Ganjil Genap Puncak 22 November 2024
22 November 2024, 10:00 WIB
Pembuatan kereta gantung puncak dipercaya menjadi solusi urai kemacetan dan tentu memiliki beragam tantangan
Oleh Dian Tami Kosasih
TRENOTO – Menjadi destinasi wisata favorit, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus mencari cara mengatasi kemacetan di wilayah Puncak, Jawa barat. Salah satu yang tengah menjadi sorotan adalah pembangunan kereta gantung Puncak.
Melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), kajian awal pembangunan telah dilakukan. Hasilnya, biaya yang sangat besar menjadi tantangan apabila pemerintah menggunakan opsi ini.
"Karena bentuk kajian awal ini adalah Outline Business Case maka sudah muncul perhitungan awal kemungkinan proyek dapat melibatkan investasi swasta dengan skema KPBU," kata Jumardi, Direktur Prasarana BPTJ dalam keterangan resminya, Minggu (20/3/2022).
BPTJ dalam kajiannya juga menyebut bahwa pembangunan moda transportasi berbasis rel di kawasan Puncak akan menggunakan kombinasi Kereta AGT dan Kereta Gantung. Biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp7.31 triliun.
Jumlah tersebut meliputi beberapa komponen mulai dari pembangunan Kereta AGT sebesar Rp6.32 triliun dan Kereta Gantung Rp 1 triliun. Biaya tambahan Rp693 miliar juga harus dikeluarkan untuk pembebasan lahan.
Selain biaya pembangunan, Jumardi menegaskan kajian yang dilakukan pihaknya juga menghitung biaya operasional pendapatan utama dan pendapatan tambahan. Termasuk kelayakan ekonomi keuangan maupun nilai value for money.
Hasilnya, investasi dengan pihak swasta melalui Badan Usaha (KPBU) menjadi jalan paling memungkinkan. Dukungan dari Pemerintah pun tetap dibutuhkan terutama dalam hal pembebasan tanah, penyediaan tambahan prasarana pendukung, subsidi tarif hingga jaminan terhadap risiko terminasi perjanjian.
"Hasil kajian ini sudah kami sosialisasikan pekan kemarin kepada segenap stakeholder baik kelembagaan pemerintah pusat maupun daerah yang berkaitan dengan penanganan permasalahan Kawasan Puncak," jelasnya.
Dari titik ini kelanjutan opsi pembangunan transportasi massal berbasis rel di Puncak masih membutuhkan pendalaman lebih panjang, terlebih dari sisi Pemerintah Pusat maupun Daerah. Aspek yang perlu perhatian selain besarnya kebutuhan pembiayaan dan penanganan adalah dampak sosial juga koordinasi antar kelembagaan.
"Saya kira pembangunan transportasi massal berbasis rel hanya salah satu jenis pendekatan yang mungkin dilakukan. Untuk mengatasi masalah kemacetan Kawasan Puncak tetap perlu dikembangkan berbagai pendekatan lain," tutup Jumardi.
Artikel Terpopuler
1
2
3
4
5
Artikel Terkait
22 November 2024, 10:00 WIB
20 November 2024, 21:00 WIB
25 Oktober 2024, 12:00 WIB
18 Oktober 2024, 11:00 WIB
11 Oktober 2024, 11:00 WIB
Terkini
22 November 2024, 23:00 WIB
Mazda tawarkan promo menarik di GJAW 2024 termasuk bunga 0 persen untuk seluruh model yang mereka miliki
22 November 2024, 22:00 WIB
Isi lini MPV listrik premium di RI, Maxus merilis dua model baru dengan harga mulai dari Rp 788 jutaan
22 November 2024, 21:00 WIB
Toyota berkolaborasi dengan Pertamaina dan Trac buat melakukan uji coba bahan bakar jenis bioetanol E10
22 November 2024, 20:00 WIB
Mitsubishi XForce Ultimate DS resmi meluncur dalam pameran GJAW 2024 dengan dilengkapi fitur kekinian
22 November 2024, 19:00 WIB
Calon rival baru Chery Omoda E5, Kia EV3 diperkenalkan kepada pengunjung lewat pameran otomotif GJAW 2024
22 November 2024, 19:00 WIB
Aion V tampil di GJAW 2024 dengan menawarkan beragam keunggulan termasuk banderol yang menarik yaitu Rp 499 juta
22 November 2024, 18:00 WIB
Suzuki Jimny 5 Pintu White Rhino Edition akhirnya meluncur di ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW 2024)
22 November 2024, 17:00 WIB
Mobil listrik Aletra L8 hadir di pameran GJAW 2024 mengisi segmen MPV, jadi salah satu pesaing baru BYD M6