10 Merek Mobil Terlaris di RI Maret 2025, Denza Salip Wuling
17 April 2025, 18:00 WIB
Kebanyakan konsumen memilih untuk beli mobil listrik secara tunai ketimbang kredit, begini alasannya
Oleh Serafina Ophelia
KatadataOTO – Diler resmi Hyundai Gowa mengungkapkan saat ini kebanyakan pembeli mobil listrik atau EV (Electric Vehicle) melakukan pembelian tunai.
Perlu diketahui, Hyundai menawarkan beberapa model mobil listrik kepada konsumen. Mulai dari Ioniq 5, Ioniq 6, Kona EV dan Kona EV N Line dengan banderol mulai dari Rp 400 jutaan.
“Kalau mobil listrik ke atas itu lebih banyak (membeli secara) cash. Karena segmennya memang middle-up (menengah ke atas),” kata Ferry, Chief Operating Officer Hyundai Gowa saat ditemui di Cikarang, Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Menurut dia secara kasar persentasenya adalah 60 persen tunai sementara 40 persen lainnya kredit atau angsuran.
Dia mengungkapkan, kebanyakan pembeli mobil listrik bukanlah first car buyer. Melainkan pembeli mobil kedua, ketiga atau pengganti model yang telah dimiliki sebelumnya.
“Orang yang baru punya mobil lalu langsung membeli EV, itu ada tetapi jarang sekali. Jadi rata-rata kenapa tunai, karena sudah punya mobil pertama,” tegas Ferry.
Umumnya konsumen yang dimaksud menggunakan kendaraannya buat mobilitas di area tertentu saja seperti perkotaan. Sedangkan untuk perjalanan jarak jauh masih cenderung memanfaatkan mobil bermesin bensin.
“Kalau keluar kota, bapak ini (konsumen) cerita mau keliling Jawa. Sudah pasti disimpan EV-nya, karena susah cari SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum,” jelas dia.
Apabila bicara keseluruhan, dia menegaskan pasar otomotif saat ini masih dibentuk oleh para konsumen yang melakukan pembelian kendaraan secara kredit.
Sebagai informasi, pembelian kredit masih jadi andalan banyak konsumen tanah air. Di Januari 2025, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan dan diklaim dapat berimbas positif buat pembiayaan mobil baru.
Dalam kesempatan sama Ferry menjelaskan bahwa ada peluang penjualan mereka di tanah air semakin meningkat karena kreditnya ringan.
Turunnya BI Rate juga dinilai dapat membantu mengatasi melemahnya daya beli masyarakat karena sejumlah faktor seperti kenaikan PPN (pajak pertambahan nilai) dari 11 persen menjadi 12 persen.
“Di data kita rata-rata (tenor) tiga sampai lima tahun. Kalau satu sampai tiga tahun itu relatif kecil,” tegas dia.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
17 April 2025, 18:00 WIB
17 April 2025, 14:00 WIB
17 April 2025, 12:00 WIB
16 April 2025, 20:00 WIB
16 April 2025, 14:13 WIB
Terkini
18 April 2025, 19:57 WIB
Pabrikan Jepang perlu mulai memperhatikan banjirnya merek mobil China di RI yang mulai diminati masyarakat
18 April 2025, 14:56 WIB
Kepolisian bakal menerapkan rekayasa lalu lintas ganjil genap Puncak Bogor dan one way di akhir pekan ini
18 April 2025, 10:00 WIB
Jeep Indonesia coba merespon mengenai dampak dari penerapan tarif impor Amerika Serikat oleh Donald Trump
18 April 2025, 07:00 WIB
Merek EV China semakin banyak di Indonesia termasuk di segmen premium, Volvo ungkap ada sisi positifnya
18 April 2025, 06:00 WIB
Ganjil genap Jakarta Jumat (18/04) ditiadakan karena bertepatan dengan libur peringatan wafal Isa Almasih
17 April 2025, 23:10 WIB
Polda Metro Jaya bakal melakukan evaluasi program ETLE karena menilang ambulans yang sedang melaksanakan tugas
17 April 2025, 22:11 WIB
Menurut Bartolini, Yamaha sudah memulai pengujian mesin V4 untuk digunakan di motor balap Quartararo dan Rins
17 April 2025, 21:00 WIB
Penjualan Honda Maret 2025 naik dibandingkan bulan sebelumnya dan Brio masih menjadi model paling laris