakan kendaraannya buat mobilitas di area tertentu saja seperti perkotaan. Sedangkan untuk perjalanan jarak jauh masih cenderung memanfaatkan mobil bermesin bensin.
“Kalau keluar kota, bapak ini (konsumen) cerita mau keliling Jawa. Sudah pasti disimpan EV-nya, karena susah cari SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum,” jelas dia.
Apabila bicara keseluruhan, dia menegaskan pasar otomotif saat ini masih dibentuk oleh para konsumen yang melakukan pembelian kendaraan secara kredit.
Sebagai informasi, pembelian kredit masih jadi andalan banyak konsumen tanah air. Di Januari 2025, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan dan diklaim dapat berimbas positif buat pembiayaan mobil baru.
Dalam kesempatan sama Ferry menjelaskan bahwa ada peluang penjualan mereka di tanah air semakin meningkat karena kreditnya ringan.
Turunnya BI Rate juga dinilai dapat membantu mengatasi melemahnya daya beli masyarakat karena sejumlah faktor seperti kenaikan PPN (pajak pertambahan nilai) dari 11 persen menjadi 12 persen.
“Di data kita rata-rata (tenor) tiga sampai lima tahun. Kalau satu sampai tiga tahun itu relatif kecil,” tegas dia.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
30 Januari 2025, 10:00 WIB
29 Januari 2025, 10:00 WIB
29 Januari 2025, 07:08 WIB
27 Januari 2025, 17:00 WIB
27 Januari 2025, 14:00 WIB
Terkini
30 Januari 2025, 12:00 WIB
Menurut APPI ada sejumlah dokumen harus dibawa debt collector ketika menarik kendaraan akibat kredit macet
30 Januari 2025, 11:00 WIB
Renault bakal temui Nissan terkait merger dengan Honda dan meminta untuk meningkatkan nilai saham dari sebelumnya
30 Januari 2025, 10:00 WIB
Gaikindo menegaskan transisi menuju era elektrifikasi perlu tetap memperhatikan pertumbuhan mobil ICE
30 Januari 2025, 09:00 WIB
Terdapat beberapa kerusakan yang mengintai sepeda motor Anda jika dipaksa melewati atau menerobos banjir
30 Januari 2025, 08:00 WIB
Presiden AS Donald Trump mencabut sejumlah kebijakan administrasi Biden terkait EV, bakal berdampak ke RI
30 Januari 2025, 07:00 WIB
Transjakarta ubah sejumlah rute perjalanan akibat pembangunan LRT fase 1 B rute Velodrome - Manggarai
30 Januari 2025, 06:00 WIB
Jelang akhir Januari, fasilitas SIM keliling Bandung bisa dimanfaatkan buat perpanjangan masa berlaku SIM
30 Januari 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta 30 Januari 2025 kembali digelar di sejumlah lokasi strategis sehingga masyarakat harus waspada